Badan keamanan negara Lebanon menyebut serangan Israel itu sebagai “pelanggaran terang-terangan” terhadap gencatan senjata yang sedang berlangsung.
Militer Lebanon, dalam pernyataan terpisah, melaporkan serangan drone militer Israel menghantam buldoser militer di wilayah Lebanon bagian timur laut, yang terletak dekat perbatasan Suriah. Serangan drone ini dilaporkan melukai satu tentara Lebanon.
Ketua parlemen Lebanon, Nabih Berri, yang merupakan sekutu Hizbullah dan perunding utama Beirut dalam perundingan gencatan senjata, melaporkan Lebanon telah mencatat setidaknya 54 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel sejauh ini.
Namun Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Gideon Saar, menolak tuduhan soal Tel Aviv telah melanggar ketentuan gencatan senjata di Lebanon.
“Kami mendengar klaim bahwa Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata di Lebanon. Sebaliknya! Israel menegakkannya sebagai respons atas pelanggaran Hizbullah, yang menuntut tindakan segera,” tegas Saar dalam pernyataannya.
Gencatan senjata yang diberlakukan sejak 27 November lalu itu menetapkan bahwa Israel tidak akan melancarkan operasi militer ofensif terhadap target-target sipil, militer atau target-target negara lainnya di wilayah Lebanon.
Sementara otoritas Lebanon, menurut kesepakatan gencatan senjata itu, diwajibkan mencegah kelompok bersenjata apa pun, termasuk Hizbullah, melakukan operasi terhadap Israel. Beberapa hari terakhir, gencatan senjata itu tampak semakin rapuh dengan pelanggaran demi pelanggaran terjadi.
(nvc/ita)