Korban Anak Bencana Sumatera-Aceh Alami Trauma, Menyendiri hingga Tak Mau Makan

Korban Anak Bencana Sumatera-Aceh Alami Trauma, Menyendiri hingga Tak Mau Makan

Jakarta

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso SpA mengatakan pihaknya kini juga berfokus dalam memulihkan trauma anak-anak korban bencana alam di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.

Menurut dr Piprim ada banyak tanda trauma yang ditunjukkan oleh anak-anak di lokasi bencana. Perbedaan ini menurut dr Piprim sesuai dengan daya tahan psikologis mereka.

“Ada yang menyendiri saja, kemudian dia jadi nggak mau makan, nggak mau minum, gangguan tidur. Itu berbeda-beda tentu saja, tergantung usia dan juga kematangan mereka,” kata dr Piprim di kantor IDAI, Jakarta Pusat, Senin (22/12/2025).

Untuk mengatasi hal ini, IDAI bekerja sama dengan psikolog dan psikiater anak. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengatasi dampak jangka pendek maupun Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).

“Biasanya dokter anak kan kreatif ya, karena terbiasa bergaul dengan anak-anak. Banyak sekali ide, bisa ngajak main anak, bikin burung-burungan dari kertas, kemudian dia bawa topi spiderman,” kata dr Piprim.

“Jadi ide-ide ini saya kira bisa dikembangkan yang penting anak-anak itu kan memang akan ada trauma ya, trauma bencana. Tapi juga memang sangat tergantung bagaimana kondisi pra-bencana,” lanjutnya.

Menurut dr Piprim, cepat atau tidaknya pemulihan trauma anak-anak pasca-bencana juga dipengaruhi dengan kematangan psikologis mereka. Bahkan, bagi beberapa anak, trauma ini bisa mendalam.

“Mungkin kita bisa mengenalkan konsep-konsep bersabar terhadap bencana, mudah-mudahan ada hikmahnya dan sebagainya,” tutupnya.

Halaman 2 dari 2

(dpy/up)