Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kontraksi di 2024, Pelaku Industri Modal Ventura Beri Bocoran Prospek 2025

Kontraksi di 2024, Pelaku Industri Modal Ventura Beri Bocoran Prospek 2025

Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri modal ventura masih menganalisis sejumlah data perekonomian sebelum mengomentari prospek pada 2025. Terlebih setelah tren penurunan dalam pembiayaan modal ventura sampai Oktober 2024.

Data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pembiayaan modal ventura per Oktober 2024 mencapai Rp16,32 triliun. Angka itu turun 5,5% year on year (yoy) dibandingkan dengan Rp17,28 triliun per Oktober 2023. 

Ketua Umum Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro mengatakan pihaknya masih menunggu data kumulatif hingga Desember 2024 untuk bisa berbicara soal prospek modal ventura pada 2025.

“Industri modal ventura dipengaruhi dan mengikuti juga kondisi makro ekonomi, di antaranya tingkat suku bunga, inflasi hingga daya beli masyarakat,” kata Eddi kepada Bisnis, Rabu (1/1/2025).

Tahun ini, beberapa faktor diyakni akan menjadi variabel yang mempengaruhi kinerja industri modal ventura. Katalis positifnya adalah adanya kepastian penurunan suku bunga. Di sisi lain, ada katalis negatif berupa pungutan pajak pemerintah seperti PPN 12%.

“Kendati terdapat katalis yang bersifat positif dan negatif, ekonomi digital di Indonesia diprediksi tumbuh,” ujarnya.

Seperti diketahui, Indonesia menjadi negara yang sukses mencatatkan pertumbuhan ekonomi digital secara signifikan. Berdasarkan laporan yang disusun Google, Temasek dan Bain & Company, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dalam enam tahun tumbuh lebih dari tiga kali lipat.

Laporan tersebut memproyeksi nilai ekonomi digital Indonesia mencapai US$90 miliar atau sekitar Rp1.420 triliun pada 2024, jauh berkembang dibandingkan dengan ekonomi digital Indonesia pada 2018 yang hanya mencapai US$27 miliar.

Eddi mengatakan untuk menyambut potensi pertumbuhan ekonomi digital tersebut, industri modal ventura senantiasa mengeksplorasi sektor-sektor perusahaan rintisan atau startup yang bisa dikucur pendanaan.

“Untuk menyambut potensi pertumbuhan itu kami konsisten menjalankan strategi yang mendukung startups mencatatkan profit, ESG, governance dan kekhasan Indonesia, misalnya media atau konten berbahasa Indonesia, agri/food, transportasi listrik dan hal lain yang perlu dieksplorasi,” kata Eddi.