Majelis Ulama Indonesia (MUI) Foto: Dok. MUIWakil Presiden Ma’ruf Amin menghadiri Milad ke-48 Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Rabu (26/7) malam. Dalam sambutannya, Ma’ruf sempat menyinggung dirinya yang bisa menjadi Wapres.Sebelum menjadi Wapres, Ma’ruf adalah Ketua Umum MUI periode 2014-2020. Ia ditunjuk sebagai cawapres mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019.”Jadi saya bersyukur dan ketika saya jadi Wakil Presiden, saya juga masih Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Mudah-mudahan Ketua Umum yang jadi Wakil Presiden bukan yang terakhir. Mudah-mudahan,” kata Ma’ruf, Rabu (26/7).Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat menghadiri Rakernas APKASI Tahun 2023 dan APKASI Otonomi Expo 2023: Trade, Tourism, and Investment, di ICE BSD, Tangerang, Kamis (20/7/2023). Foto: Dok. BPMI SetwapresMenurut Ma’ruf, Ketua Umum MUI bisa menjadi Wapres adalah prestasi yang baik.”Ini bagian penting bahwa Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia juga bisa menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia,” ujarnya.Lebih lanjut, Ma’ruf meminta momen Milad MUI ini menjadi momentum untuk mempergiat langkah MUI. Ia yakin MUI masih menemui tantangan, sehingga perlu melakukan perbaikan dan penguatan.”Siapa tahu kita mengalami defiasi, mengalami penyimpangan kita luruskan kembali. Semuanya ini dalam rangka menjalankan visi Majelis Ulama Indonesia,” tuturnya.Ma’ruf mengibaratkan MUI sebagai rel, sehingga apa yang dilakukan organisasi ini tidak boleh keluar dari rel.”Karena itu MUI sering saya katakan sebagai kereta api. Enggak bisa dibawa ke mana-mana. Dia berjalan di atas relnya. Kalau tidak ingin ikut rel, ini kereta banyak gerbongnya,” tegasnya.”Mau sendiri, mau membawa arus sendiri dia harus jangan naik kereta api, jangan naik MUI, naik taksi aja. Naik taksi bisa bawa ke mana saja enggak pakai rel. Jadi memang itu relnya. Ada aturannya,” pungkasnya.
