Jakarta –
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, menjadi salah satu bandara tersibuk pada masa Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sejak 18 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025 sudah ada 6.352 penerbangan yang dilayani di Bandara Ngurah Rai.
Jumlah total penerbangan tersebut telah mengalami pemulihan sebesar 90% dari total penerbangan saat pandemi tahun 2019.
Sementara itu, jumlah penumpang yang berhasil diangkut mencapai 1.069.653 orang, dan angkutan kargo mencapai 4.412 ton pada periode yang sama.
Pemulihan jumlah penumpang itu telah mengalami kenaikan pesat dibandingkan saat pandemi 2019 sebesar 107%, sedangkan untuk kargo mengalami kenaikkan 50,24%.
Adapun trafik tertinggi di Bandara Ngurah Rai terjadi pada 29 Desember 2024 dengan total penerbangan 446, penumpang 79.192, dan kargo 218,813 ton.
“Hal ini menunjukkan tren positif bagi dunia penerbangan kita, di mana jumlah pergerakan angkutan udara, penumpang, dan barang terus bergerak naik,” kata Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa dalam keterangannya, Kamis (2/1/2025).
Di sisi lain masih ada juga catatan keterlambatan penerbangan selama periode Natal dan Tahun Baru. Tercatat sebanyak 47 penerbangan mengalami keterlambatan. Penyebabnya, lebih banyak karena faktor cuaca dan sisanya faktor operasional maskapai.
Selama masa Natal dan Tahun Baru, rute tujuan dalam negeri favorit di Bandara Ngurah Rai adalah dari dan menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) dengan jumlah penumpang 101.409 orang. Sedangkan untuk rute luar negeri adalah dari dan menuju Singapore Changi Airport (SIN) dengan jumlah penumpang 59.210 orang.
“Kami memprediksi hari ini merupakan puncak arus balik Nataru di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Oleh karena itu, saya meminta kepada semua pihak baik operator Bandar Udara dan Badan Usaha Angkutan Udara untuk memastikan pelayanan penerbangan dengan baik agar penumpang dapat berpergian dengan selamat, aman, dan nyaman,” kata Lukman.
(hal/hns)