PAM Jaya Targetkan Kebocoran Air Turun Jadi 30% di 2030

27 February 2024, 17:35

Ilustrasi warga menggunakan air(Antara)

PERUMDA PAM Jaya menargetkan tingkat kebocoran air atau ‘Non Revenue Water’ (NRW) akan turun hingga ke angka 30% pada 2030. Saat ini tingkat NRW berada di angka 46%. Sementara itu, pada 2030, PAM Jaya juga menargetkan terbangunnya jaringan pipa air bersih ke 100% wilayah Jakarta.

Direktur Utama PAM Jaya Arif Nasrudin mengatakan, penyebab tingkat kebocoran tinggi adalah usia tua pipa-pipa dj Jakarta. Ia menjelaskan, masih banyak pipa-pipa di Jakarta yang berusia satu abad. Perlu investasi yang sangat besar dengan proses perbaikan yang cukup lama serta dapat berdampak luas pada aktivitas masyarakat guna memperbaiki pipa-pipa tersebut.

Untuk itu, upaya yang dilakukan antara lain dengan fokus menangani kebocoran per wilayah. Misalnya tahun ini, PAM Jaya akan fokus memperbaiki pipa di enam wilayah yang memiliki tingkat kebocoran besar seperti di Asem Baris, Kampung Melayu, Abdul Wahab, Kebon Jeruk, Pulomas, dan Duren Sawit.
Baca juga : PAM Jaya Rugi Rp2,5 Triliun Gara-Gara Air Bocor Sampai 46%

“Di Kampung Melayu misalnya itu bisa 79% NRW-nya. Besar sekali. Tapi kalau enam wilayah ini beres, kontribusinya mungkin 1% untuk keseluruhan total se-Jakarta. Makanya kami beralih bertahap menangani secara ‘bottom up’,” ujarnya dalam diskusi di Balai Kota, Selasa (27/2).

Pada wilayah yang belum dilakukan perbaikan pipa, upaya yang dilakukan untuk mengurangi NRW adalah membangun reservoir komunal. NRW terjadi karena penggunaan air tanah yang minim. Minimnya penggunaan air pipa tersebut akan membuat tekanan pada pipa membesar. Pipa yang berusia tua tak mampu menampung tekanan sehingga air pun bocor.

“Nah, untuk mengurangi, kita tampung dulu di reservoir komunal. Kita sudah ada 13 reservoir komunal. Nanti akan ada sembilan lagi yang besar,” jelasnya. Baca juga : Air Minum Biru Tawarkan Akses Air Minum Berkualitas dengan Harga Terjangkau 

Arif pun optimistis dengan berbagai upaya yang dilakukan target tersebut akan tercapai. Jakarta pun menurutnya mampu lebih cepat dan progresif dalam menurunkan NRW dan memperluas layanan pipa air bersih dengan adanya Perda Pengelolaan Air dan SK Gubernur tentang Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) yang ditargetkan disahkan tahun ini.

“Filipina mampu menurunkan hingga ke 20% tapi dalam waktu 30 tahun. Saya optimistis akan lebih cepat,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kasub Perencanaan Air Bersih Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Elisabeth Tarigan menyebutkan faktor NRW di DKI masih tinggi karena masyarakat yang enggan melaporkan kebocoran yang terjadi di sambungan di rumahnya. Hal itu dapat terjadi karena murahnya tarif air di Jakarta bahkan terendah bila dibandingkan dengan tarif air di Jabodetabek. Baca juga : CitraGarden Bintaro Gandeng PERSERODA PITS Sediakan Layanan Air Minum Berkualitas

Tarif air di Jakarta untuk rumah tangga adalah Rp3.550/meter kubik. Artinya warga hanya perlu mengeluarkan Rp3,5 untuk tiap liter air.

“Mereka merasa kami mampu kok. Padahal ini bukan soal mampu. Tapi jika ada kebocoran kecil-kecil di titik ini, berarti ada titik lain yang airnya tidak sampai. Jadi di sini harus ada prinsip keadilan,” tutupnya. (Z-8)

 

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi