Pabrik Terintegrasi Tambang Nikel Cs RI Gak Nambah Sejak 2020 lho..

16 January 2024, 19:50

Jakarta, CNBC Indonesia – Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sejak tahun 2020 belum ada penambahan smelter atau fasilitas pemurnian dan pemrosesan mineral terintegrasi tambang baru yang beroperasi di Indonesia.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM yang dipaparkan Plt. Dirjen Minerba Bambang Suswantono, jumlah smelter yang beroperasi hingga 2023 masih sama seperti 2020, yakni berjumlah 5 smelter.
Bahkan, jumlah smelter yang beroperasi pada 2023 ini meleset dari target yang ditetapkan sebanyak 7 smelter beroperasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Perkembangan pembangunan fasilitas pemurnian mineral sampai dengan 2023 tercapai 5 unit, target ditetapkan 7 unit smelter terintegrasi,” ungkap Bambang dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja 2023 dan Program Kerja 2024 Ditjen Minerba, Selasa (16/1/2024).
Adapun realisasi smelter terintegrasi tambang yang beroperasi pada 2020-2023 ini hanya meningkat 1 dari 2019 yang terdapat 4 smelter, dan 3 smelter pada 2018. Ini merupakan proyek smelter yang terintegrasi dengan penambangan atau di bawah Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang dikeluarkan Kementerian ESDM, bukan Izin Usaha Industri (IUI) yang merupakan kewenangan Kementerian Perindustrian.
Adapun rincian kemajuan 7 pembangunan pemurnian mineral di Indonesia berdasarkan catatan Ditjen Minerba Kementerian ESDM, sebagai berikut:
– PT Aneka Tambang sudah 100% lokasi di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara sudah terbangun dan produksi sejak 1976 dan 2007 ekspansinya.
– PT Vale Indonesia di Sulawesi Selatan, Kontrak Karya nikel matte terbangun berperasi 1978 dan 2011 ekspansinya.
– PT Wanatiara Persada 100% di Maluku Utara terbangun operasi Fero Nikel 2019.
– PT Fajar Bhakti Lintas Nusantara terbangun 100% merupakan smelter nikel pig iron atau NPI di Maluku Utara terbangun sejak 2015 namun saat ini berhenti beroperasi tingginya biaya produksi atau bahan baku kokas.
– PT Weda Bay Nickel di Maluku Utara 100% beroperasi sejak 2020.
Dengan begitu, pasca tahun 2020 belum ada smelter mineral yang beroperasi hingga saat ini. Yang mana terdapat dua proyek smelter yang saat ini tengah dibangun, antara lain:
– PT Antam (proyek P3FH) ini 99,9% di Maluku Utara saat ini lelang pembangunan pembangkit listrik.
– PT Sebuku Iron Lateric Ores atau PT SILO 90,24% lokasi Kalimantan Selatan dan merupakan smelter besi menghasilkan sponge fero alloy.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Menteri ESDM Ungkap Umur Nikel RI 15 Tahun!

(wia)

Partai

Institusi

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi