Jakarta –
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono mencatat tonggak baru dalam layanan bedah saraf Indonesia.
Dalam kurun waktu kurang dari dua tahun, rumah sakit rujukan nasional ini telah melakukan 100 tindakan cerebral bypass, jumlah terbanyak di Indonesia dan salah satu yang tertinggi di Asia Tenggara.
Lonjakan angka ini dinilai mencerminkan tingginya kebutuhan penanganan penyakit serebrovaskular kompleks seperti moyamoya, aneurisma kompleks, dan beberapa stroke iskemik yang memerlukan suplai darah tambahan ke otak.
RS PON melaporkan bahwa melalui pendampingan klinis dan penguatan jejaring, sembilan provinsi kini sudah mampu melakukan cerebral bypass mandiri.
Direktur RS PON, dr Adin Nulkhasanah, SpS, MARS, menjelaskan bahwa pengembangan layanan tidak hanya bertumpu pada kemampuan operator, tetapi juga pada pembangunan sistem layanan dan standardisasi antar fasilitas.
“Yang diperkuat bukan hanya operasinya, tapi sistem layanan di rumah sakit pengampu maupun yang diampu agar praktiknya berkelanjutan,” kata dr Adin.
Didampingi Ahli Bypass Dunia dari Jepang
Dalam memperluas kapasitas nasional, RS PON menggandeng Far East Neurosurgical Institute yang dipimpin Prof. Rokuya Tanikawa, salah satu ahli bypass serebrovaskular paling berpengalaman di dunia.
Kolaborasi mencakup pelatihan lanjutan, pendampingan kasus kompleks, hingga standarisasi protokol operasi. Kerja sama ini memperkuat posisi Indonesia dalam jejaring layanan serebrovaskular Asia Tenggara.
Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes, dr. Azhar Jaya, SH, SKM, MARS, menyebut bahwa transformasi layanan stroke kini menyentuh hingga fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Menurutnya, pemerintah menargetkan lebih banyak rumah sakit kabupaten/kota mencapai tahapan madya, termasuk melalui penambahan cathlab untuk mempercepat diagnosis stroke.
“Deteksi dini harus dilakukan lebih cepat agar penanganan bisa diberikan dalam golden time kurang dari empat jam,” ujarnya.
(kna/kna)
