Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

LaNyalla Dukung Usulan Prabowo Soal Reformasi Sistem Pemilu

LaNyalla Dukung Usulan Prabowo Soal Reformasi Sistem Pemilu

Jakarta (beritajatim.com) — Usulan Presiden RI Prabowo Subianto untuk mengubah sistem pemilu di Indonesia yang dinilai terlalu mahal mendapat dukungan penuh dari Senator asal Jawa Timur, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. Permintaan ini sebelumnya disampaikan Presiden kepada para Ketua Umum Partai Politik dalam HUT ke-60 Partai Golkar di Bogor, Jawa Barat.

LaNyalla menegaskan bahwa perubahan sistem pemilu merupakan langkah strategis untuk mengembalikan Indonesia ke sistem asli yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa. Dalam pidato kenegaraannya pada 16 Agustus 2023 di Senayan, ia telah menyampaikan pandangan serupa.

“Saya 100 persen mendukung apa yang disampaikan Presiden. Kita harus kembali menjalankan sistem bernegara sesuai rumusan pendiri bangsa. Adapun penyempurnaan terhadap sistem asli Indonesia yang tertuang di UUD 1945 naskah 18 Agustus 1945 dapat dilakukan dengan addendum, bukan mengganti sistem,” ujar LaNyalla, Ketua DPD RI ke-5.

LaNyalla juga menyoroti dampak buruk dari sistem politik yang mahal, yang menurutnya memicu ketidakadilan ekonomi dan menggerus anggaran negara. “Kementerian Keuangan menyatakan APBN 2024 mengalami defisit lebih dari Rp400 triliun. Salah satu penyebabnya adalah biaya pemilu dan pilkada di tahun ini, selain percepatan pembangunan IKN dan besarnya bansos karena kemiskinan,” tambahnya.

Menurut LaNyalla, sistem politik yang mahal melahirkan high-class economy atau dominasi para bandar politik. Akibatnya, kebijakan negara berpotensi didikte oleh segelintir orang yang merusak kohesi bangsa. “Republik ini seperti dikuasai oleh segelintir orang, dan itu berbahaya bagi keadilan serta stabilitas bangsa,” ujarnya.

LaNyalla juga mengutip buku karya Prabowo Subianto, Indonesia Paradoks Indonesia dan Solusinya, yang menyebut ketimpangan ekonomi sebagai ancaman serius. “Pak Prabowo mengatakan, angka gini ratio 0,36 menunjukkan ketimpangan yang besar. Ketidakadilan ekonomi ini jika dipantik dengan tepat dapat memicu konflik sosial, huru hara, dan perang saudara yang berkepanjangan,” jelasnya.

Lebih lanjut, LaNyalla menegaskan bahwa sistem yang dirumuskan para pendiri bangsa paling sesuai dengan DNA rakyat Indonesia yang bersifat monodualis, bukan individualis. Dengan demikian, semangat kebangsaan dan persatuan dapat lebih terwujud.

“Kita bisa bersatu padu, menyatukan tekad bersama dalam semangat sebagai patriot bangsa. Ini yang perlu kita jaga untuk menghadapi tantangan masa depan,” tandasnya.

Dalam pidatonya di HUT ke-60 Partai Golkar, Presiden Prabowo menekankan perlunya perbaikan sistem demokrasi di Indonesia. Ia mengajak seluruh Ketua Umum Partai Politik untuk menyepakati perubahan sistem politik demi masa depan bangsa yang lebih baik. [beq]

Merangkum Semua Peristiwa