MotoGP Dorong Keterisian Kamar Hotel di NTB

MotoGP Dorong Keterisian Kamar Hotel di NTB

Bisnis.com, JAKARTA — Akhir pekan ini, tepatnya 3—5 Oktober 2025, perhatian penggemar otomotif akan tertuju ke Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Perhelatan MotoGP seri ke-18 akan berlangsung di Pertamina Mandalika Circuit.
 
Mandalika pertama kali menjadi tuan rumah MotoGP pada 2022. Rencananya, sirkuit tersebut masih akan menggelar event MotoGP secara rutin hingga 2031.
 
Kepastian Mandalika menjadi tuan rumah MotoGP disampaikan oleh CEO Dorna Sports Carlos Ezpeleta saat menggelar konferensi pers dengan Menteri Pemuda dan Olahraga RI Erick Thohir pada Senin (29/9/2025).
 
“Kedatangan saya di Indonesia kali ini membangkitkan kenangan tersendiri dengan Menpora RI, Erick Thohir, karena kolaborasi kami 4 tahun lalu menjadi awal terselenggaranya MotoGP di Indonesia,” ujar Carlos Ezpeleta dikutip dari keterangan resmi Kemenpora.

Menurut Carlos, salah satu yang membuat Dorna menggelar event MotoGP di Mandalika karena melihat tingginya antusiasme penggemar adu ‘jet darat’ di Indonesia.

“Di Asia Tenggara, penggemar MotoGP di Indonesia sangat tinggi. Ini adalah pasar yang besar untuk olahraga. Tahun ini pelaksanaan MotoGP di Indonesia akan menjadi pagelaran yang menakjubkan di akhir pekan di mana tempatnya juga sangat menawan, kami harap kita semua bisa bertemu di Lombok,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Nusa Tenggara Barat (NTB) Yusron Hadi menuturkan pemerintah daerah cukup senang dan bangga dengan adanya event MotoGP di Mandalika, Lombok.

“Kami harap bisa memberikan efek yang baik bagi tidak saja sektor pariwisata tapi juga sektor penunjang lainnya. Ayo datang saksikan di mana Marc Marquez sebagai juaranya tapi apakah dia mampu menaklukan sirkuit Mandalika tanpa terjatuh?” katanya.

Konsisten Tumbuh

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi NTB menjadi salah satu dari tiga provinsi di Indonesia yang mencatat pertumbuhan tingkat penghunian kamar (TPK).

Sepanjang periode Januari—Juli 2025, TPK di NTB tercatat tumbuh 0,8% dengan tingkat keterisian kamar 37,69%. Provinsi lain yang hunian kamar tumbuh yakni Jakarta yang tumbuh 1,07% dengan hunian 50,96% dan Sumatra Barat yang tercatat tumbuh 0,36% dengan keterisian 41,86% sepanjang Januari—Juli 2025.

Adapun 35 provinsi lain, mencatat kontraksi pada tingkat hunian hotel dengan penurunan paling tinggi tercatat di Aceh (15,54%), Kalimantan Timur (11,41%), dan Kepulauan Riau (10,33%).

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Edy Mahmud mengatakan bahwa TPK hotel berbintang pada Juli 2025 mencapai 52,79% atau turun 3,57% secara tahunan.

“Tetapi naik sebesar 2,81% secara bulanan. Sementara itu, TPK hotel nonbintang pada Juli 2025 mencapai 26,6%, turun 1,42% dibandingkan dengan Juli  2024, tetapi mengalami peningkatan 0,46% dibandingkan dengan Juni 2025. Rata-rata lama menginap tamu di hotel berbintang pada Juli 2025 mencapai 1,62 malam, mengalami peningkatan sebesar 0,01% dibandingkan dengan Juli 2024,” katanya.

Jika dilihat tingkat hunian kamar khususnya di NTB, berdasarkan data BPS mencatat pertumbuhan yang cukup baik sejak adanya perhelatan MotoGP.

Sebagai gambaran, hunian kamar di NTB pada rata-rata pada 2021 tercatat 33,51%. Kemudian pada 2022, hunian kamar di NTB rata-rata tercatat 34,25, selanjutnya kenaikan berlanjut pada 2023 sebesar 37,94, dan pada 2024 sebesar 40,39%.

Periode puncak hunian kamar di wilayah NTB, berdasarkan catatan selama 3 tahun terakhir biasanya terjadi pada kuartal ketiga hingga akhir tahun, periode yang bertepatan dengan perhelatan MotoGP dan libur akhir tahun. (*)