Nezar Patria: Pengembangan AI di Indonesia Perlu Data dari Dalam Negeri

9 December 2023, 7:33

TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menanggapi pernyataan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko yang menyebutkan bahwa salah satu tantangan pengembangan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) adalah big data. Big data disebut sebagai salah satu kunci bagi Indonesia bisa mengembangkan Al dengan lebih baik bahkan bisa solusi nyata bagi masyarakat. Soal pernyataan itu, Nezar mengatakan bahwa hal itu perlu ditanyakan langsung ke Handoko. Dia menjelaskan berdasarkan data East Ventures—venture capital sektor agnostik di Indonesia—pada 2023, pemanfaatkan AI diperkirakan berkontribusi ke perekonomian Indonesia sebesar US$ 366 miliar dalam satu dekade ke depan.“Saat ini ekosistem AI di Indonesia masih dalam tahap pengembangan,” ujar Nezar saat dihubungi pada Kami, 7 Desember 2023.Namun memang, dia melanjutkan, mengingat AI membutuhkan data dalam pengembangannya, diperlukan data yang cukup banyak secara kuantitas, dan baik secara kualitas. Khususnya apabila akan melakukan pengembangan AI di Indonesia dibutuhkan data-data tentang Indonesia.“Bukan dari luar Indonesia, agar AI bisa memahami konteks di Indonesia sehingga bisa dimanfaatkan secara tepat guna,” tutur Nezar. “Saya rasa ini memang masih menjadi pekerjaan rumah bersama.”Sebelumnya, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyebutkan kehadiran Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) yang andal dapat mendukung kehadiran big data untuk pengembangan inovasi teknologi hingga pengambilan kebijakan lebih efisien. Menurut dia big data menjadi salah satu kunci untuk mengembangkan teknologi seperti Al dengan lebih baik.Handoko menuturkan, sebenarnya penting bagi Indonesia menciptakan proses bisnis yang terstruktur sehingga secara otomatis oleh sistem data itu terkumpul. Itu juga adalah ultimate goal dari SPBE. “Itu kan penting sekali bagi kami semua khususnya pemerintah untuk ambil kebijakan yang lebih evidence dan sciece based,” kata dia pada Kamis, 23 November 2023.Indonesia, dia berujar, memiliki potensi yang besar untuk mendapatkan banyak ragam big data dari berbagai sektor. Karena populasi masyarakat beragam dan juga banyak dinamika yang bisa diambil sebagai data. Sayangnya, hal itu masih menjadi tantangan karena pengumpulan data sistem yang dihadirkan baik di industri maupun di pemerintah masih kurang terstruktur.Iklan

Sehingga, perlu perbaikan sistem yang lebih terstruktur dalam pengumpulan-pengumpulan data. Sehingga dapat tercipta big data yang beragam dan nantinya bisa dieksplorasi untuk pengembangan teknologi dan inovasi bahkan untuk pengambilan keputusan. “Intinya bagaimana kami bisa menciptakan big data dari Indonesia. Bagaimana bisa mengelaborasi untuk mengeksplorasi potensi big data tersebut,” kata Handoko.Sementara, dari sisi pemerintah, SPBE menjadi salah satu cara untuk membuat pengumpulan data menjadi lebih terstruktur lewat digitalisasi. Handoko mengatakan rencana pemerintah untuk menghadirkan Pusat Data Nasional (PDN) juga menjadi salah satu cara memperkuat SPBE.Dia pun berharap dengan kehadiran PDN, maka data-data penting yang berhubungan dengan dinamika masyarakat bisa terkumpul dengan lebih baik dan tertata. Sehingga akhirnya bisa dijadikan acuan untuk membuat solusi baru bagi masyarakat.MOH KHORY ALFARIZI | YOHANES PASKALIS | ANTARAPilihan Editor: Saran Chatib Basri untuk Anies, Prabowo, dan Ganjar Supaya Ekonomi Tumbuh di Atas 6 Persen

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Statement

Fasum

Transportasi