Laka Lantas di Ponorogo Turun 17 Persen Selama Operasi Ketupat Semeru 2025, Tapi Kerugian Naik

Laka Lantas di Ponorogo Turun 17 Persen Selama Operasi Ketupat Semeru 2025, Tapi Kerugian Naik

Ponorogo (beritajatim.com) – Operasi Ketupat Semeru 2025 resmi berakhir pada 9 April 2025 lalu. Selama 17 hari pelaksanaan operasi yang dimulai sejak 24 Maret tersebut, angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di wilayah Ponorogo tercatat mengalami penurunan signifikan.

Namun, di balik penurunan itu, lonjakan kerugian materiil dan jumlah korban luka menjadi catatan penting bagi pihak kepolisian.

Kasat Lantas Polres Ponorogo, AKP Bayu Pratama Sudirno, menyebutkan bahwa selama Operasi Ketupat 2025, terjadi 19 kejadian laka lantas. Angka ini turun 17 persen dibanding tahun 2024 yang mencatat 23 kejadian.

“Untuk korban meninggal dunia, jumlahnya masih sama, satu orang,” ungkapAKP Bayu, Jumat (11/4/2025).

Namun, kerugian materiil kata Bayu tercatat naik. Bayu tidak mengungkapkan jumlah nominalnya, namun hanya menyebutkan hingga 27 persen dibanding tahun sebelumnya. Tak hanya itu, korban luka ringan juga meningkat dari 29 orang pada 2024, menjadi 30 orang di tahun ini.

Lebih lanjut, AKP Bayu menyoroti peningkatan signifikan pada profil pelaku kecelakaan. Karyawan dan pelajar menjadi kelompok yang paling banyak terlibat. Pada 2024, terdapat 11 pelaku dari kalangan ini, dan melonjak menjadi 19 orang di 2025. Jumlah karyawan yang terlibat juga naik 5 persen, dari 146 menjadi 164 orang.

Sebagai bentuk antisipasi, Satlantas Polres Ponorogo gencar melakukan sosialisasi tertib lalu lintas ke berbagai elemen masyarakat. Edukasi langsung juga digelar di sekolah-sekolah, menyasar pelajar sebagai bagian dari upaya menanamkan kesadaran sejak dini.

“Kami tidak hanya menindak, tetapi juga mengedukasi. Ini penting untuk membangun budaya tertib lalu lintas secara kolektif,” pungkas AKP Bayu. (end/ted)