Nihil Anggaran Khusus BRIN, Buoy Tak Lagi Kirim Data Tinggi Muka Laut

2 February 2023, 6:12

Jakarta, CNN Indonesia — Program deteksi tsunami atau Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) yang kini berada di bawah otoritas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tak mendapat anggaran khusus.
Buoy-buoy yang ada di lautan pun tak lagi mengirimkan data ketinggian air laut (sea level).
Program mitigasi bencana ini sebelumnya berada di bawah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang kini melebur ke BRIN.

“Program InaTEWS ex.BPPT saat ini tidak dianggarkan secara khusus oleh BRIN, sehingga belum jelas kelanjutannya,” ujar seorang sumber yang enggan diungkap identitasnya kepada CNNIndonesia.com lewat keterangan tertulis, Rabu (1/2).
Sumber tersebut mengatakan buoy-buoy tsunami yang dipasang di laut pada 2021 sudah memasuki masa pemeliharaan (maintenance) seperti ganti baterai, pembaruan/refurbish.
Sayangnya, tidak tidak ada program khusus dari BRIN untuk memelihara buoy-buoy tersebut. Buoy-buoy tersebut juga sudah tidak mengirimkan data permukaan air laut.
“Tidak ada program/anggaran khusus dari BRIN untuk maintenance, saat ini buoy-buoy tersebut masih berada di tengah laut dan kondisinya sudah tidak ada buoy yang mengirimkan data sea-level,” jelas sumber tersebut.

Selain buoy, program InaTews sendiri dilengkapi dengan dua metode lain deteksi ketinggian air laut, yakni Indonesia Cable Based Tsunamimeter (Ina-CBT), Indonesia Coastel Acoustic Tomography (Ina-CAT).
Data-data yang diperoleh dari metode tersebut dikirimkan ke Ina-TOC (Indonesia Tsunami Observation Center) yang berlokasi di Gedung 1 Kementerian Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi yang dulunya adalah Gedung 1 BPPT di Jl. M.H. Thamrin, Jakarta.
Sayangnya, pusat observasi tersebut pun kini sudah tidak beroperasi. Padahal, keberadaan Ina-TOC merupakan amanat dari Peraturan Persiden Nomor 93 Tahun 2019 tentang Penguatan dan Pengembangan Sistem Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami.
“Ruang kendali data Indonesia Tsunami Observation Center (InaTOC) yang berada di lantai 20 Gedung 1 Kemenkomarves (dulunya adalah Gedung 1 BPPT) juga sudah tidak beroperasi,” tutur sumber CNNIndonesia.com tersebut.

“Data-data dari laut dikirim ke InaTOC dan dipantau 24/7 (non-stop),” tambahnya.
Pada 2021, eks Kepala BPPT Hammam Riza menyebut program InaTEWS pada periode 2019 hingga 2024 menargetkan pemasangan perangkat InaTEWS d dengan rincian Inabuoy di 13 lokasi, InaCBT di 7 lokasi, InaCAT/Tomografi di tiga lokasi dan satu Kecerdasan Artifical (AI-Tsunami) di Indonesia.
Saat ini Inabuoy sendiri sudah terpasang di beberapa wilayah seperti di perairan barat Bengkulu, selatan Cilacap, selatan Malang, selatan Bali, dan selatan Sumba, dan Nusa Tenggara Timur.
Sumber CNNIndonesia.com itu mengatakan InaCBT yang terpasang di Labuan Bajo dan beroperasi awal Maret 2022 masih beroperasi. Namun, perlu anggaran untuk memastikan kelangsungan operasional dari perangkat mitigasi bencana ini.

“InaCBT (Indonesia Cable-based Tsunameter), telah terpasang di Labuan Bajo dan mulai beroperasi sekitar awal Maret 2022.
Saat ini InaCBT Labuan Bajo masih beroperasi/mengirimkan data, namun perlu anggaran untuk operasional agar tetap bisa mengirimkan data (biaya yang dibutuhkan seperti biaya internet untuk pengiriman data, biaya listrik, dll),” terangnya.
InaTews yang dikembangkan sejak 2019 menggunakan sensor pendeteksi tsunami yang dapat mengirimkan data kepada BMKG dan BNPB. Dua lembaga terakhir kemudian mengumumkannya kepada warga.
Pihak BRIN sejauh ini belum berkomentar lebih lanjut soal penganggaran pusat deteksi tsunami ini kepada CNNIndonesia.com. 
[Gambas:Video CNN] (lom/lth)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi