Organisasi: PSHT

  • Warga PSHT Blitar Meninggal Seketika, Motor Tabrak Pagar Rumah

    Warga PSHT Blitar Meninggal Seketika, Motor Tabrak Pagar Rumah

    Blitar (beritajatim.com) – Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) berduka usai 2 warganya meninggal dunia akibat kecelakaan di jalan umum Kalipang Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. Keduanya adalah MP dan YRP warga Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar.

    Menurut Kasi Humas Polres Blitar, Ipda Putut Siswahyudi keduanya meninggal dunia usai sepeda motor yang dikendarainya menabrak pagar rumah warga. Kedua warga PSHT itu pun meninggal dunia di lokasi kejadian.

    “Jadi korban pulang dari latihan PSHT, namun tidak terkait rombongan arak-arakan,” ucap Ipda Putut, Senin (10/02/2025).

    Kecelakaan ini terjadi pada Minggu (9/02/2025) malam. Awalnya kedua korban ini pulang dari tempat latihan PSHT.

    Warga PSHT meninggal di Blitar. (foto : Winanto/beritajatim.com)

    Mereka mengendarai sepeda motor dengan berboncengan 3. Kemudian sepeda motor yang ditumpangi ketiganya oleng saat hendak menyalip kendaraan di depannya.

    “Saat hendak menyalip kendaraan para korban ini selip hingga akhirnya menabrak pagar rumah warga. Ini laka tunggal,” tegasnya.

    Akibat kejadian itu, dua orang meninggal dunia sementara satu warga PSHT lainnya mengalami luka ringan. Kedua korban meninggal pun langsung dibawa ke RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar.

    Sementara satu korban luka ringan juga dilarikan polisi ke RSUD Mardi Waluyo Blitar. Kasus kecelakaan ini pun kini ditangani oleh Satlantas Polres Blitar Kota.

    “Kami juga koordinasi dengan jasa raharja untuk membantu proses santunan kepada para korban,” tegasnya. (owi/but)

  • Antisipasi Tawuran Antar Oknum Pesilat, Ini yang Dilakukan Polisi Gresik

    Antisipasi Tawuran Antar Oknum Pesilat, Ini yang Dilakukan Polisi Gresik

    Gresik (beritajatim.com) – Aparat Kepolisian di Gresik khususnya di wilayah Manyar punya cara sendiri meredam aksi tawuran antar oknum pesilat. Salah satu yang dilakukan menggelar diskusi serta pertemuan di wilayah setempat.

    Kapolsek Manyar, AKP Dante Anan Irawanto mengatakan, dirinya berpesan agar seluruh elemen masyarakat, termasuk perguruan silat, dapat berperan aktif dalam menjaga keamanan dan kondusivitas.

    “Saya mengimbau kepada rekan-rekan dari perguruan silat, mari bersama-sama menjaga marwah organisasi dan Kabupaten Gresik yang aman dan kondusif,” katanya, Jumat (7/2/2025).

    Perwira pertama Polri ini menambahkan, dirinya mengapresiasi
    kepada para pesilat di Kecamatan Manyar, yang telah berpartisipasi dalam menjaga keamanan pada malam pergantian tahun 2025.

    “Harapan kami untuk dulur-dulur Manyar tetap menjaga komunikasi dan koordinasi. Kami butuh masukan dalam harkamtibmas, terutama untuk mengantisipasi maraknya curanmor,” imbuhnya.

    Sementara itu, Agus salah satu pesilat asal PSHT Manyar menyatakan perguruannya berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan kepolisian dalam setiap kegiatan.

    “Kalau bisa patroli diintensifkan
    untuk meningkatkan keamanan, dan ketertiban,” paparnya.

    Hal senada juga disampaikan oleh Makruf dari Pagar Nusa Manyar, pihaknya memberikan apresiasi atas upaya Polsek Manyar dalam merangkul seluruh perguruan silat dan menciptakan kebersamaan yang harmonis.

    “Beberapa perwakilan perguruan lainnya juga mengapresiasi tindakan aparat kepolisian dalam penegakan pencegahan tindak pidana,” pungkasnya. dny

  • Profil Siti Aisyah, Anggota DPR yang Kritik Menteri Pigai: Apa yang Sebenarnya Bapak Kerjakan? – Halaman all

    Profil Siti Aisyah, Anggota DPR yang Kritik Menteri Pigai: Apa yang Sebenarnya Bapak Kerjakan? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Profil Siti Aisyah, Anggota Komisi XIII DPR RI Fraksi PDIP yang cecar kinerja Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai.

    Siti Aisyah blak-blakan menyebut Menteri Pigai tak memiliki gebrakan apa-apa dalam rapat kerja, Rabu (5/2/2025).

    Siti Aisyah mengaku kecewa lantaran harapan besar terhadap Pigai sebagai pegiat HAM justru ciut saat menjadi Menteri HAM.

    “Ketika Bapak dipilih sebagai Menteri HAM, sebenarnya saya pribadi punya harapan besar karena Bapak adalah pemerhati HAM dan bergerak di sana. Tetapi, setelah 105 hari bekerja, kami tidak melihat sedikit pun apa yang sebenarnya Bapak kerjakan,” ujar Siti Aisyah dalam rapat kerja, Rabu (5/2/2025) dikutip dari YouTube TVR Parlemen.

    Bahkan Siti Aisyah menyinggung permintaan dana Rp20 triliun untuk Kementerian HAM yang diminta Pigai saat masih awal menjadi Menteri.

    Sayangnya permintaan tersebut tak sebanding dengan kinerja Menteri Pigai.

    Masalah HAM yang viral tentang Rempang hingga Pagar Laut di Tangerang juga tak membuat Menteri Pigai turun ke lapangan.

    “Sudah banyak hari ini pelanggaran HAM di Indonesia yang viral, sangat viral. Seperti di Rempang dan soal pagar laut. Saya tidak melihat Bapak hadir di sana. Apakah menurut Bapak Menteri, Rempang itu tidak melanggar HAM? Apakah pagar laut itu tidak melanggar HAM?” tanya Siti.

    “Kami ingin Pak Pigai yang dulu,” tegas Siti.

    Video potongan Siti Aisyah cecar Menteri Pigai pun viral di media sosial.

    Lantas siapa sosok dan profil Siti Aisyah?

    Hj Siti Aisyah merupakan politisi perempuan asal Riau yang berhasil melenggang ke Senayan setelah menang dalam Pemilu Legislatif 2024.

    Ia diusung oleh PDI Perjuangan dengan nomor urut 3.

    Hasil pemilihan umum (Pemilu) legislatif pada 4 Februari 2024 lalu, Siti Aisyah meraih 37.331 suara. 

    Selisihnya pun cukup jauh dibanding perolehan suara calon legislatif (Caleg) PDIP lainnya, yang rata-rata di bawah 30 ribuan.

    Siti Aisyah bisa menumbangkan petahana, Marsiam Saragih.

    Selain itu perolehan suaranya jauh mengungguli pengacara senior Dr. Kapitra Ampera.

    Sebelum menjadi DPR, Siti Aisyah berprofesi sebagai notaris senior di Riau.

    Pekerjaan tersebut sudah diemban selama kurang lebih 30 tahun.

    Berikut Profil Lengkap Siti Aisyah, dikutip dari situs dpr.go.id:

    Nama: Hj Siti Aisyah

    Tempat Tanggal Lahir: Bengkalis, Riau, 12 Oktober 1967

    Usia: 57 tahun

    Alamat: Kelurahan Sekip Hulu, Kecamatan Indragiri Hulu, Provinsi Riau

    Pendidikan

    SDN 07 Bekasap duri. Tahun: 1975 – 1980
    SMPN 2 Pekanbaru. Tahun: 1980 – 1983
    SMAN 1 Pekanbaru. Tahun: 1983 – 1986
    Fakultas hukum, Universitas Lancang Kuning Pekanbaru. Tahun: 1986 – 1992
    Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri Pekanbaru. Tahun: 1986 – 1992
    Spesial Notaris, Universitas Sumatera Utara. Tahun: 1992 – 1995

    Organisasi

    Ikatan Persatuan Pemuda Terminal, Sebagai: penasehat. Tahun: 2024 – 2024
    PSHT (persaudaraan Setia hati terate), Sebagai: anggota kehormatan. Tahun: 2023 – 2024
    Pujakusuma (putra jawa kelahiran sumatra), Sebagai: pembina. Tahun: 2022 – 2024
    Pemuda batak bersatu (pembina), Sebagai: pembina. Tahun: 2019 – 2024
    Yayasan pendidikan indragiri, Sebagai: ketua. Tahun: 2004 – 2014
    Pemuda Pancasila, Sebagai: dewan pakar dan sekretaris kabupaten indragiri hulu. Tahun: 2001 – 2024
    Komite nasional pemuda indonesia (KNPI), Sebagai: sekretaris. Tahun: 2001 – 2024
    Ikatan notaris indonesia, Sebagai: ketua. Tahun: 2000 – 2020
    Sekolah tinggi STIE, ABID dan STTI (sekolah tinggi ilmu ekonomi, akademi kebidanan dan sekolah tinggi teknik indragiri), Sebagai: . Tahun: –

    Sebagain artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Sosok Siti Aisyah Anggota DPR RI Dapil Riau II Periode 2024-2029, Latar Belakang Sebagai Notaris

    (Tribunnews.com/ Siti N)

  • Persiapkan Jadi Pelatih Kompeten dan Bersertifikasi, 47 Pendekar Silat PSHT Ikut TOT di Kulon Progo – Halaman all

    Persiapkan Jadi Pelatih Kompeten dan Bersertifikasi, 47 Pendekar Silat PSHT Ikut TOT di Kulon Progo – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengurus Pusat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), menggelar kegiatan Training of Trainers (TOT) bagi 47 pendekar silat.

    Kegiatan ini dipusatkan di Kantor Kapanewon Pengasih/GOR Sendangsari Pengasih, Kulon Progo, DI Yogyakarta.

    Ketua Lemdiklat PSHT, Aji Antoko mengatakan acara ini berlangsung pada tanggal 11, 18, 25 Januari serta tanggal 1 Februari 2025.

    Temanya adalah, “Warga PSHT berani, ulet, cerdik, bisa mengendalikan diri dan yakin berkat gerak senam serta jurus yang benar dan terus dilatih”.

    Ketua Panitia, Arif Widayat mengatakan, TOT ini diberikan sebagai pelatihan dasar menjadi pelatih profesional di tubuh organisasi PSHT.

    Yakni untuk mempersiapkan seseorang menjadi pelatih yang kompeten dan bersertifikasi.

    TOT diikuti oleh 47 pendekar silat PSHT dari sejumlah daerah. Yakni dari delapan Ranting di Cabang Kulon Progo ditambah koordinator kepelatihan cabang.

    Kemudian lima Ranting di Cabang Kota Yogyakarta ditambah lima koordinator kepelatihan Cabang Kota Yogyakarta.

    “TOT ini digelar dalam rangka menyeragamkan materi ajaran ( senam, jurus, metode melatih dan kerohanian)  sekaligus meningkatkan kualitas para pelatih di PSHT. Mereka nantinya akan mendapatkan sertifikat pelatih pratama usai mengikuti TOT,” ujar Arif yang juga menjabat Koordinator Kepelatihan Cabang Kulonprogo, Senin (26/1/2025).

    Peserta pelatihan TOT nantinya selain mendapatkan sertifikat pelatih tingkat pratama, juga mendapatkan buku panduan pelatih pratama, kartu pelatih pratama, buku saku pelatih dan buku saku siswa.

    Sementara, Ketua Cabang Kulon Progo, Arif Rahmadi, saat memberikan arahan kepada peserta TOT  pelatih tingkat pratama, ia lebih banyak menyampaikan soal pentingnya menyamakan gerakan senam dan jurus PSHT di seluruh nusantara maupun yang ada di luar negeri. Sebab faktanya saat ini di tempat latihan masih ada perbedaan dalam menggerakan senam dan jurus.

    “TOT ini juga untuk melaksanakan program yang sudah ditentukan oleh Pengurus Pusat PSHT. Bahwa  perlunya menambah wawasan kepelatihan kepada para pelatih, agar latihan yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Majelis Ajar dan Majelis Luhur PSHT,” kata Rahmat, sapaan Arif Rahmadi.

    TOT sangat diperlukan agar para pelatih mampu lebih memaknai ajaran dalam melatih dan menyampaikn materi kepada siswa. Kemudian menghindari latihan yang tidak prosedural, tidak sesuai ketentuan yang telah di gariskan Organisasi .

    Warga PSHT sebagai pelatih yang lebih memaknai ajaran, diharapkan mampu melatih siswa dan membina siswa sesuai ajaran.

    Ke depan warga PSHT menjadi pribadi yang arif, bijaksana, matang, penuh kedewasaan, tepat dalam mengambil keputusan-keputusan, menjadi “Jago” yang baik dan membanggakan di masyarakat.

    Tentunya ini sekaligus untuk menepis citra buruk PSHT.

    Yakni dengan perbaikan-perbaikan internalnya, mulai dari akhlak, adab dan sopan santun warga PSHT yang sesuai ajaran dan filosofi yang terkandung dalam jurus-jurus di PSHT yang merupakan marwah kehidupan.

    “Jika semua warga PSHT berakhlak mulia maka masyarakat akan mengenal PSHT sebagai Perguruan Pencak Silat yang bercitra positif,” kata Rahmat.

    Menurutnya, kegiatan dihadiri banyak tokoh dan sesepuh PSHT. Seperti Ketua Majelis Ajar PSHT, RB Wiyono, anggota Majelis Luhur PSHT Adi Prayitno.

    Kemudian sesepuh DI Yogyakarta, Lardjo, Ketua Pengprof PSHT DI Yogyakarta, Ahmad Utomo, Ketua Cabang Yogjakarta, Sutopan Basuki. Selain itu Sekertaris Pusat dan DPC PSHT Kulonprogo, Sri Harijanto serta pengurus Lemdiklat PSHT, Armansyah.

    Sementara, Ketua Lemdiklat PSHT, Aji Antoko menambahkan, sebenarnya para pelatih di PSHT sudah memiliki sertifikat. Hanya saja yang mengeluarkannya dari cabang masing-masing. Sehingga ada perbedaan dan kali ini akan diseragamkan secara Nasional seluruhnya melalui sertifikat yang dikeluarkan dari pengurus pusat PSHT.

    “Kami berharap nantinya ada standarisasi dalam pelatihan pada siswanya mulai dari sabuk polos, jambon, hijau hingga putih kecil dan menjadi warga PSHT. Sehingga ditargetkan nantinya materi senam dan jurus serta materi ajaran  yang lain akan  sama di seluruh Indonesia maupun luar negeri,” papar Koko, sapaan akrab Aji Antoko.

    Disebutkan, target TOT pencak silat ajaran ini adalah menyeragamkan materi ajaran dengan memperbaiki metode pelatihan. Dengan sasaran agar para pelatih mulai dari tingkat rayon hingga tingkat pusat memiliki kemampuan dan penguasaan materi melatih  terstadarisasi sesuai ketentuan Organisasi.

  • 47 pendekar PSHT ikuti pelatihan untuk menjadi pelatih di Bogor

    47 pendekar PSHT ikuti pelatihan untuk menjadi pelatih di Bogor

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 47 pendekar silat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) mengikuti pelatihan untuk pelatih atau “Training of Trainers” (ToT) di kawasan Bogor, Jawa Barat, selama empat hari mulai dari Sabtu (25/1) hingga Selasa (27/1).

    Ketua Umum PSHT Muhammad Taufiq dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, menuturkan, pelatihan ini diberikan sebagai pelatihan dasar bagi pendekar untuk menjadi pelatih profesional di dalam organisasi yang dipimpinnya.

    Yakni, untuk mempersiapkan seseorang menjadi pelatih yang kompeten dan bersertifikasi. Pelatihan diikuti oleh 47 pendekar silat PSHT dari sejumlah cabang di wilayah Jabodetabek dan Cabang Khusus TMII plus dari Cabang Subang.

    Kegiatan yang mengangkat tema “Warga PSHT berani, ulet, cerdik, bisa mengendalikan diri dan yakin berkat gerak senam serta jurus yang benar dan terus dilatih” itu menghadirkan narasumber dari internal Lemdiklat PSHT, antara lain, Ketua Lemdiklat PSHT Aji Antoko.

    Taufiq menambahkan kegiatan itu juga untuk menyamakan senam dan jurus PSHT di seluruh nusantara maupun yang ada di luar negeri.

    Ketua Lemdiklat PSHT Aji Antoko menambahkan, sebenarnya para pelatih di PSHT sudah memiliki sertifikat, namun yang mengeluarkannya dari cabang masing-masing sehingga ada perbedaan.

    Saat ini akan diseragamkan seluruhnya melalui sertifikat yang dikeluarkan dari Pengurus Pusat PSHT. “Kita berharap nantinya ada standarisasi dalam pelatihan pada siswanya mulai dari sabuk polos, jambon, hijau hingga putih kecil dan menjadi warga PSHT.

    Berdasarkan hasil evaluasi, kata dia, perolehan medali emas selalu menurun dalam setiap pertandingan lantaran pengajaran terhadap para pesilat tidak tuntas dalam mengikuti silat ajaran.

    Dalam pelatihan itu juga diberikan materi perubahan mengenai “ausdower” atau gerakan pemanasan dalam latihan pencak silat. Sekarang “ausdower” masuk dalam prestasi berbasis pencak ajaran.

    Koko pun menargetkan pada 2028 PSHT akan mendulang emas lebih banyak lagi di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON).

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • 47 Pendekar PSHT Ikuti Training of Trainers di Bogor, Ini yang Dibahas – Halaman all

    47 Pendekar PSHT Ikuti Training of Trainers di Bogor, Ini yang Dibahas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebanyak 47 pendekar silat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), mengikuti kegiatan Training of Trainers (TOT) di sebuah hotel berbintang wilayah Bogor, Jawa Barat.

    Kegiatan yang berlangsung dari Sabtu (25/1) ini akan berlangsung selama empat hari hingga 28 Januari 2025.

    Kegiatan yang dibuka oleh Ketua Majelis Luhur PSHT, Eddy Asmanto ini dihadiri Ketua Umum PSHT, Muhammad Taufiq.

    Kemudian para pendekar silat PSHT dari wilayah Jabodetabek.

    Kegiatan ini juga dihadiri oleh Sekretaris Umum PSHT, Purwanto.

    Kemudian Ketua PSHT Pemprov DKI Mardikan, Ketua PSHT Pemprov Jawa Barat Edi Leksono dan para pengurus PSHT lainnya.

    Ketua Umum PSHT, Muhammad Taufiq menuturkan, TOT ini diberikan sebagai pelatihan dasar menjadi pelatih profesional di tubuh organisasi yang dipimpinnya.

    Yakni untuk mempersiapkan seseorang menjadi pelatih yang kompeten dan bersertifikasi.

    TOT diikuti oleh 47 pendekar silat PSHT dari sejumlah cabang di wilayah Jabodetabek dan Cabang Khusus TMII plus dari Cabang Subang.

    “Ini kegiatan internal dalam rangka meningkatkan kualitas para pelatih di tubuh PSHT. Mereka nantinya akan mendapatkan sertifikat pelatih pratama usai mengikuti TOT,” ujar Taufiq.

    Kegiatan menghadirkan narasumber dari internal Lemdiklat PSHT. Antara lain, Ketua Lemdiklat PSHT, Aji Antoko.

    Kemudian Sugito, Asep, Heru, Didi, Wuri dan sejumlah pelatih skala nasional lainnya.

    Disebutkan, kegiatan ini sekaligus untuk menyamakan senam dan jurus PSHT di seluruh nusantara maupun yang ada di luar negeri.

    Dalam kesempatan ini, para pelatih di seluruh Indonesia diharapkan memiliki sertifikat pelatih.

    Mulai dari tingkat, rayon, ranting hingga cabang.

    Karena itu pihaknya menggelar TOT untuk pelatihan tingkat pratama. Jika lulus maka akan mengikuti pelatihan di level berikutnya, tingkat madya hingga tingkat Utama.

    Sementara, Ketua Lemdiklat PSHT, Aji Antoko menambahkan, sebenarnya para pelatih di PSHT sudah memiliki sertifikat.

    Hanya saja yang mengeluarkannya dari cabang masing-masing. Sehingga ada perbedaan dan kali ini akan diseragamkan seluruhnya melalui sertifikat yang dikeluarkan dari pengurus pusat PSHT.

    “Kami berharap nantinya ada standarisasi dalam pelatihan pada siswanya mulai dari sabuk polos, jambon, hijau hingga putih kecil dan menjadi warga PSHT. Sehingga nantinya menghasilkan senam dan jurus yang sama di seluruh Indonesia maupun luar negeri,” ujar Koko, sapaan akrab Aji Antoko.

    Disebutkan, alasan Pengurus Pusat PSHT menggelar TOT pencak ajaran karena memang jika ingin menelurkan atlet silat berprestasi berskala nasional hingga internasional, perlu pelatih yang handal dan profesional.

    Hasil evaluasi tim belakangan ini bahwa dalam pertandingan selalu menurun perolehan medali emasnya karena ternyata ajarannya para atlet tersebut tidak tuntas dalam mengikuti silat ajaran.

    Sehinga pencak ajaran harus diperbaiki dari awal.

    Karena jika siswa sudah mendapatkan pencak ajaran sampai tingkat pelatih, berarti mereka memiliki Teknik cara menendang, memukul dan menangkis yang bagus.

    Dalam TOT ini juga didiberikan materi perubahan mengenai ausdower atau gerakan pemanasan dalam latihan pencak silat. Sekarang ausdowernya masuk dalam prestasi berbasis pencak ajaran.

    Dari TOT ini pihaknya menargetkan pada tahun 2028 PSHT akan mendulang emas lebih banyak lagi di ajang pekan Olahraga Nasional (PON). 
     

  • Penganiayaan Anggota Perguruan Silat di Surabaya, Polisi Salah Tangkap?

    Penganiayaan Anggota Perguruan Silat di Surabaya, Polisi Salah Tangkap?

    Surabaya (beritajatim.com) – Kasus penganiayaan anggota perguruan silat Pagar Nusa di Surabaya kini menimbulkan pertanyaan besar. Fakta persidangan di Pengadilan Negeri Surabaya mengungkap adanya dugaan salah tangkap terhadap terdakwa Lukman Fahirul Rafi, yang disebut tidak berada di lokasi kejadian saat insiden berlangsung.

    Kasus ini bermula dari konflik antaranggota dua perguruan silat, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Pagar Nusa, yang memuncak pada 8 Agustus 2024. Dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Yustus One Simus Parlindungan dari Kejari Tanjung Perak, disebutkan bahwa terdakwa Louis Safarino Lake bersama Lukman dan beberapa orang lainnya melakukan pengeroyokan terhadap Yoga Ari Fardhani dan Moch. Heru Kurniawan di depan sebuah Indomaret di kawasan Banjar Sugihan, Surabaya.

    Dalam sidang, dua saksi meringankan, Eko dan Soni, yang merupakan tetangga Lukman, memberikan kesaksian bahwa saat kejadian, Lukman sedang berada di rumah dan tidur.

    “Saat itu saya obrak-obrak Lukman, saya tanya umiknya (ibu Lukman), katanya Lukman tidur. Saya kemudian ke kamarnya dan memang Lukman sedang tidur,” ujar Eko, yang dibenarkan oleh Soni.

    Keterangan ini diperkuat oleh terdakwa Louis Safarino Lake, yang menyatakan bahwa Lukman tidak terlibat dalam kejadian tersebut dan menyebut nama-nama pelaku lain yang saat ini masih buron.

    “Kalau yang di CCTV yang seperti Lukman itu bukan Lukman, tapi namanya Ahmad. Dia sekarang lari ke Madura,” ungkap Louis.

    Terdakwa Louis juga mengungkapkan bahwa ia dipaksa mengakui perbuatannya melalui cara-cara yang tidak manusiawi. Louis mengaku kepalanya ditutup dengan plastik berlapis hingga merasa sesak dan hampir pingsan.

    “Ketika mau ditutup kresek kelima, saya sudah nggak kuat karena saya merasa mata saya gelap. Kemudian saya mengakui kalau memukul, padahal saya tidak memukul, saya hanya memegang sabuk,” ujar Louis.

    Lukman juga mengaku mengalami kekerasan fisik saat pemeriksaan oleh Kanit Polsek Tandes.

    “Saya dipukul kepala saya dengan botol Aqua yang masih ada isinya,” jelas Lukman.

    Kuasa hukum terdakwa, Wildan Fikri Hidayatullah, membeberkan sejumlah kejanggalan, salah satunya terkait barang bukti pakaian yang dikenakan pelaku dalam rekaman CCTV.

    “Baju di CCTV warna putih, tapi tidak ditemukan di rumah Lukman. Yang di CCTV pakai baju warna putih polos, yang disita hem putih motif garis,” ujar Wildan.

    Kuasa hukum terdakwa berharap agar majelis hakim dapat melihat fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan dan memberikan putusan yang adil.

    “Harapan kami, hakim bisa membuat putusan yang adil demi kemerdekaan seseorang,” tegas Wildan.

    Kasus ini terus menjadi perhatian publik karena menyangkut dugaan pelanggaran prosedur dan kekerasan dalam proses penegakan hukum. Fakta persidangan menunjukkan bahwa pelaku utama masih buron, sementara dugaan salah tangkap terhadap Lukman semakin menguat. [uci/beq]

  • Jaga Kekondusifan Wilayah, Pemkot Semarang dan FKSB Gelar Konsolidasi Antarormas
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 Januari 2025

    Jaga Kekondusifan Wilayah, Pemkot Semarang dan FKSB Gelar Konsolidasi Antarormas Regional 18 Januari 2025

    Jaga Kekondusifan Wilayah, Pemkot Semarang dan FKSB Gelar Konsolidasi Antarormas
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (
    Kesbangpol
    )
    Kota Semarang
    dan Forum Komunikasi
    Ormas
    Semarang Bersatu (FKSB) menggelar koordinasi dan konsolidasi pada Jumat (17/1/2025).
    Koordinasi yang melibatkan berbagai organisasi kemasyarakatan (
    ormas
    ) se-Kota Semarang tersebut digelar sebagai upaya antisipatif atas bentrokan antara Ormas Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu Jaya (GRIB) Jaya dan Pemuda Pancasila yang terjadi di Blora serta beberapa daerah beberapa waktu lalu.
    Pertemuan tersebut dihadiri sejumlah elemen, antara lain Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kesbangpol Kota Semarang Joko Hartono dan Ketua FKSB AM Jumai beserta pengurus.
    Pada kesempatan itu, Joko menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan ormas untuk menjaga stabilitas sosial serta meminimalkan potensi konflik di tengah masyarakat.  
    “Melalui dialog dan sinergi seperti ini, seluruh pihak dapat memperkuat nilai-nilai persatuan dan sekaligus menghadirkan solusi konkret atas berbagai tantangan sosial,” ujar Joko dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (18/1/2025).
    Lewat kegiatan seperti itu pula, Badan Kesbangpol Kota Semarang pun berharap dapat menciptakan ruang dialog yang berkesinambungan antara pemerintah dan masyarakat. 
    “Kami optimistis, dengan semangat kebersamaan, Kota Semarang menjadi kota yang lebih aman, damai, dan sejahtera,” kata Joko. 
    Pada kesempatan tersebut, Jumai mengapresiasi peran aktif Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Badan Kesbangpol yang rutin menggelar forum diskusi. 
    Menurutnya, ormas merupakan bagian penting dari tatanan sosial yang berfungsi sebagai mitra strategis pemerintah. 
    “Kami semua di sini berkomitmen untuk menjaga dan mempererat persatuan demi kemajuan bersama, khususnya di Kota Semarang,” kata Jumai. 
    Ia menambahkan, gelaran koordinasi dan konsolidasi dapat mempererat silaturahmi serta membangun kesepahaman berbagai elemen masyarakat. 
    “Para peserta berdiskusi mengenai strategi penguatan kebersamaan, pencegahan konflik, serta peran ormas dalam mendukung program-program pembangunan di Kota Semarang,” ujarnya.
    Untuk diketahui, acara tersebut dihadiri perwakilan berbagai ormas, seperti Pemuda Pancasila, GRIB Jaya, Squad Nusantara, Lindu Aji, Pemuda Muhammadiyah, Ansor, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Pengkajian dan Pengembangan Masyarakat (PPM), dan Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU).
    Perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pagar Nusa, Tapak Suci, dan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) juga turut hadir.
    Acara tersebut disertai pula dengan doa bersama sebagai simbol komitmen untuk menjaga harmoni di tengah keberagaman masyarakat Kota Semarang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gelar Bumi Reog Berdzikir, Puluhan Ribu Pesilat PSHT Padati Alun-Alun Ponorogo

    Gelar Bumi Reog Berdzikir, Puluhan Ribu Pesilat PSHT Padati Alun-Alun Ponorogo

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum 

    TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO – Sedikitnya 50 ribu pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Ponorogo Pusat Madiun tumplek blek dalam acara Bumi Reog Berdzikir, Minggu (29/12/2024).

    Bumi Reog Berdzikir digelar di Alun-alun Ponorogo. Pantauan di lokasi, puluhan ribu pesilat dari 21 kecamatan di Kabupaten Ponorogo berkumpul.

    Puluhan ribu pesilat itu menggunakan baju sakral PSHT serba hitam. Pun menggunakan sabuk mori. Mereka berbondong-bondong menuju lokasi.

    Acara dibuka dengan penampilan reog Ponorogo. Ada 102 dadak merak ditambah puluhan jathil juga bujang ganong yang menggunakan baju warga PSHT.  Juga ada penampilan-penampilan dari warga PSHT Cabang Ponorogo Pusat Madiun.

    Setelahnya puluhan ribu pesilat melakukan dzikir secara bersama-sama. Mengetuk pintu langit mengucapkan doa-doa baik.

    “Bumi Reog Berdzikir digelar akhir tahun. Mengharap semua harus introspeksi diri dan mawas diri,” ungkap ungkap Ketua  PSHT Cabang Ponorogo Pusat Madiun, Moh Komarudin, Minggu (29/12/2024).

    Pun mempertanggungjawabkan semua di hadapan Allah SWT. “Juga membuka awal tahun 2025 dengan lembaran baru yang akan lebih baik,” katanya.

    Ketua Umum PSHT Pusat Madiun, R Moerdjoko Hadi Wiyono berharap berkumpul 50 ribu pesilat ini bisa mempererat persaudaraan baik sesama warga PSHT dan seluruh masyarakat.

    “Pesan kegiatan Bumi Reog Berdzikir warga PSHT bisa menjaga Kamtibmas (Menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat). Kehadiran PSHT memberikan manfaat,” pungkasnya.

  • Bumi Reog Berdzikir di Ponorogo, Ratusan Personel Diterjunkan, Libatkan Brimob hingga Pamter PSHT

    Bumi Reog Berdzikir di Ponorogo, Ratusan Personel Diterjunkan, Libatkan Brimob hingga Pamter PSHT

    Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum 

    TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO – Ratusan personel gabungan diterjunkan dalam rangka Bumi Reog Berdzikir yang diinisiasi oleh Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Ponorogo pada Minggu (29/12/2024) mendatang.

    Personel yang diterjunkan pada Bumi Reog Berdzikir tidak hanya dari kepolisian. Namun juga TNI dan unsur terkait. Juga bantuan dari Brimob Polda Jatim. Turut mengamankan dari Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW.

    Ratusan personel juga Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW yang diterjunkan pada Bumi Reog Berdzikir dilakukan apel bersama, Jumat (27/12/2024).

    Apel bersama ini digelar di halaman Kodim 0802 Ponorogo di Jalan Basuki Rahmat. Terlihat Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW juga datang pada apel.

    “Kami melibatkan semuanya. Ada 215 an personel dibantu kodim dan Brimob Polda Jatim. Serta Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW,” ungkap Kapolres Ponorogo, AKBP Anton Prasetyo, Jumat (27/12/2024).

    Dia menjelaskan bahwa apel dilaksanakan sebelum gelaran Bumi Reog Berdzikir. Apel digelar untuk menyamakan visi misi terkait tugas dan tanggung jawab, TNI, Polri, Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW.

    “Semua bertanggung jawab terhadap bangsa dan negara dalam memelihara kamtibmas,” sebut mantan Kapolres Madiun ini sesaat setelah apel.

    Menurutnya, Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW merupakan bagian dari pengamanan internal, garda terdepan penjaga citra dan marwah perguruan. 

    “Bagian penting dari terjaganya citra perguruan, dari oknum yang tidak bertanggung jawab atau berpotensi merusak citra perguruan. Termasuk menjaga keamanan dan ketertiban rangkaian kegiatan Bumi Reog Berdzikir,” katanya.

    Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW merupakan yang dipilih dan ditunjuk organisasi untuk menjaga nama baik perguruan. Salah satu yang harus ditekankan bersinergi dengan aparat keamanan, Polri, TNI. 

    “Yang dijaga adalah kegiatan, masyarakat dan warganya dari upaya atau ulah oknum todak bertanggungjawab. Aman dan kondusif bkn berjalan bergitu saja. Semua diupayakan, dijaga, turut berperan. Sinergi agar Ponorogo tetap aman,” terangnya.

    Dia mengaku bahwa apel gabungan ini merupakan upaya mitigasi. Kegiatan ini, dilakukan khusus untuk internal warga PSHT Cabang Ponorogo.

    “Jangan sampai dirusak oleh warga di luar PSHT Ponorogo yang punya niat untuk merusak, membuat rusuh. Tapi satu oknum yg berulah, membuat berita-berita yang nantinya dinarasikan negatif membuat situasi Ponorogo tidak kondusif,” tegasnya. 

    Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW bersinergi di lapangan. Dia mengajak untuk tertibkan ulah oknum warga yang tirak mau ditertibkan. 

    “Jangan ada kata sungkan, kalau dia merusak, memprovokasi, dan membuat situasi tidak kondusif. Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW paling depan mengingatkan mereka,” urainya 

    Ketua  PSHT Cabang Ponorogo Pusat Madiun, Moh Komarudin mengimbau untuk menjaga kamtibmas. Dimana TNI dan Polri dibantu Pamter PSHT Ponorogo dan Korlap PSHW,

    “Yang mana ini rangkaian kegiatan tahunan yg harus dilaksanakan dan harus tertib,” pungkasnya