Meteor Jatuh di Cirebon Bagian dari Hujan Meteor Draconid?

Meteor Jatuh di Cirebon Bagian dari Hujan Meteor Draconid?

Bisnis.com, JAKARTA – Peneliti BRIN Thomas Jamalludin mengatakan dentuman bola api di Cirebon diduga merupakan meteor yang jatuh di Laut Jawa pada Minggu Malam 5 Oktober 2025.

Hal tersebut karena ciri-ciri dari kesaksian warga yang melihat merujuk pada kejadian jatuhnya meteor.

Lantas meteor apakah yang jatuh di kawasan Jawa Barat tersebut?

Thomas mengatakan hujan meteor ini bukan bagian dari hujan meteor.

“Karena ini ukuran cukup besar sehingga menimbulkan gelombang kejut,” ujarnya pada Bisnis.

Pada bulan Oktober 2025 ini, tepatnya pada 5-8 Oktober memang tengah muncul fenomena hujan meteor draconid. 

Hujan meteor Draconid berasal dari puing-puing yang mengikuti komet 21P Giacobini-Zinner yang terbakar di atmosfer Bumi.

Meteor-meteor ini berasal dari dekat kepala rasi bintang Draco si naga di langit utara dan hujan meteor ini dapat menghasilkan hingga 10 meteor per jam!

Puncak Draconid sekitar 8 Oktober, dan dimulai sejak 5 Oktober 2025.

Selama periode ini, akan ada peluang untuk melihat meteor Draconid setiap kali titik radian hujan meteor ini di rasi bintang Draco berada di atas cakrawala, dengan jumlah meteor yang terlihat meningkat seiring dengan semakin tingginya titik radian di langit.

Dilihat dari Jakarta, hujan meteor ini akan aktif setiap hari mulai senja hingga sekitar pukul 21:41 ketika titik radiannya terbenam di bawah cakrawala barat.

Titik radian mencapai puncaknya (tertinggi di langit) sebelum malam tiba sekitar pukul 16:00 WIB sehingga hujan meteor ini kemungkinan akan menghasilkan penampakan terbaiknya segera setelah senja, ketika titik radian masih setinggi mungkin.

Pada saat ini, rotasi Bumi memutar Jakarta agar menghadap secara optimal ke arah datangnya meteor, memaksimalkan jumlah meteor yang jatuh vertikal ke bawah, menghasilkan jejak pendek di dekat titik radian. Di waktu lain, meteor yang terbakar di Jakarta jumlahnya lebih sedikit, dan meteor-meteor itu cenderung memasuki atmosfer pada sudut miring, menghasilkan meteor berumur panjang yang dapat melintasi area langit yang luas sebelum terbakar habis.

Hujan meteor ini diperkirakan mencapai puncak aktivitasnya sekitar pukul 02.00 WIB pada tanggal 9 Oktober 2025.

Jika Anda tidak sempat melihatnya, Anda dapat menunggu beberapa minggu hingga hujan meteor berikutnya yakni hujan meteor orionid!

Hujan meteor Orionid, yang mencapai puncaknya pada 21 Oktober, akan menampilkan pertunjukan spektakuler, menembakkan sekitar 20 meteor per jam di langit malam.

Hujan meteor ini terjadi ketika Bumi melewati puing-puing yang mengikuti Komet Halley dan terbakar di atmosfer kita.

Durasi penuh hujan meteor ini berlangsung dari 26 September hingga 22 November, tetapi waktu terbaik Anda untuk melihat meteor adalah pada 21 Oktober sebelum tengah malam hingga sekitar pukul 2 pagi.

Ini karena, malam ini bukan hanya puncak hujan meteor, tetapi juga bulan baru di bulan Oktober, yang berarti bulan akan berada di antara Bumi dan Matahari, sehingga gelap dan tak terlihat oleh kita.