Negara: Amerika Serikat

  • Viral Sindiran Ketergantungan Amerika Serikat pada Produk ‘Made in China’, Donald Trump Kalah Perang Dagang?

    Viral Sindiran Ketergantungan Amerika Serikat pada Produk ‘Made in China’, Donald Trump Kalah Perang Dagang?

    PIKIRAN RAKYAT – Perang dagang berkepanjangan Amerika Serikat dan China berpotensi memangkas pertumbuhan ekonomi global dan menciptakan resesi, membuat risiko bertambah tinggi.

    Kecenderungan seperti ini tampaknya belum akan segera sirna, apalagi China terus meladeni tantangan perang dagang dari AS. Terutama sejak Presiden Donald Trump melancarkan perang tarif ke banyak negara.

    Donald Trump akan terus menghadapi masalah-masalah besar yang tak diharapkan, yang akan kian membesar seiring sikap keras sejumlah negara, terutama China yang terus meladeni manuver perang tarif.

    China merespons tarif Amerika Serikat dengan mengenakan tarif balasan pada barang-barang impor dari AS termasuk produk pertanian dan teknologi. Ketegangan perdagangan secara umum masih tinggi, negosiasi keduanya menyelesaikan sengketa terus menjadi perhatian.

    Ketergantungan Produk Made in China

    Sejumlah netizen membuat meme atau konten sindiran yang menggambarkan ketergantungan AS pada produk “Made in China” dan bagaimana tarif bisa memengaruhi ketersediaan barang murah.

    Ada juga diskusi dan kritik pada kebijakan tarif yang dianggap merugikan konsumen dan bisnis Amerika Serikat. Banyak yang menyadari sulitnya melepaskan diri dari produk China karena integrasinya dalam rantai pasokan global dan ketersediaan alternatif yang terbatas untuk sejumlah jenis barang.

    Ada persepsi umum di kalangan konsumen Barat, produk “Made in China” identik dengan kualitas rendah. Persepsi ini sebagian berasal dari masa lalu saat China pertama kali menjadi pusat manufaktur global.

    Meskipun masih ada produk berkualitas rendah yang diproduksi di China, banyak pabrikan mereka kini mampu menghasilkan barang-barang berkualitas tinggi, terutama merek-merek internasional yang memiliki standar ketat.

    Perang dagang bisa memperkuat persepsi negatif “Made in China” di kalangan sebagian konsumen AS, meskipun kualitas produk itu sendiri mungkin tak selalu menjadi isu utama dalam sengketa perdagangan.

    Dampak

    Amerika Serikat sangat bergantung pada produk “Made in China” untuk berbagai macam barang seperti elektronik konsumen misalnya smartphone dan laptop, pakaian, mainan serta komponen industri.

    Rantai pasokan perusahaan-perusahaan AS sudah terintegrasi erat dengan manufaktur di China selama beberapa dekade terakhir karena biaya produksi yang lebih rendah.

    Tarif yang dikenakan AS pada barang-barang China secara langsung meningkatkan biaya impor bagi perusahaan-perusahaan Amerika yang mengandalkan produk atau komponen dari sana.

    Selama beberapa dekade sebelum pandemi, konsumen Amerika Serikat menikmati era barang-barang murah sebagian besar karena impor dari China. Perang dagang dan tarif bisa mengakhiri era ini.

    Ketergantungan AS pada manufaktur China berpengaruh besar pada bagaimana tarif berdampak pada ekonomi Amerika, sementara kemampuan dan respons China menentukan dinamika dan potensi eskalasi konflik perdagangan ini.

    Persepsi kualitas produk “Made in China” juga memainkan peran membentuk opini publik dan respons konsumen pada langkah-langkah perdagangan yang diambil kedua negara.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Saham Boeing Terjun Bebas, Terancam Krisis Keuangan Imbas China Boikot Pengiriman Jet – Halaman all

    Saham Boeing Terjun Bebas, Terancam Krisis Keuangan Imbas China Boikot Pengiriman Jet – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM , WASHINGTON – Saham produsen pesawat asal Amerika Serikat, Boeing mengalami penurunan signifikan setelah Pemerintah China melarang pengiriman pesawat Boeing, sebagai respons terhadap ketegangan perdagangan antara AS dan China.

    Mengutip laporan Reuters, saham Boeing amblas 1 persen menjadikan total penurunan tahun ini mencapai 12 persen.

    Amblasnya saham Boeing (BA), turut menyeret penurunan Dow saham Jones Industrial Average hingga 155,83 poin, atau 0,38 persen, menjadi 40.368,96, Rabu (16/4/2025).

    Hanya itu, sejumlah saham unggulan Wall Street juga ikut amblas, diantaranya S&P 500 melemah 9,34 poin, atau 0,17 persen, menjadi 5.396,63. Disusul Indeks Harga Saham Gabungan Nasdaq yang menyusut 8,32 poin atau 0,05 persen.

    Sehubungan dengan penurunan ini terjadi imbas aksi boikot yang dilakukan otoritas Tiongkok, memerintahkan maskapai-maskapainya untuk tidak menerima lagi pengiriman pesawat Boeing.

    Pemerintah Tiongkok juga meminta maskapai nasionalnya untuk menghentikan pembelian peralatan dan suku cadang pesawat dari perusahaan-perusahaan AS, sebagai tanggapan atas keputusan Amerika Serikat yang memberlakukan tarif sebesar 145 persen terhadap barang-barang asal Tiongkok.

    China diketahui menjadi salah satu negara yang menyumbangkan 20 persen permintaan pesawat global dalam beberapa dekade mendatang, menjadikan pasar ini sangat penting bagi Boeing. Namun, dengan adanya larangan ini, Boeing menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan pangsa pasarnya di Tiongkok.

    Mengingat penangguhan tersebut, tiga maskapai besar China yakni, maskapai Air China, China Eastern Airlines dan China Southern Airlines harus membatalkan rencana mereka untuk menerima 45, 53, dan 81 pesawat Boeing antara tahun 2025 hingga 2027.

    Bahkan pengiriman 8.830 pesawat baru Boeing dalam 20 tahun ke depan juga terancam batal, mempengaruhi pendapatan jangka pendek dan panjang.

    Boeing Terancam Krisis Keuangan

    Boikot dari China memperbaiki situasi Boeing yang sudah rapuh, terlebih selama enam tahun terakhir. Tepatnya sejak tahun 2018, Boeing telah mencatat kerugian operasional sebesar 51 miliar dolar AS.

    Kondisi ini semakin diperparah pasca tahun lalu Boeing mulai dilanda krisis buntu keuangan aksi aksi kerja yang dilakukan 33 ribu staf di pabrik Pantai Barat AS pada pertengahan September 2024.

    Mogok digelar kerja karyawan Boeing selama sepekan, dimaksudkan untuk memprotes perusahaan agar meningkatkan tawaran upah para staf dan mengembalikan dana pensiun yang telah dicabut satu dekade lalu.

    Namun kemunduran tersebut tidak kunjung mendapatkan jalan keluar. Imbas memukul kerja yang berkepanjangan pengiriman jet 777X-nya di stop selama setahun, tak sampai disitu mogok kerja juga membuat pesawat 737 Max, 767 mandek diproduksi.

    Alasan ini membuat saham perusahaan dan merugi miliar dolar hingga perusahaan terpaksa melakukan PHK massal terhadap 2.500 pekerja di cabang Washington, Oregon, South Carolina, dan Missouri.

    Ketika China benar-benar memboikot pesawat jet dan suku cadang Boeing maka hal tersebut dapat mempercepat tekanan finansial perusahaan, memicu langkah-langkah darurat seperti PHK massal, penjualan saham besar-besaran, dan potensi kehilangan strategi pasar jangka panjang.

     

  • Bikin Amerika Dongkol, Enam Pesawat Angkut China Xian Y-20 Muncul di Mesir, Bawa Senjata Terbaru? – Halaman all

    Bikin Amerika Dongkol, Enam Pesawat Angkut China Xian Y-20 Muncul di Mesir, Bawa Senjata Terbaru? – Halaman all

    Bikin Amerika Dongkol, Enam Pesawat Angkut China Xian Y-20 Muncul di Mesir, Bawa Senjata Terbaru?

    TRIBUNNEWS.COM – China diduga secara senyap menjalin hubungan ‘belakang’ dengan mitra-mitra utama Amerika Serikat (AS) di kawasan Afrika dan Timur Tengah.

    Dugaan itu menguat saat pesawat-pesawat kargo militer China terlihat bepergian ke Mesir. 

    “Penerbangan enam pesawat angkut militer raksasa Xian Y-20 dari Tiongkok ke Mesir beberapa hari lalu telah memicu berbagai spekulasi, terutama mengenai kargo yang dibawanya, yang hingga kini belum terungkap,” kata ulasan situs militer DSA, Rabu (16/4/2025).

    Di luar pertanyaan tentang muatan yang dibawa oleh pesawat angkut People Liberation Army Air Forces (Angkatan Udara Tentara China), penerbangan itu juga menunjukkan meningkatnya hubungan militer antara Tiongkok dan Mesir, yang merupakan sekutu kuat AS di Timur Tengah.

    “Penerbangan pesawat angkut militer China ke Mesir pasti akan menimbulkan kekesalan di Amerika Serikat,” tambah ulasan tersebut.

    Terkait hubungan Mesir-China ini, pengamat Open Source Intelligence (OSINT) menggunakan aplikasi pelacakan penerbangan seperti Flight Radar untuk melacak penerbangan pesawat angkut militer raksasa China ke Mesir.

    Mereka melacak pesawat angkut yang terbang dari China dan singgah di Dubai, sebelum mendarat di Mesir.

    KARGO MILITER – Penampakan pesawat angkut militer raksasa Xian Y-20 buatan China. Sebanyak enam pesawat kargo ini dilaporkan terbang ke Mesir, baru-baru ini, memicu spekulasi mengangkut persenjataan baru. Mesir selama ini diketahui bergantung pada Amerika Serikat dalam urusan pengadaan senjata.

    Spesifikasi Pesawat Kargo Xian Y-20 China

    Pesawat angkut strategis Xian Y-20, yang dikembangkan oleh Xi’an Aircraft Industrial Corporation di bawah Aviation Industry Corporation of China (AVIC).

    Pesawat ini merupakan satu di antara aset terpenting dalam kemampuan mobilitas udara Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLAAF) di era modern.
     
    Pesawat ini dirancang untuk melaksanakan berbagai misi logistik berskala besar termasuk pengiriman pasukan, peralatan berat, kendaraan lapis baja, dan bantuan kemanusiaan lintas benua, sehingga memperkuat kemampuan operasional luar negeri China.

    Dengan panjang bodi sekitar 47 meter, lebar sayap 50 meter, dan kapasitas muatan maksimum hingga 66 ton, Y-20 mampu mengangkut berbagai jenis platform termasuk tank ringan, sistem pertahanan udara, dan pasokan penting ke medan operasional yang terpencil dan menantang.

    Pesawat kargo Y-20 juga memiliki jangkauan operasional sekitar 7.800 kilometer tanpa pengisian bahan bakar, yang memungkinkannya untuk menjalankan misi jarak jauh di Asia, Afrika, dan Timur Tengah—memberikan China keuntungan strategis dalam konteks geopolitik regional dan global.

    Pesawat ini juga dilengkapi dengan pintu kargo belakang dan sistem winch internal yang memudahkan proses pemuatan dan pemindahan peralatan berat dengan cepat, termasuk dalam situasi darurat atau bencana alam.

    Dalam beberapa waktu terakhir, beberapa varian Y-20 juga telah dikembangkan untuk tujuan khusus seperti versi pengisian bahan bakar udara (Y-20U) dan potensi sebagai pesawat amfibi dan dukungan medis, sehingga memperluas spektrum operasionalnya dalam peperangan multi-domain modern.

    KARGO MILITER – Penampakan pesawat angkut militer raksasa Xian Y-20 buatan China. Sebanyak enam pesawat kargo ini dilaporkan terbang ke Mesir, baru-baru ini, memicu spekulasi mengangkut persenjataan baru. Mesir selama ini diketahui bergantung pada Amerika Serikat dalam urusan pengadaan senjata.

    Bukti China Sudah Mampu Saingi China

    Secara umum, kemunculan Y-20 sebagai pesawat angkut strategis buatan lokal membuktikan kemajuan pesat industri kedirgantaraan Tiongkok.

    Pesawat kargo ini juga membuat PLAAF lebih kompetitif dalam mendukung operasi luar negeri dan memperkuat pengaruh militer Beijing secara internasional.

    Tak cuma itu, China juga bisa menyaingi AS dalam hubungan militer dengan Mesir.

    “Hubungan militer antara Mesir dan Cina telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, yang mencerminkan upaya bersama kedua negara untuk memperkuat kerja sama strategis dan memperluas pengaruh geopolitik masing-masing,” kata ulasan tersebut.

    Sejak awal tahun 2025, Mesir dan Tiongkok telah memasuki apa yang disebut sebagai “dekade emas” dalam hubungan bilateral mereka, yang ditandai dengan peningkatan signifikan dalam kerja sama pertahanan, termasuk pelatihan bersama, transfer teknologi, dan perolehan persenjataan canggih.

    JET BUATAN CHINA – Jet tempur generasi 4,5 Chengdu J-10C buatan China. Pesawat ini dilaporkan diterima oleh Angkatan Udara Mesir pada awal 2025.

    Dari Jet hingga Rudal

    Dalam upaya memodernisasi angkatan bersenjatanya dan mengurangi ketergantungannya pada pemasok senjata tradisional dari Barat, Mesir telah mengakuisisi berbagai sistem persenjataan dari China.

    Di antara akuisisi utama adalah jet tempur generasi 4,5 Chengdu J-10C, yang dilaporkan diterima oleh Angkatan Udara Mesir pada awal 2025.

    Laporan pada Februari menyatakan kalau Angkatan Udara  Mesir  kemungkinan telah menerima gelombang pertama jet tempur J-10CE buatan China, yang dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara jarak jauh (Beyond Visual Range) PL-15.

    Kemungkinan ini diungkapkan pengamat kedirgantaraan China Hurin melalui platform media sosialnya X, yang memperlihatkan dua jet tempur J-10CE Mesir sedang beraksi.

    Angkatan Udara Mesir dilaporkan berencana untuk memperoleh hingga 40  jet tempur J-10C E buatan China.

    Pesawat tempur J-10CE merupakan varian ekspor dari pesawat tempur J-10C “Vigorous Dragon” yang dikembangkan oleh Chengdu Aircraft Corporation untuk  Angkatan Udara Cina.
     
    Pada September tahun lalu, Mesir dilaporkan memutuskan untuk membeli jet tempur J-10C buatan China untuk menggantikan  jet tempur tua buatan AS  yang saat ini digunakan oleh angkatan udara negara Arab tersebut.

    Meskipun Kementerian Pertahanan Mesir belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang hal itu, media lokal dan asing telah mengonfirmasinya.

    Laporan tentang kemungkinan Mesir memperoleh jet tempur J-10C mulai mengemuka pada tahun 2023, dengan laporan bahwa pejabat pertahanan senior dari negara Arab dan China dikatakan telah bertemu di Langkawi selama  pameran LIMA 2023  untuk membahas akuisisi jet tempur tersebut.
     
    Pada LIMA 2023, tim aerobatik China “1 Agustus” yang menggunakan jet tempur J-10C juga akan berpartisipasi dalam pameran kedirgantaraan dan maritim di pulau resor tersebut.
     
    Pada Juli 2024, tawaran  China  kepada Mesir untuk memperoleh jet tempur J-10C disebut-sebut telah disampaikan saat Panglima Angkatan Udara Mesir Jenderal Mahmud Foaad Abdel Gawaad ​​​​mengunjungi Beijing dan bertemu dengan mitranya Jenderal Chang Dingqiu di Beijing.

    Pertemuan antara Panglima Angkatan Udara Mesir dan China di Beijing dilakukan atas undangan Jenderal Chang Dingqiu untuk lebih meningkatkan hubungan strategis antara kedua negara.

    Menurut pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Angkatan Bersenjata Mesir, kunjungan Panglima Angkatan Udara Mesir ke China membuktikan komitmen  kekuatan Timur Tengah untuk lebih meningkatkan hubungan militer dengan negara-negara sahabat.

    Jenderal Mahmoud Foaad juga mengunjungi Pangkalan Udara Tangshan di mana ia dan delegasi perwira senior Angkatan Udara Mesir menyaksikan demonstrasi penerbangan jet tempur J-10C. 

    Mesir juga dilaporkan telah memperoleh dan mengoperasikan beberapa sistem pertahanan udara buatan China sebagai bagian dari upaya untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan mengurangi ketergantungannya pada pemasok tradisional dari Barat dan Rusia.

    SETARA ARHANUD CHINA – Sistem pertahanan udara HQ-9B buatan China. Sistem pertahanan udara ini dianggap setara dengan sistem S-400 buatan Rusia.

    Akusisi Sistem Pertahanan Udara HQ-9B

    Baru-baru ini, laporan media mengungkapkan bahwa Mesir telah mengakuisisi sistem pertahanan udara HQ-9B dari China, yang dianggap setara dengan sistem S-400 buatan Rusia.

    Sistem pertahanan udara HQ-9B adalah rudal permukaan-ke-udara jarak jauh generasi baru yang dikembangkan oleh China sebagai jawaban atas kebutuhan modern dalam menghadapi ancaman multi-dimensi dari udara.
     
    Dikembangkan oleh China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC), HQ-9B dirancang untuk memberikan perlindungan berlapis terhadap berbagai ancaman termasuk pesawat tempur generasi terbaru, rudal jelajah, rudal balistik jarak pendek, serta kendaraan udara tak berawak (UAV).
     
    HQ-9B adalah versi lanjutan dari seri HQ-9 dan menawarkan peningkatan signifikan dalam jangkauan, kemampuan deteksi, dan akurasi intersepsi dibandingkan dengan versi asli.

    Sistem ini mampu mencegat target sejauh 250 hingga 300 kilometer, tergantung pada jenis rudal yang digunakan, dan beroperasi pada ketinggian hingga 30 kilometer, menjadikannya salah satu sistem pertahanan udara paling mumpuni yang dimiliki China dan sekutunya.

    HQ-9B dilengkapi dengan radar array bertahap aktif yang mampu mendeteksi, melacak, dan menyerang beberapa target secara bersamaan, dengan kemampuan “lacak-lawan-ganggu” yang memungkinkannya beroperasi di lingkungan peperangan elektronik yang kompleks.

    Rudal HQ-9B menggunakan kombinasi sistem panduan inersia dengan pembaruan pertengahan jalur serta panduan radar aktif di fase terminal untuk akurasi tinggi dalam intersepsi target.

    Dalam konteks geostrategis, kehadiran HQ-9B dalam kekuatan militer mengirimkan sinyal yang jelas tentang kemampuan suatu negara untuk mempertahankan wilayah udaranya secara mendalam, menambahkan kemampuan pencegahan terhadap segala bentuk serangan udara konvensional atau asimetris.

    Secara keseluruhan, HQ-9B merupakan simbol kemajuan industri pertahanan China dan cerminan upaya negara-negara seperti Mesir untuk memperkuat kemampuan pertahanan mereka melalui akuisisi sistem buatan China yang kompetitif dan berteknologi tinggi.

    Selain itu, Mesir juga mengoperasikan pesawat tak berawak tempur Wing Loong-1D yang dikembangkan Cina, yang menawarkan kemampuan serangan dan pengawasan yang sebanding dengan MQ-9 Reaper buatan AS, tetapi dengan biaya lebih rendah.

    Kolaborasi ini juga mencakup pengembangan bersama drone ASN-209, yang diproduksi secara lokal di Mesir dengan bantuan teknologi dari China.

    Kerja sama militer antara kedua negara juga mencakup pelatihan bersama dan pertukaran teknologi.

    Misalnya, pada tahun 2015, Mesir dan Cina mengadakan latihan angkatan laut gabungan pertama mereka, yang menandakan komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama di bidang pertahanan.

    Dari gambaran eratnya hubungan Mesir-China di atas, meningkatnya hubungan militer kedua negara mencerminkan pergeseran strategis dalam lanskap geopolitik Timur Tengah.

    Pergeseran lanskap itu menunjukkan kalau negara-negara seperti Mesir berupaya mendiversifikasi sumber pengadaan pertahanan mereka dan tak melulu mengandalkan Barat dan AS.

    Menariknya, langkah itu dilakukan dengan memperkuat kedaulatan militer melalui kerja sama dengan negara-negara besar seperti China, saingan berat AS.

     

    (oln/dsa/*)

  • Tesla Berhenti Terima Pesanan Model S dan X di China

    Tesla Berhenti Terima Pesanan Model S dan X di China

    Jakarta

    Tesla dikabarkan menghentikan pemesanan kendaraan Model S dan X di China sejak akhir minggu lalu. Belum jelas apakah Tesla akan memperkenalkan model lainnya atau tidak di negeri panda tersebut.

    Dikutip insideevs, Tesla mulai memberhentikan pemesanan Model S dan X di China. Memang, produsen mobil listrik Amerika itu tidak mengumumkan perubahan tersebut secara resmi, tetapi melalui situs resmi di China. Dikatakan Tesla melakukan perubahan pada website-nya tersebut, dengan melakukan penghapusan halaman pemesanan pada kedua Model tersebut.

    Meski demikian dijelaskan calon pelanggan di China masih bisa mendapatkan Model S atau Model X baru dari stok unit yang tersedia. Selain itu dijelaskan, karena mahalnya tarif impor di China, Tesla dikatakan akan menghentikan impor kedua model tersebut ke China, terlebih penjualan kedua Tesla Model S dan X di China dinilai tidak terlalu signifikan.

    Sebagai catatan, China adalah pasar kendaraan listrik terbesar di dunia, dan menjadi pasar yang kompetitif bagi produsen mobil Barat karena kerap mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pelanggannya di China.

    Ilustrasi Tesla Model X 90D, di Brussels, Belgium – January 13, 2017 Foto: Getty Images/Sjoerd van der Wal

    Terkait Model S dan Model X, kedua model ini dijelaskan hanya akan diproduksi di Fremont, California, langkah terbaru ini merupakan indikasi yang mengatakan kedua model ini sudah mulai tidak digemari.

    Tahun lalu tercatat, Tesla menjual kurang dari 2.000 kendaraan Model S dan Model X di China. Sebagai perbandingan, jumlah penjualan untuk Model 3 dan Model Y mencapai lebih dari 660.000, menurut Pusat Penelitian dan Teknologi Otomotif Cina.

    (lth/din)

  • RI Fokus Perkuat Pariwisata Gastronomi hingga MICE untuk Hadapi Efek Tarif AS

    RI Fokus Perkuat Pariwisata Gastronomi hingga MICE untuk Hadapi Efek Tarif AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pariwisata (Kemenpar) akan fokus mengembangkan pariwisata domestik untuk menghadapi kebijakan tarif timbal balik yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

    Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenpar Martini M. Paham menyampaikan, pariwisata menjadi sektor yang dapat membantu Indonesia dalam menghadapi gejolak global akibat tarif Trump. Untuk itu, pemerintah akan fokus mengembangkan pariwisata domestik.

    “Kita fokusnya di domestik turis dan di regional tourism,” kata Diah, sapaan akrabnya, dalam konferensi pers 37th CAP-CSA di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Rabu (16/4/2025).

    Diah meyakini, pasar pariwisata domestik tetap kuat ditengah kondisi perang tarif. Untuk mendukung hal tersebut, Diah menyebut bahwa akan ada beberapa destinasi yang difokuskan untuk investasi dan juga difokuskan untuk program wisata.

    Diantaranya, wellness, gastronomi, Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE), dan event. Dia optimistis, keempat daya tarik wisata ini menjadi salah satu kunci yang dapat dikembangkan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

    Misalnya untuk gastronomi, Diah menuturkan bahwa pemerintah memiliki program Indonesia Spice Up the World (ISUTW). Sebagai informasi, ISUTW merupakan program pemerintah untuk mempromosikan kuliner dan rempah Indonesia. 

    Dia mengatakan, program ini bertujuan untuk memperkuat peluang dan kekuatan para pemangku kepentingan dalam hal pengembangan gastronomi. 

    “Tentu saja, ini salah satu program yang ingin kita dorong,” ujarnya. 

    Dalam catatan Bisnis, Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana sebelumnya mendorong pelaku usaha untuk memanfaatkan peluang dari perubahan dinamika global, dengan mengintegrasikan kesiapan destinasi, produk wisata, usaha pariwisata, tenaga kerja, hingga promosi.

    Dari sisi pemerintah, Widiyanti menyebut bahwa Kemenpar akan terus mengembangkan desa wisata dan mendorong aktivitas ekonomi berbasis pariwisata di seluruh Indonesia.  

    Harapannya, langkah ini dapat membuat distribusi ekonomi menjadi lebih merata dan mengurangi ketergantungan terhadap sektor ekspor manufaktur yang terkena dampak tarif dagang AS. 

    “Didukung upaya promosi dan pengembangan yang Pemerintah lakukan, Kemenpar optimistis upaya ini akan menjadi sumber devisa yang tinggi, memitigasi dinamika global dan menjadi ekspor jasa penyeimbang,” kata Widiyanti dalam keterangannya. 

  • Kerja sama RI – India Bakal Sia-sia Tanpa Diiringi Keringanan Investasi 5G

    Kerja sama RI – India Bakal Sia-sia Tanpa Diiringi Keringanan Investasi 5G

    Bisnis.com, JAKARTA — Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menilai biaya investasi 5G yang tinggi masih menjadi tantangan bagi negara-negara lain berinvestasi di Indonesia dalam pengembangan teknologi jaringan terbaru itu. 

    Ketua umum Mastel, Sarwoto Atmosutarno mengatakan bahwa biaya frekuensi untuk membangun jaringan 5G di Indonesia masih mahal. 

    Laporan GSMA mengungkap total biaya biaya hak penggunaan frekuensi yang harus dibayarkan perusahaan operator seluler bisa mencapai 12% dari total pendapatan tahunan. 

    GSMA meramal kondisi ini terus meningkat menjadi 20% dari total pendapatan pada 2030. Padahal, di sisi lain peningkatan pendapatan mereka juga cenderung mengalami penurunan.

    Selain biaya frekuensi, Sarwoto menyebut kondisi geografis yang kompleks dan tingkat adopsi perangkat yang masih rendah menjadi tantangan untuk mengakselerasi 5G di Tanah Air.

    “Padahal peluang 5G besar, dengan berbagai use cases seperti fixed broadband, mobile broadband, IoT, dan kecerdasan buatan (AI) baik untuk pengguna massal maupun sektor privat,” kata Sarwoto kepada Bisnis, Rabu (16/4/2025).

    Adapun, pemerintah membuka peluang untuk menjajaki kerja sama dengan India untuk mempercepat akselerasi 5G di Tanah Air.

    Pemerintah menyoroti pentingnya diversifikasi teknologi agar Indonesia tidak hanya bergantung pada teknologi dari Amerika Serikat dan China. 

    India dipandang sebagai mitra strategis baru yang bisa memberikan alternatif teknologi 5G yang kompetitif dan terbukti efektif.

    Sarwoto melihat bahwa India memang bisa menjadi patokan bagi Indonesia untuk mengembangkan jaringan 5G. Sebab, India dinilai berhasil dalam mendorong pertumbuhan 5G melalui insentif yang konkret.

    Apalagi, India merupakan salah satu negara dengan penetrasi jaringan 5G tercepat di dunia sejak diluncurkan secara komersial pada Oktober 2022 menurut Economic Times. 

    “Misalnya, pembebasan biaya frekuensi 5G untuk waktu tertentu. Kita masih belum punya kebijakan seperti itu,” ucapnya.

    Hal senada juga dikatakan oleh Direktur Eksekutif ICT sekaligus pengamat ekonomi digital, Heru Sutadi, yang mengatakan bahwa negara sah-sah saja melakukan kerja sama dengan siapapun.

    “Tapi memang, harus jelas kerja sama nya seperti apa,” ujar Heru.

    Namun, Heru melihat bahwa mahalnya biaya spektrum frekuensi dan minimnya insentif bagi operator telekomunikasi menjadi tantangan bagi negara yang ingin bekerjasama untuk mengakselerasi 5G.

    Heru menuturkan, meskipun banyak negara menunjukkan ketertarikan untuk masuk ke pasar Indonesia dengan membawa teknologi 5G, persoalan utamanya bukan pada aspek teknologi tetapi pada biaya investasi.

    “Hanya saja, isu utama kita akselerasi 5G bukan teknologi tapi spektrum frekuensi dan insentif bagi operator telekomunikasi karena regulatory cost yang sangat besar,” tutur.

  • IHSG diprediksi variatif saat pasar cermati tensi perdagangan global

    IHSG diprediksi variatif saat pasar cermati tensi perdagangan global

    Pekerja melintas di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/3/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz

    IHSG diprediksi variatif saat pasar cermati tensi perdagangan global
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 16 April 2025 – 13:25 WIB

    Elshinta.com –  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, diperkirakan bergerak variatif di tengah pelaku pasar masih mencermati tensi perang dagang di tingkat global. IHSG dibuka menguat 19,59 poin atau 0,30 persen ke posisi  6.461,19. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,97 poin atau 0,13 persen ke posisi 724,18.

    “IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif dalam rentang 6.350 sampai 6.500,” ujar Senior Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan di Jakarta, Rabu.

    Dari mancanegara, sebelum libur panjang, pelaku pasar memperoleh sinyal bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) akan lebih selektif dan fleksibel dalam menentukan kebijakan tarif, namun, kenyataannya kebijakan bersifat agresif dan menyasar hampir ke semua mitra dagang.

    Selain itu, pelaku pasar juga mencermati rencana tarif AS untuk semikonduktor pada pekan depan, serta masih mengkaji terkait dengan pemberian tarif untuk impor mineral yang bersifat critical. Trump menginginkan China untuk datang dan memohon supaya diberikan kesempatan untuk melakukan negosiasi, sayangnya China tidak melakukannya dan bahkan Presiden Xi Jinping sudah mengatakan tidak akan meladeni negosiasi semacam itu.

    Ke Uni Eropa, Trump menginformasikan akan mendorong industri otomotif, meskipun saat ini sudah menerapkan tarif otomotif sebesar 25 persen, di sisi lain, Trump berencana menerapkan tarif untuk komponen otomotif yang akan direncanakan pada 3 Mei 2025. Dari dalam negeri, Indonesia tengah melakukan negosiasi tarif resiprokal melalui tim yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang mulai berangkat ke AS.

    Melansir data, isu tarif dan perlambatan konsumsi domestik berdampak ke penurunan indeks keyakinan konsumen ke 121,1 pada Maret 2025 dari sebelumnya 126,4 pada Februari 2025, yang kemungkinan Kembali turun di April 2025 bersamaan dengan puncak intensitas kebijakan tarif.

    Bursa saham Eropa ditutup menguat pada perdagangan Selasa (16/04), indeks STOXX 600 naik 1,63 persen, DAX naik 1,43 persen dan FTSE naik 1,41 persen.

    Sementara itu, bursa saham AS Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa (16/04), indeks Dow Jones Industrial Average turun 155,83 poin atau 0,38 persen ke level 40.368,96, indeks S&P 500 melemah 9,34 poin atau 0,17 persen menjadi 5.396,63, dan Nasdaq Composite turun tipis 8,32 poin atau 0,05 persen ke 16.823,17.

    Bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei melemah 163,31 poin atau 0,48 persen ke 34.104,84, indeks Shanghai melemah 13,39 poin atau 0,41 persen ke 3.254,27, indeks Kuala Lumpur melemah 3,26 poin atau 0,22 persen ke 1.483,17, dan indeks Strait Times menguat 8,94 poin atau 0,25 persen ke 3.633,66.

     

    Sumber : Antara

  • Trump Akan Pangkas Anggaran Deplu, Tutup 27 Kedubes-Konsulat

    Trump Akan Pangkas Anggaran Deplu, Tutup 27 Kedubes-Konsulat

    Washington DC

    Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat tak luput dari rencana pemangkasan anggaran, yang diwarnai penutupan misi diplomatik di luar negeri. Rencana ini muncul seiring upaya Presiden Donald Trump menekan pengeluaran pemerintah secara lebih luas dan mengurangi peran utama AS di panggung internasional.

    Deplu AS, seperti dilansir AFP, Rabu (16/4/2025), dilaporkan akan mengusulkan perombakan jangkauan diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan menghentikan berbagai program dan menutup sejumlah Kedutaan Besar juga Konsulat di seluruh dunia, demi memangkas anggaran hingga hampir 50 persen.

    Proposal tersebut, yang dimuat dalam memo internal departemen yang kini sedang dibahas secara serius oleh para pejabat senior AS, akan menghilangkan hampir semua pendanaan untuk organisasi-organisasi internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Dukungan finansial untuk pemeliharaan perdamaian internasional akan dibatasi, bersama dengan pendanaan untuk pertukaran pendidikan dan budaya seperti Program Fulbright — salah satu beasiswa AS yang paling bergengsi.

    Memo internal itu, menurut laporan New York Times, menyebutkan bahwa Departemen Luar Negeri AS akan mengajukan anggaran sebesar US$ 28,4 miliar pada tahun fiskal 2026, mulai 1 Oktober. Jumlah itu disebut US$ 26 miliar lebih rendah dibandingkan angka pada tahun fiskal 2025.

    Disebutkan juga dalam dokumen yang beredar itu, menurut outlet media politik Punchbowl News, soal indikasi penutupan 10 Kedutaan Besar dan 17 Konsulat AS, termasuk misi diplomatik di Eritrea, Luksemburg, Sudan Selatan dan Malta.

    Lima konsulat yang ditandai untuk ditutup berada di Prancis, sedangkan dua konsulat lainnya ada di Jerman. Daftar itu juga mencakup misi diplomatik di Skotlandia dan Italia.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, berusaha meredakan kekhawatiran soal laporan pemangkasan tersebut. Dia menegaskan kepada wartawan bahwa: “Belum ada rencana akhir, anggaran final, dinamika akhir.”

    “Itu terserah kepada Gedung Putih dan Presiden Amerika Serikat saat mereka terus mengerjakan rencana anggaran mereka dan apa yang akan mereka serahkan kepada Kongres,” jelas Bruce.

    Tidak diketahui apakah Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mendukung memo internal yang beredar itu. Namun dibutuhkan tanda tangan Rubio untuk pemangkasan apa pun sebelum diserahkan kepada Kongres AS.

    Hanya Kongres AS — di mana Partai Republik membutuhkan beberapa suara Partai Demokrat untuk meloloskan sebagian besar undang-undang — yang dapat mengesahkan pemangkasan semacam itu. Proposal itu kemungkinan akan menjadi pertimbangan besar dalam negosiasi para anggota parlemen AS atas anggaran tahun 2026.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Relokasi Warga Gaza ke Negara Lain Merupakan Tindakan yang Lebih Kejam dari Pembersihan Etnis

    Relokasi Warga Gaza ke Negara Lain Merupakan Tindakan yang Lebih Kejam dari Pembersihan Etnis

    PIKIRAN RAKYAT – Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan jumlah warga Palestina yang tewas imbas serangan Israel telah mencapai 51.000 orang sejak serangan Oktober 2023 lalu. 

    Jumlah korban luka juga telah bertambah menjadi 116.343 orang dan jumlahnya diprediksi terus bertambah di tengah terus berlangsungnya serangan penjajah di tanah Palestina.

    Kondisi di Gaza juga semakin diperparah dengan blokade bantuan oleh Israel yang berlangsung sejak 2 Maret 2025. Bantuan-bantuan dari dunia internasional sama sekali tidak bisa masuk ke Gaza.

    Padahal, bantuan-bantuan yang tertahan tersebut sangat dibutuhkan oleh warga Gaza. Kebutuhan dasar seperti makanan, air hingga bahan bakar sama sekali tidak diperbolehkan masuk.

    Melihat kondisi yang kian sulit di Gaza, Majelis Ulama Indonesia (MUI) terus menyuarakan perjuangan rakyat Palestina. MUI mengeluarkan poin-poin pernyataan bersama menyikapi kondisi di Palestina.

    Poin-poin pernyataan bersama ini dikeluarkan MUI saat berdiskusi bersama sejumlah elemen masyarakat dari majelis lintas agama, organisasi sosial-kemanusiaan, organisasi kemasyarakatan, akademisi, lembaga filantropi, artis, budayawan, media, dan lembaga Pemerintah.

    Sekretaris Jenderal MUI, Buya Amirsyah Tambunan memimpin langsung pembacaan secara bersama-sama poin-poin pernyataan tersebut seusai Silaturrahmi Kemanusiaan untuk Palestina di Gedung MUI Pusat, Jakarta, Senin, 14 April 2025. 

    Dilaporkan laman resmi MUI, berikut poin-poin sikap pernyataan bersama:

    Mendukung Fatwa Jihad Uni Ulama Internasional untuk jihad melawan Israel. Jihad yg dimaksud di sini adalah jihad dalam pengertian yang luas antara lain meliputi jihad diplomasi, politik, ekonomi, dan kemanusiaan. Menyerukan kepada Pemerintah Indonesia untuk lebih meningkatkan kontribusinya dalam menciptakan perdamaian dan mencapai kemerdekaan Palestina, termasuk dalam upaya diplomasi dan militer guna menghentikan serangan Israel ke warga Gaza, membuka perbatasan Rafah agar aliran bantuan kemanusiaan dapat masuk ke Gaza, dan menyelenggarakan konferensi internasional untuk kemerdekaan Palestina. Menyerukan kepada seluruh Masyarakat Indonesia, untuk menyerahkan tugas jihad militer dan diplomasi kepada Pemerintah RI agar serangan Israel yang melanggar hukum internasional dapat segera dihentikan. Menolak rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump merelokasi warga Gaza ke negara lain karena merupakan kejahatan internasional yang lebih kejam dari tindakan pembersihan etnis (ethnic cleansing) sebagaimana yang disampaikan oleh pelapor khusus PBB untuk Palestina; Memahami usulan Presiden RI Prabowo Subianto untuk melakukan evakuasi kemanusiaan warga Gaza yang luka dan trauma parah serta membutuhkan penanganan kesehatan khusus untuk menjalani penyembuhan di Indonesia, dan evakuasi kemanusiaan tersebut sifatnya terbatas dan sementara, akan tetapi perlu kajian yang mendalam dan komprehensif sehingga Indonesia benar-benar siap; Siap untuk berpartisipasi mencari jalan terbaik bagi dukungan kepada warga Gaza dari sisi kemanusiaan dan perjuangan Palestina hingga mencapai kemerdekaannya. Menyerukan tawakal dan tetap teguh dalam membela bangsa Palestina, menjaga persatuan, keutuhan dan kekuatan bangsa. Kepentingan bangsa harus tetap diprioritaskan, jangan sampai perbedaan pandangan mencederai persatuan. 

    “Demikian pernyataan bersama silaturahmi kemanusiaan untuk Palestina ini disampaikan sebagai bentuk keprihatinan yang mendalam umat Islam dan bangsa Indonesia,” kata Buya Amirsyah Tambunan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • China Tak Takut Perang Dagang, Serukan AS Berhenti Mengancam!

    China Tak Takut Perang Dagang, Serukan AS Berhenti Mengancam!

    Jakarta

    Pemerintah China menyatakan bahwa mereka “tidak takut” untuk berperang dagang dengan Amerika Serikat, dan menegaskan kembali seruan untuk berdialog. Hal ini disampaikan setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Beijing harus datang ke meja perundingan.

    “Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah melalui dialog dan negosiasi, AS harus berhenti memberikan tekanan ekstrem, berhenti mengancam dan memeras, dan berbicara dengan China atas dasar kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian dilansir kantor berita AFP, Rabu (16/4/2025).

    Beijing mengatakan bahwa “AS-lah yang memulai perang tarif ini”.

    “Posisi China sudah sangat jelas. Tidak ada pemenang dalam perang tarif atau perang dagang,” ujar Lin. “China tidak ingin berperang, tetapi tidak takut berperang,” tandasnya.

    Trump awalnya mengenakan tarif pada impor dari China atas dugaan perannya dalam rantai pasokan fentanil — dan baru-baru ini meningkatkan tarif tersebut secara tajam atas praktik perdagangan yang dianggap tidak adil oleh Washington.

    Tahun ini, Trump telah mengenakan tarif tambahan sebesar 145 persen pada banyak barang dari China.

    Pada hari Selasa (15/4) waktu setempat, Trump mengatakan bahwa “bola ada di tangan China.”

    “China perlu membuat kesepakatan dengan kita. Kita tidak harus membuat kesepakatan dengan mereka,” kata Trump dalam pernyataan yang disampaikan Sekretaris Pers Karoline Leavitt.

    “Tidak ada perbedaan antara China dan negara lain kecuali mereka jauh lebih besar,” imbuhnya.

    Hal ini disampaikan Trump setelah dia mengatakan bahwa China telah “mengingkari” kesepakatan besar dengan raksasa penerbangan AS Boeing. Hal ini menyusul pemberitaan Bloomberg bahwa Beijing memerintahkan maskapai penerbangan China untuk tidak menerima pengiriman jet perusahaan tersebut lebih lanjut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini