Bisnis.com, JAKARTA – PT Mitra Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel menyampaikan teknologi flying tower system (FTS) atau BTS Terbang yang dikembangkan bersama mitra masih berjalan sesuai rencana. Target komersial pada 2026 belum berubah.
Direktur Investasi Mitratel Hendra mengatakan perusahaan secara aktif melakukan koordinasi intensif dengan Technology Owner untuk memantau perkembangan implementasi Flying Tower System.
Saat ini, kata Hendra, tahap Proof of Concept (PoC) sedang dilaksanakan oleh pemilik teknologi (technology owner). Mitratel terus memantau perkembangan penerapan teknologi ini untuk memastikan dapat memberikan layanan terbaik bagi pelanggan dan menciptakan peluang pertumbuhan baru
“Berdasarkan progres yang ada, target komersialisasi pada 2026 masih sesuai dengan rencana dan harapan Mitratel,” kata Hendra kepada Bisnis, Rabu (15/1/2025).
Sebelumnya, pada Agustus 2024, Mitratel dan AALTO HAPS Ltd. (AALTO), produsen dan operator High Altitude Platform Station (HAPS) bertenaga surya Zephyr, menjalin nota kesepahaman untuk menjajaki penyediaan solusi HAPS komersial di Indonesia.
Zephyr yang merupakan Flyng Tower System (FTS) atau biasa disebut BTS Terbang, menyediakan layanan konektivitas seluler, termasuk 5G, langsung ke perangkat. Pesawat nirawak ini mampu terbang di ketinggian 18-20 kilometer, yang kemudian memberikan layanan internet dengan latensi lebih rendah.
Ilustrasi BTS di daratPerbesar
Dalam laman resminya, Aalto mengeklaim latensi Zephyr 5-10 milidetik jauh lebih rendah dibandingkan dengan Starlink yang berkisar 50 milidetik ke atas.
Aalto juga menyebut Haps dapat menjadi solusi konektivitas 4G dan 5G di lokasi- lokasi yang sulit dijangkau, khususnya di daerah terpencil.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan kerja sama ini merupakan upaya perusahaan dalam mendukung rencana pemerintah Indonesia untuk memberikan akses yang merata terhadap telekomunikasi berkualitas bagi seluruh masyarakat.
Akses internet dapat meningkatkan kualitas hidup sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
“Kami merintis berbagai inisiatif dan mengadopsi teknologi baru yang memungkinkan Mitratel untuk memperluas jaringannya secara efektif, dengan mengembangkan jalur industri dan komersial untuk HAPS dan Flying Tower System (FTS) di Indonesia,” kata lelaki yang akrab disapa Teddy, dikutip Kamis (1/8/2024).
Chief Executive Officer AALTO Samer Halawi mengatakan Zephyr berada di ujung tombak teknologi berkelanjutan.
Anak usaha Airbus itu menilai terdapat peluang bagi jaringan non-terestrial seperti HAPS untuk terlibat dalam ekosistem telekomunikasi di Indonesia, dengan meningkatkan infrastruktur yang sudah ada dari operator seluler dan perusahaan menara.