Bisnis.com, JAKARTA— PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (Mitratel) mencatat peningkatan tenancy ratio dari 1,51 menjadi 1,55 pada sembilan bulan pertama tahun ini.
Direktur Investasi Mitratel, Hendra Purnama, menjelaskan kenaikan tersebut didorong oleh tingginya permintaan kolokasi dari operator seluler (Mobile Network Operator/MNO) yang terus memperluas jangkauan jaringan 4G.
“Sekaligus mempersiapkan infrastruktur layanan 5G,” kata Hendra kepada Bisnis pada Rabu (5/11/2025).
Hendra mengatakan ekspansi jaringan ke luar Pulau Jawa, termasuk ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) turut menjadi faktor penting yang mendorong peningkatan tenancy ratio. Menurutnya wilayah-wilayah tersebut kini berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru dan membutuhkan dukungan infrastruktur konektivitas yang lebih merata.
Lebih lanjut, Hendra menyebut Mitratel juga melakukan optimalisasi portofolio menara untuk meningkatkan produktivitas aset dan memperluas potensi kolokasi. Langkah tersebut sejalan dengan strategi perusahaan dalam memperkuat efisiensi operasional dan daya saing bisnis menara di tengah peningkatan kebutuhan jaringan digital.
Selain menambah jumlah menara, Mitratel juga memperluas jaringan fiber optic sebagai bagian dari penguatan ekosistem digitalnya. Hingga akhir kuartal III/2025, panjang jaringan fiber Mitratel telah mencapai 55.593 kilometer, tumbuh 40 persen secara tahunan (year-on-year/YoY).
Hendra mengatakan kehadiran jaringan fiber ini menjadi nilai tambah bagi aset menara Mitratel, terutama dalam mendukung kualitas layanan dan kesiapan adopsi teknologi digital di masa depan.
“Mitratel juga fokus pada efisiensi biaya operasional (COE) untuk menjaga profitabilitas dan memperkuat kinerja keuangan secara berkelanjutan,” ujar Hendra.
Sebelumnya, laporan keuangan tiga emiten besar menara hingga kuartal III/2025 menunjukkan pergerakan beragam pada tenancy ratio. Mitratel menjadi satu-satunya perusahaan yang mencatat kenaikan, sementara dua pesaing utamanya, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), justru mengalami penurunan.
Mitratel mencatat tenancy ratio sebesar 1,55 kali hingga kuartal III/2025, naik dari 1,51 kali pada periode yang sama tahun sebelumnya. Perusahaan mengoperasikan 40.102 menara dengan 61.987 tenant, bertambah 698 menara baru dalam sembilan bulan pertama tahun ini.
Sebaliknya, TOWR mencatat penurunan tenancy ratio dari 1,64 kali pada 2024 menjadi 1,61 kali per kuartal III/2025, level terendah sejak 2018. TOWR kini mengoperasikan 36.049 menara dengan 58.213 tenant.
Sementara itu, TBIG mencatat rasio kolokasi sebesar 1,76 kali, turun dari 1,79 kali di akhir 2024 dan 1,83 kali pada kuartal I/2024. TBIG mengelola 24.318 menara dengan 42.771 penyewaan hingga September 2025.
