Malang (beritajatim.com) – Satuan Reserse Kriminal Polres Malang menjerat Samidi (55), warga Desa Ganjaran, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, dengan pasal 340 KUHP.
Samidi diduga sudah merencanakan aksi pembunuhan yang menewaskan Khusairi (66), tetangganya sendiri dengan sabetan celurit disekujur tubuhnya pada Rabu (18/10/2023) malam.
“Pelaku sudah merencanakan pembunuhan sebelumnya. Karena dendam sudah lama. Pelaku kita jerat pasal 340 KUHP,” ungkap Wakapolres Malang Kompol Wisnu Kuncoro, Jumat (20/10/2023) siang.
Bunyi dalam Pasal 340 KUHP yakni barangsiapa sengaja dan dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun penjara.
Aksi tersebut dilakukan pelaku karena menuding istri daripada tersangka, meninggal dunia karena ilmu teluh yang dilakukan korban. “Hasil penyidikan kami tersangka ini beralibi dendam dengan korban karena istrinya tahun 2015 lalu, meninggal dunia karena disantet pelaku. Namun tuduhan itu tidak terbukti. Karena korban selama ini dikenal sebagai ketua RT dan juga ustadz di kampungnya,” tegas Wisnu.
Wisnu mengatakan, pada saat kejadian, tersangka Samidi sudah menunggu keberadaan korban. Pelaku kemudian membacok korban. Namun korban sempat kabur karena celurit yang digunakan tersangka, tidak terlalu tajam.
“Ketika di TKP pertama terjadi pembacokan, korban masih bisa lari. Karena celurit tidak tajam, pelaku kemudian pulang ke rumah mengambil celurit lagi yang lebih tajam. Lalu mengejar korban hingga meninggal dunia di TKP kedua,” ujar Wisnu.
Korban tewas dilokasi kejadian, disebuah jalan tak jauh dari rumahnya dengan sabetan celurit disekujur tubuhnya. “Hasil medis diketahui korban mengalami luka parah akibat sabetan celurit mulai dari bagian wajah, tangan, punggung, perut dan juga kaki,” pungkas Wisnu. (yog/kun)
BACA JUGA: Komitmen Wahyu Hidayat untuk Perkuat Ekonomi Kreatif Kota Malang