Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

13 April 2024, 15:35

TEMPO.CO, Jakarta – Bumi mencatat bulan Maret terpanas sepanjang sejarah pada Maret 2024 atau tahun ini. Catatan ini memperpanjang rentetan rekor suhu udara bulanan tertinggi yang telah terjadi sejak Juni 2023. “Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya, menjadi bulan ke-10 terturut-turut yang memecahkan rekor,” kata Samantha Burgess, Wakil Direktur di Copernicus Climate Change Service, dalam pernyataanya 9 April 2024. Rekor pada Maret 2024 adalah indikasi terkini bahwa iklim di Bumi sudah memasuki normal baru dengan sejumlah indikator kunci dari pemanasan global yang mencatat rekor baru. Bukan saja suhu udara dan suhu muka laut, tapi juga kenaikan muka air laut, pencairan es di Antartika, dan semakin tingginya gletser yang terjadi.Disebutkan, suhu udara di permukaan rata-rata 14,14 derajat Celsius pada Maret lalu. Artinya, 0,1 derajat lebih panas dibandingkan rekor Maret sebelumnya yang dicatat pada 2016 dan 1,68 derajat lebih tinggi daripada rata-rata pada masa pra-industri. Sepanjang 12 bulan terakhir, suhu rata-rata global terukur 1,58 derajat Celsius di atas rata-rata periode 1850-1900 atau praindustri. Padahal negara-negara di dunia telah berkomitmen untuk membatasi kenaikan suhu itu tak lebih dari 1,5 derajat berdasarkan Perjanjian Paris pada 2015.Suhu tinggi yang tak terduga pada 2023 dan 2024 telah dicatat bersamaan dengan peristiwa-peristiwa yang harus menjadi alarm untuk umat manusia. Mulai dari gelombang panas laut yang parah sampai gletser yang cepat dan siklon tropis yang intensif.Emisi gas rumah kaca buatan manusia bertanggung jawab untuk kenaikan suhu udara global tersebut. Fenomena El Nino, anomali suhu permukaan laut di Samudera Pasifik, ikut mendorong sebagian rekor bulan-bulan terpanas yang telah tercipta itu.Iklan

Regulasi global yang diintroduksi pada 2020 untuk memangkas polusi aerosol dari kapal laut mungkin juga ikut ambil peranan. Aerosol memampukan awan-awan memantulkan panas dan cahaya matahari ke luar atmosfer.Namun, tetap saja, dekarbonisasi perekonomian global dipandang satu-satunya strategi jangka panjang untuk bisa menghentikan perubahan iklim. “Menghentikan laju pemanasan global membutuhkan reduksi cepat emisi gas rumah kaca,” kata Burgess menyerukan.NEWSCIENTIST, CLIMATE.COPERNICUSPilihan Editor: Autopilot Membawa Maut Insinyur Apple, Tesla Sedia Bayar Uang Damai di Pengadilan

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi