Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Mayoritas Kabinet Israel Setujui Gencatan Senjata Lebanon, 1 Orang Menolak

Mayoritas Kabinet Israel Setujui Gencatan Senjata Lebanon, 1 Orang Menolak

Jakarta

Kantor Perdana Menteri Israel mengumumkan mayoritas kabinet keamanan menyetujui gencatan senjata di Lebanon. Hanya satu orang menteri yang menolak gencatan senjata dalam pemungutan suara tersebut.

“Kabinet politik-keamanan menyetujui usulan Amerika Serikat untuk pengaturan gencatan senjata di Lebanon malam ini, dengan suara mayoritas 10 menteri melawan satu penentang,” demikian keterangan yang disampaikan Kantor Perdana Menteri Israel, dilansir CNN, Rabu (27/11/2024).

Israel juga menghargai kontribusi Amerika dalam upaya gencatan senjata dengan Lebanon.

“Israel menghargai kontribusi Amerika Serikat dalam proses tersebut, dan mempertahankan haknya untuk bertindak melawan segala ancaman terhadap keamanannya,” lanjutnya.

Sebelumnya diberitakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia akan membawa proposal yang ditengahi AS untuk gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon ke kabinet keamanannya. Netanyahu mengatakan pemungutan suara akan digelar secepatnya pada Selasa (26/11) malam waktu setempat.

“Warga Israel, malam ini saya akan menyampaikan garis besar gencatan senjata untuk disetujui kabinet (keamanan),” kata Netanyahu dalam pidato yang disiarkan televisi, dilansir AFP, Rabu (27/11/2024).

Netanyahu tak mendetailkan berapa lama gencatan senjata akan berlangsung. Namun ia menyebut semua itu “bergantung pada apa yang terjadi di Lebanon”.

Pertama, Netanyahu ingin “Fokus pada ancaman Iran”. Seperti diketahui, Hizbullah adalah kelompok militan yang didukung Iran di Lebanon.

Alasan kedua, ia inging memberikan pasukan Israel waktu istirahat dan mengisi kembali amunisi.

Alasan ketiga, Netanyahu ingin memisahkan garis depan. Netanyahu menyebut Hamas mengandalkan Hizbullah untuk bertempur di Gaza “Dengan tidak adanya Hizbullah, Hamas akan sendirian. Kami akan meningkatkan tekanan pada Hamas dan itu akan membantu membebaskan para sandera yang masih berada di daerah kantong itu,” katanya.

Ia menambahkan: “Jika Hizbullah melanggar perjanjian dan berupaya mempersenjatai kembali, kami akan menyerang. Jika mereka berupaya memperbarui aktivitas teror di dekat perbatasan, kami akan menyerang. Jika mereka meluncurkan roket, menggali terowongan, atau membawa truk berisi rudal, kami akan menyerang.”

(taa/taa)