Organisasi: PSHT

  • Keren, Jalan Sehat sambil Bersih-Bersih Tempat Ibadah dan Bagi Bansos

    Keren, Jalan Sehat sambil Bersih-Bersih Tempat Ibadah dan Bagi Bansos

    Liputan6.com, Pemalang – Kegiatan jalan sehat yang menjadi bagian olahraga rutin Polres Pemalang setiap jumat menjadi tidak biasa, karena Kapolres Pemalang AKBP Eko Sunaryo bersama pejabat utama dan anggotanya juga melakukan kerja bakti bersih-bersih tempat ibadah di tengah rute, Jumat (13/6/2025).

    “Pagi ini, kami melaksanakan kerja bakti membersihkan tempat ibadah di Gereja Kristen Jawa Pemalang dan Masjid Jumhur Taman, kegiatan ini juga dilakukan bersama-sama dengan komponen masyarakat Kabupaten Pemalang,” kata Kapolres Pemalang.

    Kapolres Pemalang mengatakan, sejumlah komponen masyarakat yang turut hadir dalam jalan sehat dan bersih-bersih tempat ibadah. Mereka adalah Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Organisasi Masyarakat (Ormas), pramuka dan Satuan Pengamanan (Satpam).

    “Harapannya, kegiatan ini dapat memperkuat sinergi Kepolisian Resor Pemalang dengan masyarakat, serta menjadikan Polri lebih dekat dengan masyarakat,” kata dia.

    Eko menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan Bakti Religi Polres Pemalang, dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-79 tahun 2025.

    “Kegiatan ini juga dilaksanakan secara serentak oleh jajaran Polsek, di 40 tempat ibadah di seluruh wilayah hukum Polres Pemalang,” ujarnya.

    Pada kesempatan itu, Polres Pemalang juga membagikan bantuan sosial, yang telah diterima para pengurus tempat ibadah. “Semoga kegiatan ini bermanfaat, dan menjadikan tempat ibadah lebih nyaman dan khusyuk untuk kegiatan keagamaan,” kata Kapolres Pemalang.

    Pengurus Masjid Jumhur, Agus Hamid mengatakan, masyarakat menyambut baik adanya kegiatan bakti religi dan bakti sosial yang telah diselenggarakan Polres Pemalang.

    “Kami ucapkan terima kasih kepada jajaran Polres Pemalang, semoga dapat menjadi amal ibadah bagi seluruh anggota Kepolisian, dan kedepan sinergi dengan masyarakat dapat ditingkatkan” kata Agus Hamid.

     

    Jenazah Nelayan Dievakuasi dari Perairan Nusakambangan Cilacap

  • PSHT desak Menkum sahkan badan hukum kepengurusan M Taufiq

    PSHT desak Menkum sahkan badan hukum kepengurusan M Taufiq

    Kita sangat mengharapkan kepada Menteri Hukum untuk menindaklanjuti putusan tersebut

    Jakarta (ANTARA) – Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) mendesak Menteri Hukum (Menkum) RI Supratman Andi Agtas untuk segera menindaklanjuti penetapan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta No 217 Tahun 2024 terkait pengesahan kembali pendirian Badan Hukum PSHT di bawah kepemimpinan Muhammad Taufiq.

    “Kita sangat mengharapkan kepada Menteri Hukum untuk menindaklanjuti putusan tersebut dengan memulihkan kembali badan hukum PSHT yang pernah diterbitkan oleh Kemenkumham tetapi kemudian di-takedown (dihapus),” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammad Taufiq di sela-sela Halal Bihalal Pengurus Pusat PSHT di Museum Purna Bhakti Pertiwi TMII, Jakarta Timur, Minggu.

    Sehingga, lanjut dia, PSHT yang telah memiliki dualisme kepengurusan dapat kembali bersatu dengan dasar hukum yang pasti dan tetap.

    Berdasarkan putusan Peninjauan Kembali (PK) Mahkamah Agung No 68 Tahun 2022 dan penetapan PTUN Jakarta No 217 Tahun 2024 itu, maka yang berhak mendaftarkan diri badan hukum PSHT adalah Muhammad Taufiq.

    Saat ini, lanjut dia, PTUN Jakarta telah mengirimkan surat No 614 tertanggal 11 Februari 2025 kepada Menteri Hukum RI yang ditembuskan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Ketua DPR RI Puan Maharani yang pokok isinya permohonan atas pemulihan objek sengketa (kepengurusan PSHT) untuk dikabulkan.

    “Kami minta Menkum segera mematuhi dan melaksanakan perintah PTUN tersebut untuk mewujudkan kepastian hukum,” tuturnya.

    Taufiq menuturkan pascaputusan PK MA Tahun 2022 itu pihaknya telah mengirimkan surat kepada Kemenkumham, bahkan difasilitasi Menko Polhukam untuk bertemu. Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut atas putusan PK MA tersebut.

    “Kami sekuat tenaga menjaga saudara-saudara kita untuk tidak ramai-ramai datang ke sana (kantor Menkum) dulu. Karena kita ingin melalui jalur-jalur yang lebih soft (lunak), karena bagaimanapun juga PSHT juga turut andil dalam mendirikan Indonesia,” ujarnya.

    Dia pun meminta ada timbal balik dari penyelenggara negara untuk memperhatikan putusan PK MA dan PTUN Jakarta itu karena dengan adanya dualisme kepengurusan sangat mengganggu pengembangan karier atlet pencak silat, khususnya dari PSHT.

    “Adanya dualisme kepengurusan menyebabkan kedua pengurus tidak boleh ikut dalam aktivitas Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), terutama yang terkait dengan organisasi,” paparnya.

    Bahkan, tambah Taufiq, di beberapa daerah atlet dari PSHT tidak diizinkan untuk ikut berkompetisi dalam kegiatan kejuaraan pencak silat.

    “Nah, ini kan mengganggu kita untuk memberi kontribusi pada kemajuan pencak silat di Indonesia,” ucapnya.

    Sementara itu, Ketua Harian PB IPSI Benny Sumarsono yang hadir dalam kegiatan itu mengatakan, dualisme kepengurusan PSHT yang terjadi memang membuat pencak silat Indonesia seperti kehilangan.

    Benny berharap permasalahan yang terjadi di PSHT bisa segera diselesaikan. Terlebih, putusan Mahkamah Agung (MA) yang sudah dikeluarkan bisa segera mengakhiri dualisme yang terjadi.

    “Kenapa harus segera diselesaikan? Karena kami ingin mengirim atlet pencak silat dalam kejuaraan di Sea Games di tahun ini,” katanya.

    Dia pun berharap dualisme kepengurusan PSHT dapat segera diselesaikan agar pencak silat bisa kembali juara di berbagai kompetisi.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sambut Ramadhan 2025, PSHT Kota Blitar Kerja Bakti Bersihkan Masjid

    Sambut Ramadhan 2025, PSHT Kota Blitar Kerja Bakti Bersihkan Masjid

    Blitar (beritajatim.com) – Ratusan warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kota Blitar menggelar kerja bakti membersihkan sejumlah masjid. Kegiatan ini sengaja dilakukan PSHT Cabang Kota Blitar dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan 1446 H/2025 M.

    Mulai dari area dalam hingga luar masjid semua dibersihkan oleh warga PSHT Kota Blitar. Langkah ini dilakukan PSHT Kota Blitar agar masjid menjadi bersih sekaligus tempat yang nyaman bagi umat muslim untuk menjalankan ibadah sholat tarawih hingga tadarus alquran.

    “Ratusan anggota Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Kota Blitar Pusat Madiun yang tersebar di berbagai Rayon dan Sub rayon wilayah Ranting Sukorejo dan Kepanjen kidul dalam rangka menyambut bulan Suci Ramadhan 1446 H melakukan kegiatan kerja bakti dalam rangka wujud pengabdian kepada masyarakat dan tempat-tempat ibadah,” ungkap Ketua Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kota Blitar Pusat Madiun, Miskan Hadi Prasetyo, Rabu (19/2/2025).

    Ratusan warga PSHT tersebut disebar ke sejumlah masjid yang ada di Kecamatan Sukorejo dan Kepanjenkidul Kota Blitar. Masjid yang dibersihkan pun bukan hanya satu namun ada beberapa.

    Sekali lagi PSHT Kota Blitar ingin menunjukkan bahwa kehadirannya di tengah masyarakat benar-benar memberikan manfaat. Langkah ini juga bertujuan untuk menghapus stigma negatif tentang perguruan silat di mata masyarakat.

    “Kegiatan Rutin ini diadakan setelah selesai melaksanakan Ujian Kenaikan Sabuk,” imbuhnya.

    Di Wilayah sukorejo dan Kepanjenkidul ini Persaudaraan SH Terate sudah memiliki rayon dan Sub rayon, baik di lingkungan sekolah maupun di Lingkungan dusun atau kelurahan. Saat ini Persaudaraan SH Terate Ranting Sukorejo, Kepanjen kidul memiliki sekisiswa,siswa.

    Ke depan semoga anggota SH Terate di kota blitar bisa lebih memberikan manfaat kepada masyarakat luas . Sekaligus sebagai implementasi ” Memayu Hayuning Bawono. Terima kasih. [owi/beq]

  • Kompak, Ratusan Anggota PSHT hingga Pagar Nusa Bersihkan Kali Karplos Blitar

    Kompak, Ratusan Anggota PSHT hingga Pagar Nusa Bersihkan Kali Karplos Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Sebanyak 300 warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Kota Blitar terjun kelapangan untuk membersihkan Sumber Kali Karplos. Disana ratusan warga PSHT ini bergabung dengan 9 perguruan silat lainnya salah satunya adalah Pagar Nusa dan Tapak Suci.

    Meski berakar dari perguruan silat yang berbeda namun ratusan pesilat ini bahu membahu untuk membersihkan Sumber Kali Karplos. Tak rivalitas, semua perguruan silat itu terjun ke sungai untuk membersihkan sampah yang ada di Sumber Kali Karplos.

    Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk melestarikan sumber mata air yang kini jadi objek wisata tersebut. Selain itu ini juga bertujuan untuk memperkuat tali persaudaraan antar perguruan silat.

    “Ini menjadi momentum bersejarah bagi kita semua. Kami ingin menunjukkan bahwa pencak silat bukan hanya soal keahlian bela diri, tetapi juga tentang nilai-nilai persaudaraan dan kebersamaan,” kata Ketua Umum IPSI Kota Blitar, Miskan H. Prasetyo, Minggu (16/02/2025).

    Kegiatan ini pun diharapkan bisa mempererat tali persaudaraan antar perguruan silat. Diharapkan dengan begitu, tidak ada lagi perpecahan atau perselisihan antar perguruan silat.

    “Jadi kita selain rutin latihan pencak silat, kita juga ada program bakti sosial salah satunya ya pembersihan sungai ini,” tandasnya.

    Sementara itu, Camat Sananwetan, Purwanto, menceritakan bahwa sumber Kali Karplos memiliki nilai historis dan geografis yang unik, karena menjadi titik tengah perbatasan antara Kelurahan Karangtengah dan Plosokerep di Kecamatan Sananwetan. Kawasan sumber air ini pun bisa menjadi destinasi wisata alam yang murah dan tentunya bisa menghilangkan stres dari penatnya perkotaan.

    “Kawasan ini punya potensi besar sebagai destinasi wisata alam. Dengan kebersamaan semua elemen masyarakat, kami ingin menjadikan Sumber Karplos lebih bersih dan menarik untuk dikunjungi,” ujar Purwanto.

    Kegiatan ini tidak berhenti di kerja bakti semata. Serangkaian acara akan dilaksanakan pada 21–22 Februari untuk lebih mempromosikan kawasan ini sebagai pusat aktivitas budaya dan wisata. Pada 21 Februari, rangkaian acara akan dibuka dengan kegiatan tasyakuran

    “Nguri-Uri Budoyo Genduri Bedah Sumber”, yang mengangkat nilai-nilai budaya lokal. Selain itu, anak-anak usia TK hingga SD akan ikut serta dalam lomba perahu kertas, sementara siswa SMA/SMK akan menunjukkan keahlian mereka dalam balap perahu robotik.

    Di hari berikutnya, 22 Februari, Sumber Karplos akan semakin semarak dengan fashion show yang menampilkan berbagai kreasi busana unik di area tersebut. Tak hanya itu, panitia juga menyediakan sesi mancing gratis bagi masyarakat yang ingin menikmati suasana alam di sekitar sumber air. Stand bazar UMKM bagi masyarakat sekitar juga akan dibuka bersamaan dengan festival Karplos tersebut.

    Puncak acara akan digelar pada malam 22 Februari, di mana seluruh perguruan silat yang terlibat dalam kegiatan ini akan melakukan deklarasi dan penandatanganan perjanjian kerukunan. Sebagai simbol perdamaian, rencananya akan dibangun prasasti di kawasan Sumber Karplos, menandai komitmen bersama untuk menjaga keharmonisan antar perguruan silat di Kota Blitar.

    Dengan kegiatan ini, masyarakat dan pemerintah berharap bahwa inisiatif semacam ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengelola potensi sumber daya alam, sekaligus membangun kebersamaan sosial melalui kegiatan yang positif. [owi/aje]

  • Oknum Pesilat Pelaku Pengeroyokan di Surabaya Divonis 10 Bulan Penjara

    Oknum Pesilat Pelaku Pengeroyokan di Surabaya Divonis 10 Bulan Penjara

    Surabaya (beritajatim.com) – Majelis hakim yang diketuai Nyoman Ayu Wulandari menjatuhkan hukuman pidana penjara selama 10 bulan kepada terdakwa Luqman Fahirul Rafi bin alm H. Jamaludin dan terdakwa Louis Safarino Lake. Keduanya dinyatakan bersalah atas tindakan pengeroyokan terhadap Heru dan Yoga.

    “Menyatakan, Terdakwa Luqman Fahirul Rafi dan Terdakwa Louis Safarino Lake, terbukti bersalah melakukan tindak pidana, dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang,” ujar hakim dalam amar putusannya.

    Terdakwa terbukti melanggar Pasal 170 ayat (2) ke-1 KUHP Jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.

    “Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa Luqman Fahirul Rafi dan Terdakwa Louis Safarino Lake, dengan pidana penjara masing-masing selama 10 bulan,” lanjut hakim dalam putusannya.

    Putusan ini lebih ringan dibandingkan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Yustus One Simus Parlindungan dari Kejari Tanjung Perak. Sebelumnya, JPU menuntut Luqman Fahirul Rafi dengan pidana penjara 1 tahun 7 bulan dan Louis Safarino Lake dengan pidana penjara 1 tahun.

    Terhadap vonis tersebut, para terdakwa yang didampingi penasihat hukumnya menyatakan pikir-pikir. “Kami pikir-pikir yang mulia,” ujar terdakwa.

    Insiden pengeroyokan ini berawal dari adanya konflik antar-oknum anggota organisasi bela diri PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) dan Pagar Nusa. Konflik ini dipicu insiden sebelumnya, di mana oknum PSHT wilayah Surabaya Barat merasa terganggu oleh oknum Pagar Nusa saat acara syah-syahan kenaikan tingkat di gedung UINSA Surabaya pada bulan Suro 2024.

    Pada 8 Agustus 2024 sekitar pukul 12.00 WIB, terdakwa Louis Safarino Lake bersama Andika (DPO) mendapat informasi bahwa anggota Pagar Nusa akan melintas di jalur Tanjungsari – Manukan dan Banjar Sugihan ke arah Barat. Berbekal informasi tersebut, terdakwa bersama anggota PSHT lainnya berkumpul di depan tugu PSHT di Jalan Raya Banjarsugihan Baru No. 5, tepat di depan Indomaret samping SPBU Banjar Sugihan, untuk melakukan aksi balasan.

    Sekitar pukul 15.00 WIB, terdakwa Louis dan kelompoknya melihat dua orang, yakni Yoga Ari Fardhani dan Moch Heru Kurniawan, mengenakan hoodie bertuliskan “Komunitas Geng Pukul” dengan logo bela diri Pagar Nusa. Saat keduanya sedang duduk di depan Indomaret, terdakwa Louis meminta Yoga membuka hoodie yang dipakainya. Namun, Yoga menolak, sehingga terjadi cekcok yang berujung kekerasan.

    Terdakwa Louis kemudian memukul dan menendang Yoga satu kali hingga korban terjatuh di parkiran Indomaret. Sementara itu, terdakwa Luqman Fahirul Rafi, yang bukan anggota PSHT dan tidak mengenal terdakwa Louis maupun korban, secara kebetulan bertemu Angga (DPO) di Jalan Raya Manukan Kulon. Angga mengajaknya ikut melakukan pengeroyokan dengan mengatakan, “Ayo.. Ayo… Ikut melakukan pengeroyokan,” dan terdakwa setuju.

    Sesampainya di lokasi, pengeroyokan dilakukan oleh sekelompok orang, termasuk Putra (DPO) dan Jembling (DPO), yang mengenakan jaket hitam dan masker. Korban Yoga dan Heru mengalami pemukulan dengan tangan kosong, tendangan, serta lemparan helm dan kursi besi. Akibat aksi kekerasan ini, Yoga mengalami luka di wajah, kepala atas, serta bahu kanan dan kiri, sementara Heru mengalami luka di paha dan kaki yang menyebabkan rasa nyeri. [uci/beq]

  • Warga PSHT Blitar Meninggal Seketika, Motor Tabrak Pagar Rumah

    Warga PSHT Blitar Meninggal Seketika, Motor Tabrak Pagar Rumah

    Blitar (beritajatim.com) – Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) berduka usai 2 warganya meninggal dunia akibat kecelakaan di jalan umum Kalipang Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. Keduanya adalah MP dan YRP warga Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar.

    Menurut Kasi Humas Polres Blitar, Ipda Putut Siswahyudi keduanya meninggal dunia usai sepeda motor yang dikendarainya menabrak pagar rumah warga. Kedua warga PSHT itu pun meninggal dunia di lokasi kejadian.

    “Jadi korban pulang dari latihan PSHT, namun tidak terkait rombongan arak-arakan,” ucap Ipda Putut, Senin (10/02/2025).

    Kecelakaan ini terjadi pada Minggu (9/02/2025) malam. Awalnya kedua korban ini pulang dari tempat latihan PSHT.

    Warga PSHT meninggal di Blitar. (foto : Winanto/beritajatim.com)

    Mereka mengendarai sepeda motor dengan berboncengan 3. Kemudian sepeda motor yang ditumpangi ketiganya oleng saat hendak menyalip kendaraan di depannya.

    “Saat hendak menyalip kendaraan para korban ini selip hingga akhirnya menabrak pagar rumah warga. Ini laka tunggal,” tegasnya.

    Akibat kejadian itu, dua orang meninggal dunia sementara satu warga PSHT lainnya mengalami luka ringan. Kedua korban meninggal pun langsung dibawa ke RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar.

    Sementara satu korban luka ringan juga dilarikan polisi ke RSUD Mardi Waluyo Blitar. Kasus kecelakaan ini pun kini ditangani oleh Satlantas Polres Blitar Kota.

    “Kami juga koordinasi dengan jasa raharja untuk membantu proses santunan kepada para korban,” tegasnya. (owi/but)

  • Antisipasi Tawuran Antar Oknum Pesilat, Ini yang Dilakukan Polisi Gresik

    Antisipasi Tawuran Antar Oknum Pesilat, Ini yang Dilakukan Polisi Gresik

    Gresik (beritajatim.com) – Aparat Kepolisian di Gresik khususnya di wilayah Manyar punya cara sendiri meredam aksi tawuran antar oknum pesilat. Salah satu yang dilakukan menggelar diskusi serta pertemuan di wilayah setempat.

    Kapolsek Manyar, AKP Dante Anan Irawanto mengatakan, dirinya berpesan agar seluruh elemen masyarakat, termasuk perguruan silat, dapat berperan aktif dalam menjaga keamanan dan kondusivitas.

    “Saya mengimbau kepada rekan-rekan dari perguruan silat, mari bersama-sama menjaga marwah organisasi dan Kabupaten Gresik yang aman dan kondusif,” katanya, Jumat (7/2/2025).

    Perwira pertama Polri ini menambahkan, dirinya mengapresiasi
    kepada para pesilat di Kecamatan Manyar, yang telah berpartisipasi dalam menjaga keamanan pada malam pergantian tahun 2025.

    “Harapan kami untuk dulur-dulur Manyar tetap menjaga komunikasi dan koordinasi. Kami butuh masukan dalam harkamtibmas, terutama untuk mengantisipasi maraknya curanmor,” imbuhnya.

    Sementara itu, Agus salah satu pesilat asal PSHT Manyar menyatakan perguruannya berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan kepolisian dalam setiap kegiatan.

    “Kalau bisa patroli diintensifkan
    untuk meningkatkan keamanan, dan ketertiban,” paparnya.

    Hal senada juga disampaikan oleh Makruf dari Pagar Nusa Manyar, pihaknya memberikan apresiasi atas upaya Polsek Manyar dalam merangkul seluruh perguruan silat dan menciptakan kebersamaan yang harmonis.

    “Beberapa perwakilan perguruan lainnya juga mengapresiasi tindakan aparat kepolisian dalam penegakan pencegahan tindak pidana,” pungkasnya. dny

  • Profil Siti Aisyah, Anggota DPR yang Kritik Menteri Pigai: Apa yang Sebenarnya Bapak Kerjakan? – Halaman all

    Profil Siti Aisyah, Anggota DPR yang Kritik Menteri Pigai: Apa yang Sebenarnya Bapak Kerjakan? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Profil Siti Aisyah, Anggota Komisi XIII DPR RI Fraksi PDIP yang cecar kinerja Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai.

    Siti Aisyah blak-blakan menyebut Menteri Pigai tak memiliki gebrakan apa-apa dalam rapat kerja, Rabu (5/2/2025).

    Siti Aisyah mengaku kecewa lantaran harapan besar terhadap Pigai sebagai pegiat HAM justru ciut saat menjadi Menteri HAM.

    “Ketika Bapak dipilih sebagai Menteri HAM, sebenarnya saya pribadi punya harapan besar karena Bapak adalah pemerhati HAM dan bergerak di sana. Tetapi, setelah 105 hari bekerja, kami tidak melihat sedikit pun apa yang sebenarnya Bapak kerjakan,” ujar Siti Aisyah dalam rapat kerja, Rabu (5/2/2025) dikutip dari YouTube TVR Parlemen.

    Bahkan Siti Aisyah menyinggung permintaan dana Rp20 triliun untuk Kementerian HAM yang diminta Pigai saat masih awal menjadi Menteri.

    Sayangnya permintaan tersebut tak sebanding dengan kinerja Menteri Pigai.

    Masalah HAM yang viral tentang Rempang hingga Pagar Laut di Tangerang juga tak membuat Menteri Pigai turun ke lapangan.

    “Sudah banyak hari ini pelanggaran HAM di Indonesia yang viral, sangat viral. Seperti di Rempang dan soal pagar laut. Saya tidak melihat Bapak hadir di sana. Apakah menurut Bapak Menteri, Rempang itu tidak melanggar HAM? Apakah pagar laut itu tidak melanggar HAM?” tanya Siti.

    “Kami ingin Pak Pigai yang dulu,” tegas Siti.

    Video potongan Siti Aisyah cecar Menteri Pigai pun viral di media sosial.

    Lantas siapa sosok dan profil Siti Aisyah?

    Hj Siti Aisyah merupakan politisi perempuan asal Riau yang berhasil melenggang ke Senayan setelah menang dalam Pemilu Legislatif 2024.

    Ia diusung oleh PDI Perjuangan dengan nomor urut 3.

    Hasil pemilihan umum (Pemilu) legislatif pada 4 Februari 2024 lalu, Siti Aisyah meraih 37.331 suara. 

    Selisihnya pun cukup jauh dibanding perolehan suara calon legislatif (Caleg) PDIP lainnya, yang rata-rata di bawah 30 ribuan.

    Siti Aisyah bisa menumbangkan petahana, Marsiam Saragih.

    Selain itu perolehan suaranya jauh mengungguli pengacara senior Dr. Kapitra Ampera.

    Sebelum menjadi DPR, Siti Aisyah berprofesi sebagai notaris senior di Riau.

    Pekerjaan tersebut sudah diemban selama kurang lebih 30 tahun.

    Berikut Profil Lengkap Siti Aisyah, dikutip dari situs dpr.go.id:

    Nama: Hj Siti Aisyah

    Tempat Tanggal Lahir: Bengkalis, Riau, 12 Oktober 1967

    Usia: 57 tahun

    Alamat: Kelurahan Sekip Hulu, Kecamatan Indragiri Hulu, Provinsi Riau

    Pendidikan

    SDN 07 Bekasap duri. Tahun: 1975 – 1980
    SMPN 2 Pekanbaru. Tahun: 1980 – 1983
    SMAN 1 Pekanbaru. Tahun: 1983 – 1986
    Fakultas hukum, Universitas Lancang Kuning Pekanbaru. Tahun: 1986 – 1992
    Fakultas Ushuluddin, Institut Agama Islam Negeri Pekanbaru. Tahun: 1986 – 1992
    Spesial Notaris, Universitas Sumatera Utara. Tahun: 1992 – 1995

    Organisasi

    Ikatan Persatuan Pemuda Terminal, Sebagai: penasehat. Tahun: 2024 – 2024
    PSHT (persaudaraan Setia hati terate), Sebagai: anggota kehormatan. Tahun: 2023 – 2024
    Pujakusuma (putra jawa kelahiran sumatra), Sebagai: pembina. Tahun: 2022 – 2024
    Pemuda batak bersatu (pembina), Sebagai: pembina. Tahun: 2019 – 2024
    Yayasan pendidikan indragiri, Sebagai: ketua. Tahun: 2004 – 2014
    Pemuda Pancasila, Sebagai: dewan pakar dan sekretaris kabupaten indragiri hulu. Tahun: 2001 – 2024
    Komite nasional pemuda indonesia (KNPI), Sebagai: sekretaris. Tahun: 2001 – 2024
    Ikatan notaris indonesia, Sebagai: ketua. Tahun: 2000 – 2020
    Sekolah tinggi STIE, ABID dan STTI (sekolah tinggi ilmu ekonomi, akademi kebidanan dan sekolah tinggi teknik indragiri), Sebagai: . Tahun: –

    Sebagain artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Sosok Siti Aisyah Anggota DPR RI Dapil Riau II Periode 2024-2029, Latar Belakang Sebagai Notaris

    (Tribunnews.com/ Siti N)

  • Persiapkan Jadi Pelatih Kompeten dan Bersertifikasi, 47 Pendekar Silat PSHT Ikut TOT di Kulon Progo – Halaman all

    Persiapkan Jadi Pelatih Kompeten dan Bersertifikasi, 47 Pendekar Silat PSHT Ikut TOT di Kulon Progo – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengurus Pusat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), menggelar kegiatan Training of Trainers (TOT) bagi 47 pendekar silat.

    Kegiatan ini dipusatkan di Kantor Kapanewon Pengasih/GOR Sendangsari Pengasih, Kulon Progo, DI Yogyakarta.

    Ketua Lemdiklat PSHT, Aji Antoko mengatakan acara ini berlangsung pada tanggal 11, 18, 25 Januari serta tanggal 1 Februari 2025.

    Temanya adalah, “Warga PSHT berani, ulet, cerdik, bisa mengendalikan diri dan yakin berkat gerak senam serta jurus yang benar dan terus dilatih”.

    Ketua Panitia, Arif Widayat mengatakan, TOT ini diberikan sebagai pelatihan dasar menjadi pelatih profesional di tubuh organisasi PSHT.

    Yakni untuk mempersiapkan seseorang menjadi pelatih yang kompeten dan bersertifikasi.

    TOT diikuti oleh 47 pendekar silat PSHT dari sejumlah daerah. Yakni dari delapan Ranting di Cabang Kulon Progo ditambah koordinator kepelatihan cabang.

    Kemudian lima Ranting di Cabang Kota Yogyakarta ditambah lima koordinator kepelatihan Cabang Kota Yogyakarta.

    “TOT ini digelar dalam rangka menyeragamkan materi ajaran ( senam, jurus, metode melatih dan kerohanian)  sekaligus meningkatkan kualitas para pelatih di PSHT. Mereka nantinya akan mendapatkan sertifikat pelatih pratama usai mengikuti TOT,” ujar Arif yang juga menjabat Koordinator Kepelatihan Cabang Kulonprogo, Senin (26/1/2025).

    Peserta pelatihan TOT nantinya selain mendapatkan sertifikat pelatih tingkat pratama, juga mendapatkan buku panduan pelatih pratama, kartu pelatih pratama, buku saku pelatih dan buku saku siswa.

    Sementara, Ketua Cabang Kulon Progo, Arif Rahmadi, saat memberikan arahan kepada peserta TOT  pelatih tingkat pratama, ia lebih banyak menyampaikan soal pentingnya menyamakan gerakan senam dan jurus PSHT di seluruh nusantara maupun yang ada di luar negeri. Sebab faktanya saat ini di tempat latihan masih ada perbedaan dalam menggerakan senam dan jurus.

    “TOT ini juga untuk melaksanakan program yang sudah ditentukan oleh Pengurus Pusat PSHT. Bahwa  perlunya menambah wawasan kepelatihan kepada para pelatih, agar latihan yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Majelis Ajar dan Majelis Luhur PSHT,” kata Rahmat, sapaan Arif Rahmadi.

    TOT sangat diperlukan agar para pelatih mampu lebih memaknai ajaran dalam melatih dan menyampaikn materi kepada siswa. Kemudian menghindari latihan yang tidak prosedural, tidak sesuai ketentuan yang telah di gariskan Organisasi .

    Warga PSHT sebagai pelatih yang lebih memaknai ajaran, diharapkan mampu melatih siswa dan membina siswa sesuai ajaran.

    Ke depan warga PSHT menjadi pribadi yang arif, bijaksana, matang, penuh kedewasaan, tepat dalam mengambil keputusan-keputusan, menjadi “Jago” yang baik dan membanggakan di masyarakat.

    Tentunya ini sekaligus untuk menepis citra buruk PSHT.

    Yakni dengan perbaikan-perbaikan internalnya, mulai dari akhlak, adab dan sopan santun warga PSHT yang sesuai ajaran dan filosofi yang terkandung dalam jurus-jurus di PSHT yang merupakan marwah kehidupan.

    “Jika semua warga PSHT berakhlak mulia maka masyarakat akan mengenal PSHT sebagai Perguruan Pencak Silat yang bercitra positif,” kata Rahmat.

    Menurutnya, kegiatan dihadiri banyak tokoh dan sesepuh PSHT. Seperti Ketua Majelis Ajar PSHT, RB Wiyono, anggota Majelis Luhur PSHT Adi Prayitno.

    Kemudian sesepuh DI Yogyakarta, Lardjo, Ketua Pengprof PSHT DI Yogyakarta, Ahmad Utomo, Ketua Cabang Yogjakarta, Sutopan Basuki. Selain itu Sekertaris Pusat dan DPC PSHT Kulonprogo, Sri Harijanto serta pengurus Lemdiklat PSHT, Armansyah.

    Sementara, Ketua Lemdiklat PSHT, Aji Antoko menambahkan, sebenarnya para pelatih di PSHT sudah memiliki sertifikat. Hanya saja yang mengeluarkannya dari cabang masing-masing. Sehingga ada perbedaan dan kali ini akan diseragamkan secara Nasional seluruhnya melalui sertifikat yang dikeluarkan dari pengurus pusat PSHT.

    “Kami berharap nantinya ada standarisasi dalam pelatihan pada siswanya mulai dari sabuk polos, jambon, hijau hingga putih kecil dan menjadi warga PSHT. Sehingga ditargetkan nantinya materi senam dan jurus serta materi ajaran  yang lain akan  sama di seluruh Indonesia maupun luar negeri,” papar Koko, sapaan akrab Aji Antoko.

    Disebutkan, target TOT pencak silat ajaran ini adalah menyeragamkan materi ajaran dengan memperbaiki metode pelatihan. Dengan sasaran agar para pelatih mulai dari tingkat rayon hingga tingkat pusat memiliki kemampuan dan penguasaan materi melatih  terstadarisasi sesuai ketentuan Organisasi.

  • 47 pendekar PSHT ikuti pelatihan untuk menjadi pelatih di Bogor

    47 pendekar PSHT ikuti pelatihan untuk menjadi pelatih di Bogor

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 47 pendekar silat dari Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) mengikuti pelatihan untuk pelatih atau “Training of Trainers” (ToT) di kawasan Bogor, Jawa Barat, selama empat hari mulai dari Sabtu (25/1) hingga Selasa (27/1).

    Ketua Umum PSHT Muhammad Taufiq dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, menuturkan, pelatihan ini diberikan sebagai pelatihan dasar bagi pendekar untuk menjadi pelatih profesional di dalam organisasi yang dipimpinnya.

    Yakni, untuk mempersiapkan seseorang menjadi pelatih yang kompeten dan bersertifikasi. Pelatihan diikuti oleh 47 pendekar silat PSHT dari sejumlah cabang di wilayah Jabodetabek dan Cabang Khusus TMII plus dari Cabang Subang.

    Kegiatan yang mengangkat tema “Warga PSHT berani, ulet, cerdik, bisa mengendalikan diri dan yakin berkat gerak senam serta jurus yang benar dan terus dilatih” itu menghadirkan narasumber dari internal Lemdiklat PSHT, antara lain, Ketua Lemdiklat PSHT Aji Antoko.

    Taufiq menambahkan kegiatan itu juga untuk menyamakan senam dan jurus PSHT di seluruh nusantara maupun yang ada di luar negeri.

    Ketua Lemdiklat PSHT Aji Antoko menambahkan, sebenarnya para pelatih di PSHT sudah memiliki sertifikat, namun yang mengeluarkannya dari cabang masing-masing sehingga ada perbedaan.

    Saat ini akan diseragamkan seluruhnya melalui sertifikat yang dikeluarkan dari Pengurus Pusat PSHT. “Kita berharap nantinya ada standarisasi dalam pelatihan pada siswanya mulai dari sabuk polos, jambon, hijau hingga putih kecil dan menjadi warga PSHT.

    Berdasarkan hasil evaluasi, kata dia, perolehan medali emas selalu menurun dalam setiap pertandingan lantaran pengajaran terhadap para pesilat tidak tuntas dalam mengikuti silat ajaran.

    Dalam pelatihan itu juga diberikan materi perubahan mengenai “ausdower” atau gerakan pemanasan dalam latihan pencak silat. Sekarang “ausdower” masuk dalam prestasi berbasis pencak ajaran.

    Koko pun menargetkan pada 2028 PSHT akan mendulang emas lebih banyak lagi di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON).

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025