“Saya bahas tiga faktor itu saja, karena menurut saya itu yang penting. Nah, pertanyaan lanjutan, apakah tiga hal itu bisa diselesaikan dengan hanya tepuk sakinah? Tunggu dulu Ferguso, eh, nggak cocok, enteni disek Paijo,” terangnya.
“Saya nggak masalah tepuk sakinah tetap jalan. Tapi perlu ditambahkan juga soal pendidikan atau edukasi yang berkaitan dengan tiga topik di atas,” sambungnya.
Hal lain yang penting, menurutnya pendidikan literasi keuangan. Bagaimana cara mengelola keuangan yang baik.
“Ajari soal cara gimana nabung, dana darurat, investasi, dan lain-lain. Menurut saya ini penting sekali. Pondasi rumah tangga selain agama, cinta, dan tanggung jawab, adalah literasi keuangan yang baik,” jelasnya.
Menurutnya, banyak pasangan suami istri yang tidak paham soal mengelola keuangan yang baik. Meskipun mereka sudah punya pekerjaan masing-masing.
“Punya penghasilan yang bisa dibilang baik. Akhirnya banyak terjebak hutang, yang berujung tidak bisa bayar dan berakhir dengan perceraian,” paparnya.
Kemudian pendidikan parenting. Mayoritas orang berumah tangga, menurutnya mau punya anak. Karena itu, pendidikan parenting sangat diperlukan.
Tujuannya agar anak-anak lahir dari orang tua yang tahu bagaimana cara memperlakukan dan mendidik anak. Tidak harus sempurna, karena mustahil ada orang tua yang sempurna, tapi setidaknya orang tua ada ilmunya.
“Ora syukur rabi terus gawe anak sak penake dewe. Jian ora masuk nek kuwi.
Yang terakhir, pendidikan atau konsultasi soal pernikahan. Saya tahu itu sudah ada, tapi akan lebih baik rasanya jika itu ditambahin,” jelasnya.
