Jakarta –
Lilla Syifa (29) perempuan asal Surabaya, Jawa Timur didiagnosis mengidap diabetes tipe 1,5 atau atau LADA (Latent Autoimmune Diabetes in Adults). Menurut dokter yang menanganinya, penyakit ini ‘datang’ karena gaya hidupnya yang tidak sehat.
Perempuan yang akrab dipanggil Cipa tersebut bercerita bahwa dirinya suka sekali mengonsumsi makanan dan minuman manis setiap harinya seperti jajanan viral, matcha, dan sebagainya. Ditambah, ia juga termasuk orang yang jarang olahraga dan memiliki pola tidur yang buruk alias suka begadang.
Pada saat pemeriksaan ke dokter, gula darah yang ditunjukkan adalah 356 mg/dl yang artinya ini sangat tidak normal dan merupakan kondisi hiperglikemia parah, yang mengindikasikan kemungkinan besar diabetes.
Sementara, pemeriksaan HbA1c milik Cipa adalah 11,5 persen. Dikutip dari laman Kemenkes, jumlah HbA1c normal adalah di bawah 5,7 persen.
Berawal dari Gejala Tidak Jelas
Menurut Cipa, sebelum dirinya mengetahui adaya kondisi diabetes, ada beberapa gejala yang sebelumnya muncul di bulan Mei atau Juni 2025.
Sayangnya, tanda-tanda ini dianggap Cipa ‘tidak jelas’. Butuh waktu cukup lama baginya untuk menyadari bahwa ada masalah gula di dalam tubuhnya.
Salah satu gejala yang dirasakan Cipa adalah kram kaki yang baginya dianggap sebagai dampak dari hal lain, seperti efek dari lelah menggunakan sepatu hak tinggi.
“Sekitar Mei atau Juni 2025, aku tuh sering kram kaki kayak di betis atau kayak di jari kaki yang tiba-tiba kayak melengkung gitu. Aku pertama nggak nyadar, mungkin karena sepatu nggak enak karena pakai heels terus ya,” kata Cipa kepada detikcom, Jumat (19/12/2025).
Gejala lain yang dirasakannya adalah rasa haus ekstrem (polidipsia). Padahal, Cipa mengaku sudah minum cukup banyak air.
“Aku gampang banget haus padahal minumku banyak banget. Bahkan bibir itu sampai bener-bener kering. Keringnya sampai orang-orang notice ya, sampai ngelopek semua,” katanya.
“Jadi sempet naik ojol, lagi macet-macetan dan air yang aku bawa itu habis. Bener-bener yang kelabakan cari air. Haus banget, dahaga kayak di padang gurun,” sambungnya.
Tanda-tanda lain yang muncul pada kondisi Cipa adalah poliuria atau sering kencing. Disebabkan oleh kadar gula tinggi membuat ginjal bekerja ekstra menyaring dan membuang glukosa berlebih melalui urine, yang menarik banyak cairan tubuh sehingga volume urine meningkat drastis.
“Sehari tuh banyak banget deh. Kayak 10 menit udah pipis lagi. Nah dari situ aku mulai nyadarnya. Kepala juga kayak keliyengan gitu, pusing banget, lemas, lunglai,” katanya.
Faktor Pemicu Diabetes LADA
Cipa ini bercerita bahwa diabetes yang diidapnya salah satu faktornya berawal dari dirinya yang suka sekali makan jajanan manis viral. Menurutnya, ini adalah bentuk ‘pelarian’ dari stres akibat pekerjaan.
“Aku tuh sering banget makan dessert. Jadi aku nyarinya yang manis, yang makanan-makanan viral, yang rame-rame gitu. Entah itu brownies, donat, matcha gitu-gitu,” katanya.
“Aku tuh bisa dibilang 3 kali sehari bisa kali ya. Kayak sering banget, hampir setiap hari. Dan puncaknya itu di setahunan kemarin, 2024 sampai 2025 ini,” sambungnya.
Selain itu, pola tidur yang buruk juga dianggapnya menjadi salah satu faktor dari diabetes tersebut.
“Karena aku kerja, sering banget lembur kayak baru pulang itu jam 11 malam dan pasti pulang kerja nggak mungkin langsung tidur kan ya,” katanya.
“Nah itu terjadi setiap hari. Hampir setiap hari aku tidurnya. di atas jam 2 atau 3 pagi. Dan aku jam 8 pagi udah kerja lagi,” sambungnya.
Cipa mengakui bahwa sebelumnya dirinya termasuk orang yang jarang sekali berolahraga. Kalaupun ada olahraga, ia hanya melakukan sesi kardio ringan, seperti lari dan tenis.
“Dan itu pun cuman seminggu sekali. Jadi gula yang aku makan tidak punya tempat ‘persembunyian’ yaitu otot. Aku nggak punya massa otot kan, karena nggak pernah angkat beban,” katanya.
Sempat Nge-drop hingga Koma
Diabetes yang diidap Cipa membuatnya harus mendapatkan perawatan intensif dari dokter.
“Sekitar tanggal 17 Agustus malam, aku hilang kesadaran kurang lebih 12 hari kalau nggak salah. Akhirnya aku masuk ICU, sampai infus aku ditaruh ke leher. Aku akhirnya pasang ventilator,” katanya.
“Kayak makan aku dari hidung, pokoknya semua aku pasang alat,” sambungnya.
Saat itu, dokter juga menyuruh untuk Cipa melakukan cuci darah (hemodialisis) karena fungsi ginjalnya yang hanya 10 persen dan fungsi pankreas juga menurun.
Namun, cuci darah itu tidak dilakukan. Hal ini karena fungsi ginjalnya perlahan mulai membaik dari waktu ke waktu.
“Udah keracunan gula gitu ya. Waktu itu dokter bilang aku ada kemungkinan hilang ingatan, kemungkinan hilang kemampuan motorik,” katanya.
“Karena bener-bener, itu kan udah komplikasi ya bukan sekadar nurunin makan gula doang, udah kena ke organ-organ lainnya. Gulanya merusak organ lainnya,” sambungnya.
Halaman 2 dari 3
Simak Video “Video: Kenali Tanda-tanda Gejala Diabetes di Pagi Hari”
[Gambas:Video 20detik]
(dpy/up)
