Blitar (beritajatim.com) – Kekalahan Rini Syarifah atau yang akrab disapa Mak Rini di Pemilihan Bupati (Pilbup) Blitar ternyata berbuntut panjang. Usai Mak Rini gagal memperpanjang kepemimpinannya selama 2 periode, kini sejumlah Pengurus Anak Cabang (PAC) PKB mulai berteriak.
Sejauh sudah ada 3 PAC PKB yang berteriak tidak puas atas kepemimpinan Mak Rini sebagai Ketua DPC PKB Kabupaten Blitar. Ketiga PAC PKB yang menyatakan ketidak puasan terhadap kinerja Rini Syarifah adalah PAC Selopuro, PAC Gandusari dan PAC Wlingi.
Wakil Ketua PAC Selopuro mengaku mendapatkan keluhan Isnadi mendapatkan keluhan dari ketua ranting PKB. Mereka mempertanyakan nasib PKB usai sang Ketua DPC yakni Rini Syarifah tumbang di Pilbup Blitar kemarin. “Kami wakil ketua PAC PKB kecamatan Selopuro juga mendapat keluhan dari beberapa ketua ranting PKB yang mengeluhkan, apakah kedepan PKB Blitar masih dipercaya orang ?,” Ucap Isnadi, Kamis (26/12/2024).
Pertanyaan itu bukan tanya sebab, menurut Isnadi ada sesuatu yang mengganjal di PKB Blitar selama kepemimpinan Rini Syarifah. Bahkan, Mantan Anggota DPRD Kabupaten Blitar itu menilai Rini Syarifah kurang cakap dalam menjalankan manajemen kepartaian. “Sebuah organisasi untuk menanamkan kepercayaan kepada publik menggunakan cara nya masing-masing, cara itu biasa disebut manajemen. Saat ini kami merasakan manajemen yg diterapkan DPC PKB Blitar periode ini absurd sekali,” bebernya.
PAC Selopuro pun menuntut adanya perbaikan dan keterbukaan dalam kepengurusan DPC PKB Kabupaten Blitar. Pihaknya juga meminta agar semua pihak menyingkirkan ego kelompok di internal PKB.
“Perasaan kelompok – kelompok di manajemen DPC PKB kabupaten Blitar harus diakhiri, karena perasaan ini pada saat-saat kondisi kritis masih muncul di kepengurusan DPC, hal ini memicu terjadinya barisan sakit hati yg bisa memicu kontraproduktif dalam membangun PKB kabupaten Blitar,” tegasnya.
Ketua PAC PKB Kecamatan Gandusari Muhtasori juga mengungkapkan hal serupa. Menurutnya selama ini Rini Syarifah tidak pernah memimpin rapat atau mengadakan pertemuan dengan pengurus baik di tingkat PAC ataupun Rantin PKB Kabupaten Blitar, padahal ia berstatus Ketua DPC.
Menurut Muhtasori, selama ini yang memimpin rapat ataupun pertemuan diwakili oleh Sekretaris DPC PKB Kabupaten Blitar, Muhammad Rifa’i. Pengurus PKB dibawah DPC menilai Rini Syarifah tidak pernah benar-benar hadir untuk membawa kemajuan untuk PKB Kabupaten Blitar. “Ibaratnya sampai hari ini, rental mobil rusak baru dikembalikan tanpa tanggung jawab,” tegas Muhtasori.
Hingga saat ini, belum ada komunikasi dengan Pengurus PAC pasca kekalahan Rini Syarifah dalam Pilkada Kabupaten Blitar pada 27 November lalu. Ini bertolak belakang dengan keinginan pengurus PAC yang menginginkan penjelasan dari pucuk pimpinan PKB Kabupaten Blitar terkait kekalahan dalam Pilkada 2024. “Sampai hari ini, kita ingin dipanggil dan dikumpulkan, apapun hasilnya. Kita tidak menuntut apa-apa karena hasilnya juga seperti itu,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua PAC PKB Kecamatan Wlingi, Sayudi. Menurutnya, Rini Syarifah kurang dalam usaha membesarkan partai. Selain jarang mengadakan pertemuan juga minimnya akses komunikasi dengan pucuk pimpinan PKB.
Kesibukan sebagai Bupati Blitar, Mak Rini dinilai hanya sibuk dengan jabatannya. Sementara sebagai politikus Mak Rini dinilai kurang piawai. Ini terbukti tidak ada komunikasi yang jelas ke pengurus pasca kekalahan dalam Pilkada Kabupaten Blitar. “Belum ada tanggapan sama sekali, yang jelas kami menahan sakit ini,” ungkapnya.
Sayudi menilai Mak Rini kurang meluangkan waktu untuk memimpin PKB Kabupaten Blitar. Ia akan melihat pasca tidak menjabat sebagai Bupati Blitar ini, akankan Rini Syarifah memiliki gairah untuk mengobati luka para pengurusnya setelah kekalahan dalam Pilkada. “Kita akan lihat, setelah ini, setelah tidak menjabat sebagai Bupati Blitar, harusnya Mak Rini merubah dan mencari solusi untuk meredam ke bawah baik PAC dan Ranting PKB,” tegasnya. (owi/kun)
