Nama Halte Transjakarta Diganti tanpa Sosialisasi, Prasetyo Edi Bakal Panggil Direksi

18 January 2024, 14:58

TEMPO.CO, Jakarta – DPRD DKI Jakarta menyayangkan penggantian nama sejumlah halte Transjakarta tanpa disertai sosialisasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi berencana memanggil jajaran direksi  PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).Prasetyo mengatakan pergantian nama halte Transjakarta banyak dikeluhkan para pengguna layanan transportasi tersebut. “Ya, itu enggak ada komunikasi dengan DPRD. Nanti saya panggil untuk klarifikasi,” kata Prasetyo dalam keterangan resmi, Kamis, 18 Januari 2024.Prasetyo Edi meminta Transjakarta berkoordinasi terlebih dahulu dengan DPRD apabila ingin mengubah nama halte bus itu. Alasannya, perubahan nama halte Transjakarta mempengaruhi aktivitas masyarakat pengguna.Selama ini, pengguna Transjakarta sudah familiar dengan nama halte yang lama sebagai patokan untuk naik dan turun dari kendaraan. “Ya harusnya disosialisasikan, ngobrol sama dewan, tupoksinya Komisi B. Ajak berunding, nanti Komisi B lapor ke ketua dewan untuk memutuskan apakah layak atau tidak,” ujarnya.Akhir pekan lalu, PT Transjakarta merilis daftar perubahan nama halte yang tersebar di wilayah DKI Jakarta. Perubahan nama halte ini dipublikasi melalui akun media sosial Instagram milik Transjakarta, @pt_transjakarta pada Jumat, 12 Januari 2024.Pada kolom caption, Transjakarta mengatakan penyesuain beberapa nama halte ini dilakukan untuk menetralisasi nama halte. “Terima kasih sudah menggunakan layanan Transjakarta. Simak perubahan nama halte langgananmu ya, Sahabat TiJe,” katanya.Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transjakarta Apriastini Bakti Bugiansri mengatakan perubahan nama halte ini sebagai langkah awal untuk melanjutkan program naming rights.”Langkah awal adalah dengan melakukan netralisasi nama-nama halte dari brand dan nama tokoh agar kemudian dapat dijual sebagai naming rights,” katanya kepada Tempo melalui pesan WhatsApp pada Kamis, 21 Desember 2023.Adapun daftar perubahan nama-nama halte Transjakarta tersebut, yaitu:Iklan

Koridor 1:
– Karet Sudirman menjadi Karet
– Dukuh Atas 1 menjadi Dukuh Atas
– Bank Indonesia menjadi Kebon Sirih
– Monas menjadi Monumen Nasional
– Olimo menjadi Taman Sari
– Kali Besar Barat menjadi Kali Besar
– Museum Fatahillah menjadi Museum Sejarah JakartaKoridor 2:
– Pulogadung 1 menjadi Pulo Gadung
– ASMI menjadi Perintis Kemerdekaan
– Cempaka Timur menjadi Cempaka Mas
– RS Islam menjadi Sumur Batu
– Cempaka Tengah menjadi Cempaka Baru
– Ps. Cempaka Putih menjadi Pasar Cempaka Putih
– Senen menjadi Pasar Senen
– Atrium menjadi Senen Raya
– Deplu menjadi Pejambon
– Gambir 1 menjadi Gambir
– Monas menjadi Monumen NasionalKoridor 3:
– Dispenda Samsat Barat menjadi Pulo Nangka
– Indosiar menjadi Damai
– Grogol 1 menjadi Grogol
– RS Sumber Waras menjadi Roxy
– Monas menjadi Monumen NasionalKoridor 4:
– Pulogadung 2 menjadi Pulo Gadung
– Ps. Pulogadung menjadi Pasar Pulo Gadung
– Tu Gas menjadi Pemuda Merdeka
– Sunan Giri menjadi Kayu Jati
– UNJ menjadi Rawamangun
– Pramuka BPKP menjadi Simpang Pramuka
– Pramuka LIA menjadi Pramuka Sari
– Matraman 2 menjadi Flyover Pramuka
– Dukuh Atas 2 menjadi GalunggungKoridor 5:
– Gunung Sahari Mangga Dua menjadi Gunung Sahari
– Budi Utomo menjadi Lapangan Banteng
– Salemba UI menjadi Salemba
– Salemba Carolus menjadi Paseban
– Matraman 1 menjadi Matraman
– Slamet Riyadi menjadi Kesatrian
– Pasar Jatinegara menjadi Bali Mester
– Jatinegara RS Premier menjadi JatinegaraKoridor 6:
– Departemen Pertanian menjadi Simpang Ragunan
– SMKN 57 menjadi Jati Barat
– Imigrasi menjadi Warung Buncit
– Kuningan Timur menjadi Underpass Kuningan
– Departemen Kesehatan menjadi Kuningan
– GOR Soemantri menjadi Rasuna Said
– Setiabudi Utara menjadi Setiabudi
– Latuharhary menajdi Flyover Kuningan
– Dukuh Atas 2 menjadi GalunggungPilihan Editor: Pajak Hiburan di Jakarta Naik Jadi 40 Persen, Warga: Hidup Lagi Stres-stresnya Malah Dimahalin