Kronologi Penemuan dan Pengangkatan Jenazah Korban G30S di Sumur Lubang Buaya 58 Tahun Lalu

3 October 2023, 10:25

TEMPO.CO, Jakarta – Kejadiannya dini hari 1 Oktober 1965. Enam jenderal TNI AD serta seorang perwira diculik, dibunuh, dan mayatnya disembunyikan. Peristiwa ini dikenal dengan Gerakan 30 September atau G30S. Sebuah operasi menangkap para jenderal untuk dihadapkan kepada Presiden Sukarno.Tapi penangkapan itu berubah jadi peristiwa pembunuhan. Belakangan diketahui pelaku penculikan dan pembunuhan itu terdiri dari tujuh regu pasukan Pasopati dari Cakrabirawa. Kolonel Untung, Komandan Batalion I Kawal Kehormatan Cakrabirawa disebut yang memerintahkan operasi ini.Mayat-mayat korban ditemukan dua hari berselang, 3 Oktober 1965. Jasad-jasad Pahlawan Revolusi itu didapati di dalam sumur di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur. Korban adalah Jenderal Ahmad Yani, Letjen Suprapto, Letjen S. Parman, Letjen M. T. Haryono, Mayjen D. I. Panjaitan, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo, dan Kapten Pierre Tendean.Lokasi para jenazah tersebut ditemukan oleh Resimen Para Anggota Komando Angkatan Darat alias RPKAD. Namun, sebab keterbatasan alat, proses evakuasi membutuhkan waktu tak sebentar. Para korban baru diangkat pada keesokan harinya, 4 Oktober 1965.Proses penemuan para jenderal Dinukil dari buku biografi Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando. Pagi hari di awal Oktober 1965 suasana sepi namun tegang. Sintong Panjaitan bersama beberapa personel RPKAD tengah bersiap hendak diberangkatkan ke Kuching, Malaysia jadi relawan. Namun agenda itu buyar, dia mendadak dipanggil oleh Feisal Tanjung.Bersama para komandan kompi di RPKAD dia kemudian menghadap Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edhie Wibowo. Mereka diberi tahu bahwa suasana negara sedang genting. Sejumlah perwira tinggi di tubuh TNI menghilang. Mereka ditugaskan mencari keberadaan para jenderal yang hilang itu.Mereka juga diperintahkan memulihkan situasi keamanan di Jakarta. Khususnya, merebut kembali kantor RRI di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat serta Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur. Dua tempat penting tersebut sempat dikuasai kelompok G30S.Kisi-kisi lokasi keberadaan para jenderal yang diculik datang dari Agen Polisi Dua Sukitman. Pada 1 Oktober subuh, dia juga ditangkap pasukan Pasopati. Ketika itu Sukitman tengah berpatroli di dekat rumah jenderal DI Panjaitan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.Beruntung dia berhasil melarikan diri ke Markas Komando RPKAD di Cijantung, Jakarta Timur. Pada 3 Oktober 1965, RPKAD menerima laporan intelijen kesaksian Sukitman itu. Para jenderal dibawa ke Lubang Buaya, sebuah desa di timur Jakarta yang masih sepi penduduk.Di Lubang Buaya tercatat hanya terdapat 13 rumah. Berdiri terpencar jauh satu sama lain. Tak mudah bagi pasukan RPKAD menemukan titik lokasi penyekapan para jenderal. Lebih-lebih, Sukitman tak tahu persis tempatnya. Dibantu warga, pasukan Sintong menyisir seluruh tempat yang ada di desa itu.Berjam-jam menyisir, sering kali mereka menemukan gundukan tanah yang diduga sebagai timbunan baru, tapi gagal. Para jenderal dicurigai telah dibunuh dan dibuang ke sumur. Kecurigaan itu muncul setelah seorang warga menunjukkan tempat lain di bawah area pohon pisang. Tempat itu berupa sumur tua yang sudah ditimbun dan disamarkan.“Jangan-jangan para korban yang dicari diceburkan di sumur itu,” kenang Sintong dalam bukunya itu.Sintong lalu meminta semua personel Peleton 1 Kompi Tanjung terus menggali lubang secara bergantian dengan warga. Di sumur itu ditemukan timbunan dedaunan segar, batang pisang, dan pohon lainnya. Mereka makin yakin para jenderal ditimbun di sana setelah menemukan potongan kain.Iklan

“Tanda pasukan Batalion Infanteri 454/Banteng Raider dari Jawa Tengah dan Batalion Infanteri 530/Raiders dari Jawa Timur,” kata Sintong.Sumur tua itu berkedalaman 12 sampai 15 meter. Namun baru di kedalaman 8 meter sudah tercium bau busuk. Malam semakin larut, seorang personel RPKAD berteriak. Dia menemukan kaki tersembul ke atas dari dalam timbunan. Sintong meminta penggalian terus dilakukan dengan hati-hati. Jasad para jenderal ditemukan, bertumpuk di kedalaman 12 meter.Selanjutnya: Proses Pengangkatan jenazah 7 Pahlawan Revolusi