Gresik –
Kondisi Panther yang ditabrak bus Rajawali Indah sangat mengenaskan. Mobil itu sudah tak berbentuk dan nyaris gepeng.
Kecelakaan maut terjadi di Gresik, Jawa Timur. Kecelakaan tersebut melibatkan dua kendaraan yakni Isuzu Panther dan juga bus Rajawali Indah. Panther memuat tujuh orang yang hendak mengantarkan salah satu penumpang berangkat umrah. Nahas seluruh penumpang Panther tewas dalam kecelakaan.
Kondisi Panther berpelat DK 1157 FCL itu pun sangat mengenaskan. Terlihat mobil ringsek parah. Bahkan nyaris rata karena bentuknya sudah tak jelas lagi. Terlebih di bagian sisi kanan ringsek parah. Tampak kaca depan bus juga menempel di atas kap mobil.
Dirlantas Polda Jatim Kombes Komarudin menjelaskan, rombongan itu berangkat dari Tuban dan bertolak menuju Bandara Juanda. Kata Komarudin, dari hasil olah TKP dan keterangan sopir serta kenek bus, kejadian bermula saat Panther yang dikemudikan Ahmad Basuki tiba-tiba pindah lajur ke kanan.
“Menurut keterangan sementara di TKP tadi tiba-tiba mobil mengambil jalur kanan. Ini ada persesuaian dengan titik tabrak atau Q point serta bekas-bekas goresan yang ada di jalan. Di mana terjadinya kecelakaan berada pada jalur kiri atau jalur bus yang dari arah timur maupun barat,” ungkap Komarudin.
Komarudin juga menyebut saat kecelakaan terjadi, situasi lalu lintas tidak terlalu padat. Kata Komarudin, kemungkinan mobil menyalip kendaraan di depannya sangat kecil. Tapi dia tak mau terburu-buru menyimpulkan, melainkan menunggu hasil Traffic Accident Analysis (TAA). Namun diduga sopir Panther kehilangan kendali saat berkendara hingga oleng dan berpindah lajur. Polisi juga akan menyelidiki potensi terjadinya microsleep saat berkendara hingga menjadi penyebab kecelakaan.
“Kami akan selidiki juga apakah pengemudi mengalami microsleep karena berangkat dari Tuban setelah salat Subuh. Tapi saat sekitar pukul 05.45 WIB, terjadi kecelakaan di lokasi kejadian,” kata Komarudin.
Adapun kehilangan kendali saat mengemudi memang bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana menjelaskan, kehilangan kendali bisa disebabkan oleh tekanan angin ban tidak sesuai, suspensi yang sudah tidak prima, kondisi lintasan licin, rem agresif, serta faktor emosi pengendara.
Sementara itu microsleep juga sering menjadi penyebab kecelakaan. Sony pernah mengungkap, saat microsleep, otak pengemudi menjadi blank karena terlalu lelah. Gejala microsleep adalah tertidur secara tiba-tiba hanya dalam waktu yang sangat singkat, sekitar satu hingga 30 detik. Microsleep sering terjadi saat melakukan pekerjaan yang monoton, seperti berkendara dalam waktu yang lama.
Saat terserang microsleep, banyak hal bisa terjadi selama kurun waktu dan jarak tersebut. Yang paling ringan mungkin mobil bisa pindah jalur tanpa disadari. Terburuknya bisa menimbulkan kecelakaan fatal. Microsleep ini berbeda dengan mengantuk. Mengantuk membuat respons, kecepatan, reflek, dan semuanya melambat.
“Sementara microsleep, ketika terkena, maka konsekuensinya terhadap kecepatan dan refleks yang kasar,” terang Sony belum lama ini.
(dry/rgr)