Mayoritas Adopter AI Belum Raih Pengembalian Investasi, Investor Ragu Suntik Modal

Mayoritas Adopter AI Belum Raih Pengembalian Investasi, Investor Ragu Suntik Modal

Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas perusahaan pengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) dilaporkan belum mencapai titik pengembalian investasi (return on investment/RoI) karena kompleksitas teknologi tersebut

Studi yang dikeluarkan oleh MIT mengungkapkan, hanya 5% perusahaan yang menerapkan AI mendapatkan (RoI) pengembalian investasi. Artinya, hampir seluruhnya tidak menguntungkan sama sekali.

Direktur Red Asia Group Marco Widjojo mengatakan angka kegagalan yang tinggi tersebut menjadi momok bagi investor untuk berinvestasi di AI. Sejauh ini, AI belum terbukti memberikan pengembalian investasi yang maksimal bagi perusahaan pengadopsi teknologi tersebut. 

“Banyak perusahaan ingin mengadopsi AI, tetapi merasa kewalahan menghadapi kompleksitas dan ketidakpastian ROI,” ujar Marco di Jakarta, Selasa (2/12/2025). 

Marco mengatakan keberhasilan dalam menggapai RoI dari pemanfaatan AI, membawa Red Asia menghadirkan TenEleven, perusahaan yang membantu mitra untuk bertransformasi dalam pemanfaatan AI. 

TenEleven diperkuat oleh praktisi dengan pengalaman di industri selama 10 hingga 15 tahun. Perusahaan tersebut menekankan pendekatan konsultatif untuk menghindari adopsi teknologi yang hanya didasari oleh tren ketakutan tertinggal atau Fear of Missing Out (FOMO).

Langkah TenEleven menekan risiko kegagalan ini beriringan dengan percepatan pembangunan infrastruktur digital oleh Microsoft. 

Microsoft, kehadiran cloud region Indonesia Central menandai investasi yang fantastis perusahaan tersebut pada Indonesia. Angkanya dapat mencapai Rp28,2 triliun dalam periode 2024 hingga 2028.

TenEleven menargetkan akan membantu sebanyak mungkin perusahaan menghindari kerugian dari investasi di AI. 

Managing Director TenEleven Guta Saputra mengatakan TenEleven nantinya dirancang untuk menjadi mitra yang dapat menghadirkan AI ke dalam ekosistem perusahaan.

“Misi kami adalah membuat AI tidak hanya dapat diakses, tapi benar-benar digunakan dan menghasilkan perubahan nyata di dalam bisnis,” ujar Saputra.  (Muhammad Diva Farel Ramadhan)