Mojokerto (beritajatim.com) – Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon menyebut untuk menjaga warisan budaya bisa dilakukan melalui narasi, literasi dan edukasi. Hal tersebut disampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke Candi Brahu di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Minggu (8/12/2024).
“Kita harus membuat satu narasi, literasi dan edukasi. Banyak generasi muda kita, generasi milineal, gen Z itu sebenarnya punya potensi untuk mengapresiasi tapi kadang-kadang informasinya terbatas. Di sinilah tugas semua pihak termasuk Kementerian Kebudayaan untuk mensosialisasikan warisan budaya kita,” ungkapnya.
Dengan adanya literasi tentang pentingnya menjaga warisan dan mengenal budaya nenek moyang, menurutnya merupakan bagian dari upaya karakter bulding. Selain itu, lanjutnya, harus menarik. Seperti di Candi Brahu, harus hidup, dinamis dan ada keterangan-keterangan yang lengkap dari hasil kajian serta riset.
“Juga menggunakan teknologi informasi komunikasi digital, termasuk informasi-informasi yang dihimpun dari koleksi-koleksi artefak dengan melihat audio video agar orang dari berbagai daerah tertarik datang ke sini. Dengan mengenal, kita bisa mengapresiasi dan orang akan menghargai budaya kita,” katanya.
Menurutnya hal tersebut menjadi benteng pertahanan budaya. Yakni bagaimana membuat orang Indonesia terutama generasi muda kerasukan budaya Indonesia bukan budaya orang lain yakni melalui narasi, literasi dan edukasi untuk mengenal dan menjaga warisan budaya. [tin/but]
