Jakarta, CNN Indonesia — Beredar video pernyataan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir mengatakan jika pemimpin tertinggi NU bukan Rais Aam, melainkan kiai langitan yang tak ada dalam struktur NU.
“Banyak yang menduga pemimpin NU itu adalah Rais Aam, tapi sesungguhnya pemimpin NU yang tertinggi itu adalah kiai langitan, yang tidak ada di struktur NU sebetulnya. Nah, yang ini tidak bisa kita lupakan disimbolkan oleh kehadiran Syaichona Kholil Bangkalan,” kata Gus Nadir dalam video yang beredar.
Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi membantah pernyataan Gus Nadir. Ia menegaskan jika Rais Aam tetap pemimpin tertinggi NU di atas semua kiai-kiai lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Rais Aam adalah pemimpin tertinggi dan ketua umum yang sebenarnya dalam tradisi NU, sedangkan Ketum Tanfidziyah adalah pelaksana ibarat kiai pengasuh pesantren dengan lurah di pondok pesantren,” kata Gus Fahrur kepada CNNIndonesia.com, Selasa (30/1).
Gus Fahrur menjelaskan secara aturan sudah seharusnya semua warga NU, termasuk Ketum dan jajaran Tanfidziyah PBNU selaku pelaksana wajib taat kepada titah Rais Aam.
Ia merinci di dalam Anggaran Dasar (AD) NU diatur jika Syuriyah adalah pemimpin tertinggi NU dan mengendalikan kebijakan umum organisasi.
“Kaum Nahdliyin sangat patuh dan mendengar saran nasehat Rais Aam termasuk dalam pemilu Pilpres,” kata dia.
(rzr/isn)
[Gambas:Video CNN]