Melihat Masjid Tjia Kang Ho, Masjid Baru Simbol Harmoni Keragaman DKI

15 March 2024, 6:05

Daftar Isi

Jakarta, CNN IndonesiaMasjid Tjia Kang Ho merupakan salah satu masjid unik di daerah Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur yang memiliki corak khas perpaduan kebudayaan China dan Betawi.
Masjid ini baru dibangun pada 2022 silam. Pendiri masjid ini adalah Budiyanto Tjia, salah satu anak dari Tjia Kang Ho.
Sejak Tjia Kang Ho wafat, Budiyanto mewakafkan tanah milik ayahnya tersebut untuk dibangun sebuah masjid.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adik dari Budiyanto Tjia, Jimmy Gouw, menceritakan keluarganya adalah keturunan Tionghoa yang sudah menetap di Indonesia sejak abad ke-16. Jimmy mengatakan keluarganya adalah generasi keenam yang menetap di Indonesia.
“Jadi saya dan Budiyanto ini generasi keenam dari China, nenek moyang sudah di Indonesia mungkin dari 1700-an dan sudah menikah dengan orang Betawi. Jadi kita karena ngikut bahasa ibu udah enggak bisa bahasa China. Nenek moyang kita menikah dengan orang Betawi, ya bahasa kita bahasa Betawi sampai sekarang” kata Jimmy kepada CNNIndonesia.com, Rabu (13/3) siang.

Jimmy mengatakan proses pendirian masjid baru terlaksana mulai tahun 2022 dan diperkirakan rampung sepenuhnya pada tahun 2024 ini.
Masjid yang memiliki luas lahan 793 m2 dan luas bangunan 297,5 m2 ini pertama kali mulai dibangun pada tanggal 8 Oktober 2022. Menurut pengurus masjid, peletakan batu pertama pembangunan masjid ini turut dihadiri salah satu ulama ternama di Indonesia bernama Habib Ahmad Al Kaff.

Suasana di dalam Masjid Tjia Kang Ho di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur. (CNN Indonesia/ Cesar Sanabil Pasya)

Perpaduan budaya Betawi dan China
Masjid ini didirikan dengan konsep perpaduan antara budaya Betawi dan China. Filosofi dari arsitekturnya yang unik di antaranya adalah atap masjid terdiri dari lima pagoda yang mencerminkan lima rukun Islam (Syahadat, Salat, Puasa, Zakat, dan Haji).
Kemudian pagoda pada atap induk terdiri dari tiga susun yang mencerminkan rukun atau kerangka dari agama Islam (Iman, Islam, Ihsan).
Lalu, pagoda kecil terdiri dari dua susun mempunyai arti bahwa untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat perlu ditempuh melalui hubungan dengan Allah dan sesama makhluk hidup manusia dan makhluk hidup yang lain.
Bangunan Masjid dominan bercirikan budaya China dengan bentuk pagoda, sudut atap, dan dominasi warna merah.
Bangunan aksesoris diberikan ciri khas budaya Betawi berupa lisplang gigi balang.
Jimmy Gouw mengatakan kegiatan keagamaan di sana pun sudah berjalan sejak sebelum masjid mulai dibangun.
“Dari sebelum ada masjid itu memang sudah ada Majlis Ta’lim yang kita bangun disini. Jadi kita udah sering melaksanakan kegiatan keagamaan. Hari Senin pada malam Selasa itu tadarus Alquran, hari Rabu pada malam Kamis itu Salawat Nariyah, hari Jumat itu tahlilan dan baca &asin. Terus tiap dua minggu sekali itu membaca Asmaul Husna,” kata Jimmy.

Masjid Tjia Kang Ho didirikan dengan konsep perpaduan antara budaya Betawi dan China (CNN Indonesia/ Cesar Sanabil Pasya)

Jimmy Gouw adalah adik dari pendiri Masjid Tjia Kang Ho, Budianto Tjia, Jakarta Timur, Rabu (13/3). (Dok. Istimewa)

Komunikasi lintas agama
Bukan hanya kajian keislaman, Jimmy mengaku pihak Masjid Tjia Kang Ho juga menjalin komunikasi lintas agama dengan berbagai pihak, termasuk pula komunitas Buddha dan Kristen yang hidup berdampingan di sana.
“Masjid ini ada di tengah antara Vihara dan Gereja, komunikasi selalu berjalan dengan baik. Kemarin waktu Tawaqufan kita undang saudara kita yang non-muslim untuk makan bersama,” ujar Jimmy.
Selain itu, pada 1 Oktober 2023 silam, dia mengatakan masjid ini pernah menjamu 38 orang Bhante atau Biksu dari Thailand yang sedang melakukan ritual Thudong di Indonesia.
“Waktu itu kita pernah kedatangan Bhante dari Thailand. Mereka sebenarnya mampir ke Vihara sebelah, tapi kita undang mereka untuk silaturahmi ke masjid kita” Ucap Jimmy.
Berdirinya masjid ini selain untuk menyediakan tempat ibadah bagi umat Islam, juga memiliki cita-cita yang lebih mulia.
“Cita-cita kita ya kita mau menyiarkan Islam bahwa Islam itu damai, Islam itu ya menyenangkan. Kita mau stigma negatif agama ini dihilangkan. Jadi menurut saya pribadi, selama ini sering ada narasi bahwa Islam itu intoleran, jadi kita mau saudara-saudara kita yang nonmuslim beranggapan Islam itu indah,” ujar Jimmy.

Kunjungan Bhante atau rombongan biksu dari Thailand ke Masjid Tjia Kang Ho pada Oktober 2023.(Dok. DKM Masjid Tjia Kang Ho)

Pelaksanaan tarawih perdana
Ketua DKM Masjid Tjia Kang Ho yang juga putra Budiyanto Tjia, Muhammad Wildan Hakiki (29) mengaku Ramadan 1445 pada 2024 ini spesial, karena untuk pertama kali di sana digelar Salat Tarawih berjemaah. Antusias warga sekitar, kata dia, sejauh ini pun tinggi untuk ikut berjemaah di sana.
“Ini di luar prediksi, kemarin Alhamdulillah di hari pertama sampai kaget itu full. Ibu-ibu saja sampai enggak kebagian tempat, sampai harus salat di luar masjid di halaman belakang. Kapasitas masjid kan kurang lebih 250, kemarin kayaknya ada sekitar 250-300 orang jemaah yang ikut shalat tarawih di malam pertama Ramadan,” ujar Wildan.
Wildan berharap kehadiran masjid ini dapat membawa berkah, terutama bagi warga sekitar.
“Harapan saya, masjid ini bisa membawa berkah bagi jemaah dan masyarakat sekitar sini. Islam itu indah, Islam itu rahmatan lil alamin,” ucap Wildan.

(csp/kid)

[Gambas:Video CNN]

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi