Kota Pesisir Diprediksi Rugi Lebih dari US$1 Triliun Akibat Kenaikan Air Laut

23 January 2024, 13:08

TEMPO.CO, Jakarta – Sebuah studi, yang dilansir oleh earth.com edisi 22 Januari 2024, mengungkap proyeksi kerugian mencapai lebih dari US$1 triliun pada akhir abad ini akibat dampak kenaikan permukaan air laut terhadap kota-kota pesisir.Fenomena ini, yang dipicu oleh perubahan iklim, menimbulkan ancaman besar terhadap wilayah perkotaan, tempat jutaan orang tinggal dan bekerja. Ketika permukaan air laut terus meningkat, kota-kota pesisir harus menghadapi kenyataan meningkatnya banjir, erosi, dan potensi pengungsian.Perkiraan mengejutkan ini berasal dari analisis komprehensif yang dilakukan oleh Ignasi Cortés Arbués, Theodoros Chatzivasileiadis, Tatiana Filatova, dan timnya. Mereka meneliti potensi dampak finansial di 271 wilayah Eropa dalam skenario emisi tinggi, yang hasil lengkapnya bisa diakses di sini.Penyebab utama naiknya permukaan air laut adalah mencairnya lapisan es dan gletser di kutub, yang diperburuk oleh pemanasan global. Selain itu, perluasan air laut saat menghangat juga berkontribusi terhadap peningkatan ini.Data ilmiah menunjukkan bahwa laju kenaikan permukaan air laut semakin cepat dalam beberapa tahun terakhir. Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut jika suhu global terus meningkat.Tim peneliti menggunakan pendekatan multifaset dalam studi baru ini, dengan mengintegrasikan model ekonomi yang telah ada sebelumnya dengan data proyeksi kenaikan permukaan laut, tren investasi, dan riwayat kerugian ekonomi dari 155 peristiwa banjir yang terjadi di Eropa antara tahun 1995 dan 2016.Metodologi mereka memungkinkan estimasi rinci mengenai potensi kerugian dan keuntungan ekonomi dibandingkan dengan skenario hipotetis dimana permukaan air laut tetap konstan dan pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 2% dipertahankan di seluruh wilayah.Iklan

Temuan utama dari studi ini adalah perkiraan kerugian ekonomi gabungan sebesar 872 miliar Euro bagi Inggris dan Uni Eropa pada tahun 2100, sebagai konsekuensi dari kenaikan permukaan air laut dalam skenario emisi tinggi. Angka ini sangat kontras dengan skenario di mana permukaan air laut tidak naik. Para peneliti mengamati kesenjangan regional yang signifikan dalam dampak secara ekonomi. Wilayah pesisir, terutama Veneto dan Emilia-Romagna di Italia dan Zachodniopomorskie di Polandia, menghadapi dampak terberat dari kerugian ini, dengan proyeksi penurunan produk domestik bruto (PDB) regional hingga 21% pada tahun 2100.Selain itu, wilayah lain di sekitar Laut Baltik, pesisir Belgia, Prancis bagian barat, dan Yunani juga diperkirakan akan mengalami kerugian ekonomi yang besar.Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa wilayah pedalaman, termasuk wilayah di Jerman, Austria, dan Hongaria, mungkin mengalami peningkatan ekonomi hingga 1% dari PDB regional pada 2100. Para penulis berpendapat bahwa hal ini mungkin disebabkan oleh pergeseran produksi dari wilayah pesisir yang rawan banjir ke wilayah pedalaman.Aspek lain dari studi ini menggali potensi dampak investasi yang ditargetkan di berbagai sektor ekonomi, seperti logistik, layanan publik, konstruksi, dan utilitas. Meskipun investasi ini mempunyai dampak yang terbatas terhadap perekonomian Inggris dan UE secara keseluruhan, investasi ini mampu memitigasi kerugian regional dengan biaya yang relatif rendah terhadap perekonomian yang lebih luas.

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi