Mendiktisaintek Sebut Efisiensi Anggaran Rp 22 Triliun pada Sektor Pendidikan Belum Valid

Mendiktisaintek Sebut Efisiensi Anggaran Rp 22 Triliun pada Sektor Pendidikan Belum Valid

Jakarta, Beritasatu.com – Kebijakan efisiensi anggaran terhadap Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) sebesar Rp 22,5 triliun sempat menimbulkan polemik, mengingat pendidikan adalah sektor penting bagi masyarakat. 

Namun, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri mengungkapkan angka tersebut tidak lagi valid dan akan berubah setelah dilakukan rekonstruksi anggaran oleh pemerintah.

“Informasi yang beredar mengenai angka Rp 22 triliun itu bersifat sementara, sampai rekonstruksi anggaran baru selesai dilakukan. Jadi, angka itu sudah tidak valid lagi. Kami akan melakukan penyisiran lebih lanjut jika ada perubahan,” jelas Satryo seusai audiensi bersama B-Universe di gedung Kemendiktisaintek pada Senin (10/2/2025)

Efesiensi anggaran Kemendiktisaintek yang mencapai Rp 22,5 triliun merupakan urutan kedua terbesar setelah Kementerian Pekerjaan Umum yang mencatatkan pemangkasan sebesar Rp 81,83 triliun. 

Namun, Kemendiktisaintek baru berhasil menyiapkan pemangkasan yang lebih terukur, yakni Rp 2,5 triliun. Pemotongan ini tidak mencakup tunjangan atau fasilitas pendidikan yang langsung berdampak pada kualitas pengajaran dan pembelajaran.

“Yang dapat kita kurangi misalnya untuk perjalanan dinas, rapat-rapat atau pertemuan yang di luar kota dapat dilakukan secara daring. Kemudian mengenai ATK juga kita minimalkan, semua melalui digital. Serta dengan pola hidup sehari-hari di kantor seperti penggunaan  listrik,” tambahnya.

Satryo menekankan bahwa penyisiran alokasi anggaran lebih lanjut akan difokuskan pada pengurangan biaya operasional kantor, perjalanan dinas, serta pertemuan rapat.

Selain itu, Kemendiktisaintek juga tetap akan fokus pada program-program prioritas meskipun ada efisiensi anggaran. Salah satu program tersebut adalah pengembangan SMA Unggul Berasrama, yang menjadi salah satu program prioritas menjelang 100 hari masa pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Untuk tahun ini, kami sudah melaksanakan pengembangan empat sekolah baru dan melakukan upgrade pada empat sekolah yang sudah ada menjadi SMA Unggul Berasrama. Program ini sudah dimulai dan diharapkan dapat mendukung kualitas pendidikan yang lebih baik,” ujar Satryo.

Menurut Satryo, Kemendiktisaintek berkomitmen untuk melakukan perencanaan efisiensi anggaran yang efektif guna mendukung pencapaian Generasi Emas 2045.