Meta Mark Zuckerberg Akuisisi Startup AI Singapura Manus Rp32 Triliun

Meta Mark Zuckerberg Akuisisi Startup AI Singapura Manus Rp32 Triliun

Bisnis.com, JAKARTA— Meta Platforms Inc. resmi mengakuisisi Manus, sebuah startup kecerdasan buatan (AI) berbasis di Singapura. 

Mengutip laporan Techcrunch, Selasa (30/12/2025), Meta sepakat membayar US$2 miliar atau sekitar Rp32 triliun, sejalan dengan valuasi yang dibidik Manus untuk putaran pendanaan berikutnya. 

Bagi CEO Meta Mark Zuckerberg, akuisisi ini dinilai strategis. Di tengah kekhawatiran investor terhadap belanja infrastruktur AI Meta yang mencapai US$60 miliar atau sekitar Rp960 triliun, Manus dipandang sebagai contoh produk AI yang sudah menghasilkan pendapatan nyata.

Meta menyatakan Manus akan tetap beroperasi secara independen. Namun, teknologi agen AI-nya akan diintegrasikan ke dalam ekosistem Meta, termasuk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, yang saat ini telah dilengkapi layanan Meta AI.

Di balik kesepakatan tersebut, terdapat satu isu sensitif. Manus didirikan oleh pendiri asal China yang sebelumnya membangun perusahaan induk Butterfly Effect di Beijing pada 2022, sebelum memindahkan basis operasional ke Singapura pada pertengahan tahun ini.

Fakta ini sempat memicu perhatian politik di Amerika Serikat. Senator John Cornyn, anggota senior Komite Intelijen Senat AS, sebelumnya mengkritik investasi Benchmark di Manus. Ia mempertanyakan keputusan investor AS yang dinilai berpotensi memperkuat kemampuan AI China, yang dianggap sebagai pesaing strategis AS. 

Menanggapi hal tersebut, Meta menegaskan setelah proses akuisisi rampung, Manus tidak lagi memiliki keterkaitan dengan investor China dan akan menghentikan seluruh operasi serta layanannya di China.

“Tidak akan ada kepemilikan China yang berlanjut di Manus AI setelah transaksi ini, dan Manus AI akan menghentikan layanan serta operasinya di China,” ujar juru bicara Meta kepada Nikkei Asia.

Adapun, Manus mencuri perhatian sejak kemunculannya awal tahun ini lewat video demonstrasi yang viral. 

Dalam tayangan tersebut, Manus menampilkan agen AI yang mampu melakukan berbagai tugas kompleks, mulai dari menyaring kandidat kerja, merencanakan perjalanan wisata, hingga menganalisis portofolio saham. 

Perusahaan itu bahkan mengklaim performanya melampaui fitur Deep Research milik OpenAI.

Tak lama setelah peluncuran, tepatnya pada April 2025, Manus berhasil mengamankan pendanaan tahap awal senilai US$75 juta atau sekitar Rp1,2 triliun, yang dipimpin oleh Benchmark. Pendanaan tersebut menempatkan valuasi Manus pada level US$500 juta atau sekitar Rp8 triliun (post-money). Sejumlah investor ternama turut masuk, termasuk Tencent, ZhenFund, dan HSG (sebelumnya Sequoia China).

Meski sempat menuai kritik setelah menetapkan tarif berlangganan US$39 hingga US$199 per bulan sekitar Rp624.000 hingga Rp3,18 juta saat produknya masih dalam tahap pengujian, Manus belakangan mencatat kinerja impresif. Perusahaan mengklaim telah menggaet jutaan pengguna dan membukukan pendapatan berulang tahunan (annual recurring revenue/ARR) lebih dari US$100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun.