Banyuwangi (beritajatim.com) – Memasuki musim kemarau, Pemkab Banyuwangi terus melakukan langkah-langkah antisipatif mencegah terjadinya kekeringan. Salah satunya, rutin melakukan kegiatan gelontor waled atau pengeringan dan pembersihan endapan di semua DAM, embung dan bendung.
Kegiatan pembersihan pada semua DAM, embung, hingga bendung tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan kapasitas tampungan air.
“Kami terus mengupayakan kebutuhan air irigasi tetap aman selama musim kemarau nanti. Sehingga produksi pangan tetap terjaga karena petani tetap bisa tanam dan panen,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Sekretaris Dinas PU Pengairan Riza Al Fahrobi menjelaskan, sejak April beberapa wilayah di Banyuwangi telah memasuki musim kemarau. Oleh sebab itu pihaknya, telah melakukan pembersihan semua DAM, embung dan bendung dari sedimentasi agar daya tampungnya bisa lebih optimal.
“Ini kegiatan rutin yang kami kerjakan gotong royong bersama himpunan petani pemakai air (HIPPA),” terang Riza.
Riza mengungkapkan, saat ini di Banyuwangi terdapat 390 daerah irigasi untuk mengairi lahan seluas 62.000 hektare se-Banyuwangi.
“Sesuai rencana tata tanam global, InshaAllah Banyuwangi masih aman. Suplai air yang kita miliki masih mencukupi untuk mengcover luasan baku sawah yang ada,” pungkasnya.
Sebelumnya Bupati Ipuk telah meninjau Waduk Bajulmati di Kecamatan Wongsorejo untuk memastikan ketersediaan air irigasi tetap aman. Diperkirakan, selama musim kemarau ini waduk Bajulmatj mampu memenuhi sekitar 1.800 hektar lahan pertanian di Wongsorejo. [tar/ian]
