Manusia dan Zebra Punya Kesamaan, Dalam Hal Apa?

17 February 2023, 19:22

Jakarta, CNN IndonesiaManusia ternyata punya kesamaan dengan zebra dalam hal sidik jari dan belang. Di mana letak kesamaannya?
Kesamaan keduanya terdapat pada kompleksitas pembentukannya yang membuat dua hal ini unik bagi setiap individu manusia dan zebra. Sidik jari setiap orang selalu berbeda, bahkan untuk mereka yang kembar.
Meski lahir dari sperma dan sel telur yang sama, mereka mengalami pertumbuhan genetiknya masing-masing. Anak kembar bahkan disebut hanya memiliki kemungkinan 1 banding 64 miliar untuk memiliki sidik jari yang sama.

Sebuah studi yang dipimpin oleh peneliti di University of Edinburgh mencoba mendalami tentang sidik jari dan mengidentifikasi tiga hal yang tampaknya membentuk sidik jari kita, yakni jalur Wnt, protein morfogenetik tulang (BMP), dan reseptor ectodysplasin A (EDAR).
Ketiganya diidentifikasi dengan mengamati perkembangan sel manusia di laboratorium. Peran mereka kemudian diuji lebih lanjut dalam model tikus.
Model tidak memiliki sidik jari seperti manusia, tetapi mereka memiliki tonjolan memang memiliki tonjolan kulit pada jari-jarinya yang berkembang serupa, meskipun dengan tingkat kerumitan yang lebih rendah.

Pada manusia maupun tikus, jalur Wnt tampaknya merangsang pertumbuhan tonjolan di lapisan luar kulit jari, sedangkan BMP menekan pembentukan alur ini. Sementara itu, sinyal EDAR membantu membentuk ukuran dan jarak tonjolan kulit yang terbentuk.
Para peneliti menguji dengan menghilangkan aktivitas EDAR pada tikus. Ketika aktivitas EDAR dihilangkan dalam tikus, jari mereka tidak menunjukkan tonjolan melintang tetapi pola seperti polka dot.
Dorongan dan tarikan dalam formasi tonjolan mencerminkan pola yang muncul dari apa yang dikenal sebagai sistem difusi reaksi Turing, dan tampaknya menjadi alasan besar mengapa semua sidik jari kita terlihat sangat berbeda.
Pola Turing adalah konsep matematika yang dikembangkan oleh Alan Turing pada 1952 untuk menjelaskan bagaimana garis dan bintik di alam menunjukkan perbedaan kecil dan acak dalam strukturnya.

Ketika dua zat ‘terdifusi’ bertabrakan, model Turing menunjukkan hasil dari tabrakan tersebut tidak akan sama. Ada banyak gangguan dan variabilitas yang mempengaruhi proses tabrakan itu, yang kemudian menghasilkan kekacauan yang sulit diprediksi.
Seperti garis-garis zebra, para ilmuwan menganggap kerumitan ini adalah bagian dari apa yang mengarah pada “struktur halus yang sangat detail” di setiap sidik jari kita.
Pada manusia, tonjolan ini cenderung terbentuk di ujung, bawah, dan tengah bantalan jari kita, sebelum menyebar ke luar.
Logikanya, jika lebih banyak tonjolan terbentuk dalam waktu yang sempit, maka mereka harusnya berdekatan. Jika sekumpulan garis kemudian bertemu dengan tonjolan dari bagian lain, mereka dapat membentuk lingkaran, lengkungan, dan lingkaran di sekitar satu sama lain.
Hal tersebut seperti apa yang terjadi ketika beberapa arus di lautan bertabrakan, dan membuat gelombang menjadi pola yang rumit.
“Pertemuan gelombang pola yang dimulai pada situs variabel ini menentukan jenis pola sidik jari, yang bersamaan dengan sifat acak yang melekat pada sistem Turing memberikan keunikan individu pada setiap sidik jari,” tulis para penulis, seperti dikutip Science Alert. (lom/lth)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi