Mobil Hybrid Tanpa Subsidi Lebih Laku dari Mobil Listrik di Indonesia

9 August 2023, 16:45

Jakarta, CNN Indonesia — Penjualan mobil hybrid yang sejauh ini tak mendapatkan subsidi tambahan dari pemerintah ternyata bisa lebih laku dibanding mobil listrik. Catatan ini mendapat perhatian dari Kementerian Perindustrian pasalnya harga mobil listrik telah dibantu menjadi lebih murah.
Mobil listrik alias mobil yang hanya mengandalkan motor elektrik buat menggerakkan roda mendapatkan subsidi potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen dari pemerintah mulai April lalu. Mobil listrik yang memenuhi syarat hanya dibebani PPN 1 persen.
Dua mobil listrik yang mendapatkan keistimewaan itu adalah Wuling Air EV mulai Rp240 jutaan dan Hyundai Ioniq 5 mulai Rp740 jutaan. Banderol Air EV berkurang Rp20 jutaan karena subsidi itu, sedangkan Ioniq 5 bisa dipangkas Rp70 jutaan.
Pada 2022 penjualan mobil listrik, yang saat itu belum ada subsidi, dan mobil hybrid seimbang, masing-masing 10.327 unit dan 10.344 unit.
Namun pada Januari-Juni 2023 penjualan seluruh mobil hybrid, termasuk jenis plug-in, tercatat melonjak hingga 17.280 unit, sementara mobil listrik, termasuk model lain, cuma mencapai 5.850 unit.
Mobil hybrid semakin laku tahun ini bisa jadi karena semakin banyak model baru, misalnya Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid dan Suzuki XL7 Hybrid. Sementara pada sisi lain jumlah mobil listrik subsidi tak bertambah, tetap dua model sejak tahun lalu.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier menjelaskan salah satu yang bikin masyarakat lebih memilih mobil hybrid ketimbang mobil listrik kemungkinan terkait infrastruktur pengisian baterai dan kemudahan pemakaian.
“Bayangan saya behaviour masyarakat itu berpikir, kalau saya pulang kampung tiba-tiba tidak ada infrastrukturnya, dia bisa isi bensin (jika pakai mobil hybrid). Jadi itu juga harus dilihat segmen di masyarakat kita,” kata Taufiek di diskusi bertajuk Otomotif, Ujung Tombak Dekarbonisasi Indonesia yang digelar di kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (8/8).
“Ini saya bisa salah, saya mengungkapkan itu bayangan orang berubah kebiasaan yang tadinya ini ada hybrid ini nanti kalau di tengah jalan habis bensin bisa isi full. Begitu di dalam kota baterainya muncul dia bisa irit 50 persen,” ujarnya lagi.
Mobil hybrid mengandalkan kolaborasi mesin pembakaran dalam dan motor elektrik, namun penerapan sistem kerjanya bisa berbeda-beda misalnya jenis hybrid electric vehicle (HEV) plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) dan mild hybrid.
Mobil hybrid yang ditawarkan di Indonesia saat ini didominasi merek Jepang, sedangkan mobil listrik lebih banyak buatan merek China dan Korea Selatan. Sudah cukup lama produsen mobil hybrid minta subsidi tambahan dari pemerintah agar perlakuannya sama seperti mobil listrik.
Taufiek memaparkan pihaknya sedang mengkaji pemberian subsidi tambahan buat mobil listrik. Hal ini belum sepenuhnya dirumuskan tetapi menurut dia bisa saja ditimang dari emisi gas buang yang dihasilkan.
Mobil hybrid, walau menggunakan mesin pembakaran dalam, dianggap sudah berkontribusi mengurangi emisi. Menurut Taufiek nanti semakin rendah emisinya maka bakal diberikan ‘reward’.
“Kami akan mencoba pendekatan yang karbon unit analisis. Misalkan sekarang produk A dia cuma 95 gram CO2 per km, nanti tahun depan dia mengeluarkan produk baru 75 gram per km, inilah yang diberikan reward supaya bisa lagi masuk 40 gram per km, ke 30 gram per km, dan seterusnya,” papar Taufiek.
[Gambas:Video CNN]
(fea)

[Gambas:Video CNN]

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Kasus

Agama

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum