Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan teknologi Amerika Serikat NVIDIA dilaporkan tengah menguji coba software pendeteksi lokasi untuk jajaran cip kecerdasan buatan (AI) miliknya.
Hal ini disinyalir sebagai respons atas mencuatnya rumor mengenai penyelundupan cip canggih mereka ke China.
Melansir dari TechCrunch Kamis (11/12/2025), NVIDIA mengembangkan teknologi verifikasi lokasi yang memungkinkan perusahaan mendeteksi di negara mana sebuah cip beroperasi.
Fitur ini dirancang untuk memantau pergerakan perangkat keras bernilai tinggi tersebut dan mencegahnya jatuh ke tangan entitas yang tidak memiliki izin resmi.
Penerapan fitur keamanan ini menjadi penting di tengah badai spekulasi pasar. Dalam beberapa hari terakhir, muncul sejumlah laporan yang menuduh bahwa model AI milik China, DeepSeek, telah dilatih menggunakan cip NVIDIA Blackwell yang diselundupkan secara ilegal.
Tuduhan ini mengindikasikan adanya kebocoran serius dalam rantai pasokan global yang memungkinkan teknologi tersebut jadi bahan penyelundupan.
Menanggapi isu miring itu, NVIDIA dengan tegas membantah adanya bukti penyelundupan yang sistematis. Dikutip dari TechCrunch, juru bicara NVIDIA menyatakan pihaknya belum menemukan substansi atas klaim adanya manipulasi pusat data untuk tujuan penyelundupan.
“Kami belum melihat adanya bukti atau menerima petunjuk mengenai ‘pusat data hantu’ (phantom data centers) yang dibangun untuk menipu kami dan mitra OEM kami, yang kemudian dibongkar, diselundupkan, dan direkonstruksi di tempat lain,” ujar juru bicara NVIDIA.
Lebih lanjut, pihak NVIDIA menegaskan bahwa skenario penyelundupan semacam itu terdengar sangat tidak masuk akal. Menurut mereka, perusahaan berkomitmen untuk tetap mengejar dan menindaklanjuti setiap petunjuk atau laporan dugaan pelanggaran yang mereka terima demi menjaga integritas distribusi produknya.
Kabar mengenai pengembangan fitur pelacakan ini mencuat hanya berselang beberapa hari setelah adanya pembaruan regulasi dari pemerintah Amerika Serikat.
Pada awal pekan ini, NVIDIA dilaporkan telah mendapatkan persetujuan untuk mulai menjual cip AI seri H200 kepada pelanggan tertentu yang telah disetujui di China.
Namun, perlu dicatat bahwa izin tersebut hanya berlaku untuk cip H200 yang merupakan teknologi generasi sebelumnya. Lampu hijau tersebut tidak mencakup penjualan cip seri Blackwell.
Kesenjangan akses teknologi antara H200 dan Blackwell inilah yang disinyalir menjadi pemicu utama munculnya pasar gelap dan upaya penyelundupan yang kini coba ditangkal NVIDIA melalui fitur verifikasi lokasi berbasis latensi tersebut.
Di sisi lain, mekanisme kerja perangkat lunak ini dinilai cukup canggih karena tidak bergantung pada sistem pemosisian global (GPS) konvensional. Teknologi ini bekerja dengan melacak kinerja komputasi dan menganalisis penundaan (delay) atau latensi dalam komunikasi antar-server.
Berdasarkan laporan sumber anonim Reuters, variasi waktu respons dalam transmisi data tersebut mampu memberikan indikasi akurat mengenai lokasi fisik geografis di mana cip tersebut sedang dioperasikan.
Perangkat lunak ini nantinya akan bersifat opsional bagi para pelanggan. NVIDIA berencana memprioritaskan ketersediaan fitur pelacakan ini untuk cip seri Blackwell terlebih dahulu.
Seri Blackwell sendiri merupakan lini produk cip AI terbaru dan paling canggih dari NVIDIA yang saat ini menjadi fokus utama pembatasan ekspor teknologi Amerika Serikat. (Muhammad Diva Farel Ramadhan).
