Mengapa Ada Investor yang Pilih Bertahan Selamanya di Startup Zombie?

Mengapa Ada Investor yang Pilih Bertahan Selamanya di Startup Zombie?

Bisnis.com, JAKARTA — Pernah dengar istilah zombie ventura? Kalau belum, ini saatnya kita ulik. Salah satu contoh terbaru datang dari perusahaan Italia, Bending Spoons. 

Sebelumnya perusahaan ini hampir tidak dikenal publik. Namun, tiba-tiba jadi sorotan ketika dalam 48 jam mereka mengumumkan akuisisi AOL sekaligus menggalang dana US$270 juta atau Rp4,05 triliun, yang langsung melipatgandakan valuasinya menjadi US$11 miliar atau Rp165 triliun, naik dari US$2,55 miliar atau Rp38,25 triliun awal 2024.

Strategi Bending Spoons cukup unik. Mereka membeli startup atau perusahaan teknologi yang stagnan, seperti Evernote, Meetup, dan Vimeo, lalu memangkas biaya dan menaikkan harga untuk mendorong profit. 

Mirip dengan ekuitas swasta, tapi ada satu perbedaan penting, mereka tidak berniat menjual perusahaan-perusahaan ini.

Dalam laporan Techcrunch, Rabu (26/11/2025), Andrew Dumont pendiri dan CEO Curious, menyebut bahwa strategi beli dan pertahankan selamanya yang diterapkannya zombie ventura akan semakin populer. 

Hal ini karena munculnya startup berbasis AI membuat bisnis perangkat lunak lama, yang didukung modal ventura menjadi kurang relevan

Selain itu, kata Dumont, beberapa modal ventura juga tidak terlalu fokus terhadap profit dan masih melihat valuasi.

“Ada banyak bisnis bagus yang dijual murah karena valuasinya tidak sesuai usaha yang dibutuhkan untuk mempertahankannya. Kami hadir untuk memberi likuiditas sekaligus menghidupkan kembali bisnis-bisnis ini,” kata Dumont.

Curious sudah membeli lima perusahaan, termasuk UserVoice, startup 17 tahun yang sebelumnya mengumpulkan US$9 juta atau Rp135 miliar dari Betaworks dan SV Angel. 

Strategi mereka sederhana memangkas biaya, menaikkan harga, dan memusatkan fungsi administrasi di seluruh portofolio. 

Dengan begitu, margin keuntungan bisa melonjak 20–30% hampir seketika. Misalnya, bisnis senilai US$1 juta atau Rp15 miliar bisa menghasilkan US$300.000/tahun atau Rp4,5 miliar.

Model ini memungkinkan Curious membeli lebih banyak perusahaan menggunakan pendapatan yang sama, dan mereka berencana mengakuisisi 50–75 startup dalam lima tahun ke depan. 

Targetnya adalah perusahaan perangkat lunak yang menghasilkan US$1–5 juta per tahun, yang sering diabaikan investor besar. (Nur Amalina)