Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Menkes Kirim Dokter Jantung-Saraf Belajar ke China dan Jepang, Ini Alasannya

Menkes Kirim Dokter Jantung-Saraf Belajar ke China dan Jepang, Ini Alasannya

Jakarta

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengirimkan sebanyak total 27 dokter spesialis jantung dan spesialis saraf untuk belajar di China dan Jepang. Sebanyak dua dokter spesialis jantung akan ditempatkan di Jepang dan sisanya akan ditempatkan di beberapa rumah sakit di China.

Menkes Budi menuturkan bahwa masalah kardiovaskular merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular dengan kasus kematian tertinggi di Indonesia. Ia menyebut setiap tahun ada sekitar 500 ribu orang meninggal akibat masalah kardiovaskular.

Menurutnya, salah satu faktor tingginya angka kematian akibat penyakit kardiovaskular adalah masih kurangnya dokter spesialis jantung yang memiliki kompetensi intervensi. Tercatat hingga saat ini baru ada sekitar 1.500 dokter spesialis jantung dengan hanya 30 persen di antaranya yang memiliki kompetensi dalam kardiologi intervensi.

“Minimal kalau mau tiga shift sehari kan 3 dokter butuhnya, ini butuh 1 dokter 1 kota aja kita kurangnya 350-400 dokter. Kalau mau yang bener kan 3 shift, itu kurangnya 1500 berarti. Kursi yang tersedia itu pendidikan itu cuma 30-50 per tahun yang tersedia di Indonesia, itu sebabnya kita kirimkan ke luar negeri,” kata Menkes Budi ketika ditemui awak media di Jakarta Selatan, Senin (6/1/2025).

Menkes Budi menyinggung adanya ‘golden period’ dalam penanganan masalah kardiovaskular. Golden period atau periode emas merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan jangka waktu emas dalam penanganan medis.

Periode itu merupakan waktu yang krusial untuk dilakukan intervensi medis agar pengobatan dapat optimal dan komplikasi bisa dicegah. Untuk kasus penyakit jantung biasanya berdurasi 2 jam setelah serangan dan untuk stroke selama 1 jam.

Apabila jumlah dokter terbatas, maka penanganan pasien yang mengalami masalah kardiovaskular darurat bisa sangat terhambat. Ini juga harus memerhatikan faktor fasilitas medis yang diperlukan setiap daerah.

“Yang di level rumah sakit itu alatnya sudah akan datang sampai tahun 2027, di 514 kabupaten dan kota. Kenapa harus ada di 514 kabupaten dan kota, karena ada golden periodnya,” ujarnya.

“Penyakit ini harus ditangani idealnya di bawah 2 jam untuk jantung atau di bawah 1 jam untuk stroke. Maksimal jantung untuk 6 jam, maksimal stroke 4,5 jam, jadi kan nggak mungkin ditaruh di provinsi, makanya kabupaten dan kota. Alatnya namanya cath lab. Operasi di jantung namanya PCI (Percutaneous Coronary Intervention), kalau di stroke itu trombektomi, itu sebabnya kita siapkan alatnya di kabupaten kota,” tandasnya.

(avk/kna)