Jakarta, CNBC Indonesia – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi produksi minyak dan gas bumi sepanjang 2023 ini tak mencapai target. Salah satunya disebabkan adanya penurunan pengeboran sumur khususnya di Pertamina, dikarenakan terdapat safety stand down.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan meskipun target lifting migas pada 2023 tak mencapai target, namun pencapaian Reserve Replacement Ratio (RRR) pada 2023 telah mencapai 123,3%. Artinya terdapat penambahan cadangan migas nasional seiring adanya temuan baru.
“Lifting minyak memang masih di bawah tahun lalu jadi 605,5 ribu bph, namun penurunan kita bisa kita perkecil di tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya turun 7 persen, 2023 tinggal 1%,” Kata Dwi dalam Konferensi Pers, Jumat (12/1/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dwi pun berharap pada tahun ini, SKK Migas dapat mengurangi laju penurunan produksi secara alamiah. Bahkan targetnya pada 2024 tak ada decline untuk minyak.
“Kemudian salur gas ini naik 10%, jadi untuk gas sudah bisa incline dan Insya Allah incline lagi di 2024 ini setelah Train 3 akan jalan lebih baik lagi selama satu tahun kalau tahun lalu train 3 baru jalan sebentar,” ujarnya.
Berdasarkan data SKK Migas, lifting untuk minyak misalnya baru mencapai 605,5 ribu barel per hari (bph) atau baru mencapai 92% dari target 660 ribu bph. Sementara, untuk gas mencapai 5.378 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 87% dari target 6.160 MMSCFD.
Adapun, untuk 2024 ini target lifting minyak ditetapkan sebesar 635 ribu bph. Sedangkan untuk lifting gas ditetapkan sebesar 5.785 MMSCFD.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Semua Kompak! Ini Biang Kerok Turunnya Produksi Minyak RI
(pgr/pgr)