Konflik Rasisme Harry dan Meghan: Keluarga Kerajaan Pertimbangkan Tanggapan

3 December 2023, 9:40

KLAIM rasisme oleh Pangeran Harry dan Meghan Markle memunculkan kontroversi di Buckingham Palace. Kini muncul tuduhan terhadap Raja dan Putri Wales terkait rasisme yang diberikan kepada Pangeran Archie mencuat di media.

Dengan munculnya pemberitaan tersebut akan meruntuhkan pondasi monarki. Klaim mantan kepala perlindungan kerajaan, Dai Davies.

Davies merupakan mantan komandan divisi di Metropolitan Police yang bekerja dengan Ratu Elizabeth dan anggota senior kerajaan, mengatakan adanya “narasi palsu” yang diciptakan tentang komentar yang diduga dilontarkan oleh Raja dan Putri Wales. Adanya kontroversi tersebut dapat merusak citra kerajaan.

Baca juga: Dihadapan Veteran Militer, Pangeran Harry Lakukan Debut Komedi

“Ada narasi palsu yang diumbar tentang rasisme di istana. Tidak aneh sama sekali untuk bertanya seperti apa warna kulit bayi itu akan terlihat,” ujar Davies

“Apa yang dilakukan Duke dan Duchess adalah memberikan dukungan kepada mereka yang ingin menggantikan monarki dan menghapusnya. Mereka merusak pondasi institusi ini. Kecuali ada rasa hormat terhadap Raja dan apa yang diwakilinya, segala sesuatu di sekitarnya akan runtuh,” lanjutnya

Baca juga: Pangeran Harry-Meghan Markle Putuskan Persahabatan dengan David dan Victoria Beckham

Mencuatnya pernyataan tersebut, respon Pangeran Harry dan Meghan tetap bungkam. Identitas terkait kasus rasisme ini pertama kali muncul dalam terjemahan bahasa Belanda buku Endgame karya Omid Scobie, sebelum kemudian dilaporkan organisasi berita di seluruh dunia.

Saat ini sejumlah tekanan datang kepada Sussex Untuk menarik diri dari publik dan buku Scobie guna membatasi kerusakan potensial pada monarki.

“Menarik bahwa mereka belum membantah klaim dalam buku dan klaim keterlibatan mereka dalam penulisannya” ujar Ingrid Seward, sejarawan kerajaan dan editor-in-chief Majesty magazine, mengatakan:

“Saya menyarankan mereka membuat pernyataan pribadi mengatakan bahwa mereka tidak ada hubungannya dengan buku ini dan rumor serta sindiran yang tidak menyenangkan.” Lanjutnya

Sussex sebelumnya bersikeras Pangeran dan Duchess tidak mengatakan komentar atau keduanya mengucapkan kata “rasis”, namun setelah muncul nama tersebut Sussex bungkam.

Akibat dari munculnya muatan tersebut akan membuat popularitas Sussex terus menurun setiap harinya. Ditambah dari pihak istana tidak ingin merespon hal tersebut karena hanya akan menambah kegaduhan.

Dickie Arbiter, mantan juru bicara pers Ratu Elizabeth, menyatakan bungkamnya Sussex hanya akan menghancurkannya. “Anda pikir mereka akan mengatakan sesuatu sekarang mereka telah diungkap, untuk menjauhkan diri dari kekacauan ini, meskipun sekarang mungkin sudah terlambat.”

Spekulasi dan perbedaan yang terjadi antara Meghan Markle dan buku Omid Scobie sebelumnya semakin membuat kompleksitas situasi. Dalam menghadapi perdebatan ini, Buckingham Palace sedang mempertimbangkan dampaknya yang akan terjadi terhadap citra keluarga kerajaan nantinya. “Pihak kerajaan sedang mempertimbangkan semua opsi” ujar AFP.

Dalam wawancara Oprah Winfrey, Meghan mengatakan hanya satu orang yang membuat komentar tentang warna kulit Pangeran Archie, bukan dua orang seperti yang dijelaskan Scobie dalam bukunya.

Menanggapi hal tersebut Piers Morgan memberitahu penonton pada acara Talk TV-nya “Uncensored” pada Rabu malam itu. “Saya tidak percaya bahwa ada komentar rasis yang pernah dilontarkan oleh anggota keluarga kerajaan mana pun. Dan sampai ada bukti nyata bahwa komentar itu dibuat, saya tidak akan pernah percaya,” ujar Piers Morgan.

Awalnya kasus ini beredar saat Harry dan istrinya mengatakan ada kasus rasisme terhadap perbedaan warna kulit yang terjadi di kerajaan saat diwawancara oleh televisi AS. Setelah muncul pemberitaan tersebut, muncullah kontroversi yang terjadi pada Maret 2021.

Menanggapi perihal tersebut, sebelum wafat Ratu Elizabeth II merespons bahwa “beberapa kenangan mungkin berbeda tentang apa yang dikatakan”. Pangeran William sebagai kakak tertua dan pewaris takhta ayah mereka, Raja Charles III juga bersikeras membela bahwa kerajaan tidak pernah melakukan rasisme.

Sebelum kasus ini muncul, Harry dan Meghan Markle keluar dari istana pada awal 2020 dan pindah ke Amerika Utara. Saat kepindahannya itu, keduanya membantah jika terjadi rasisme di kekerajaan. Namun kontroversi tersebut kembali muncul karena Omid Scobie dilaporkan menyebutkan dua anggota keluarga kerajaan memaksa dua edisi buku tersebut untuk dicabut.

Scobie memberi pembelaan bahwa di dalam buku “Endgame” versi bahasa Inggrisnya, dia tidak menyebutkan anggota keluarga kerajaan karena alasan hukum.

Dikutip dari web Daily Mail, Saskia Peeters selaku penerjemah buku saat itu pun mengatakan bahwa nama-nama itu sudah ada dalam naskah yang dikirimkan kepadanya.

“Sebagai penerjemah, saya menerjemahkan apa yang ada di depan saya,” kata Saskia Peeters

“Nama-nama anggota keluarga kerajaan itu ada di sana dengan jelas. Saya tidak menambahkannya. Saya hanya melakukan apa yang dibayar untuk saya lakukan, yaitu menerjemahkan buku dari bahasa Inggris ke bahasa Belanda.” Lanjutnya, kutipan ini diambil dari MailOnline.

Piers Morgan selaku mantan editor surat kabar Inggris, menantang klaim rasisme tersebut. Hal ini memicu pertimbangan langkah-langkah lebih lanjut yang diambil oleh keluarga kerajaan. Omid Scobie sebagai penulis buku kontroversial kini harus menghadapi potensi tuntutan fitnah.

Keluarga kerajaan akan menghadapi tantangan serius dalam menjaga integritas dan citra institusi mereka di tengah eskalasi konflik yang sedang memanas. (Z-3)

KLAIM rasisme oleh Pangeran Harry dan Meghan Markle memunculkan kontroversi di Buckingham Palace. Kini muncul tuduhan terhadap Raja dan Putri Wales terkait rasisme yang diberikan kepada Pangeran Archie mencuat di media. 

Dengan munculnya pemberitaan tersebut akan meruntuhkan pondasi monarki. Klaim mantan kepala perlindungan kerajaan, Dai Davies.

Davies merupakan mantan komandan divisi di Metropolitan Police yang bekerja dengan Ratu Elizabeth dan anggota senior kerajaan, mengatakan adanya “narasi palsu” yang diciptakan tentang komentar yang diduga dilontarkan oleh Raja dan Putri Wales. Adanya kontroversi tersebut dapat merusak citra kerajaan. 

Baca juga: Dihadapan Veteran Militer, Pangeran Harry Lakukan Debut Komedi 

“Ada narasi palsu yang diumbar tentang rasisme di istana. Tidak aneh sama sekali untuk bertanya seperti apa warna kulit bayi itu akan terlihat,” ujar Davies

“Apa yang dilakukan Duke dan Duchess adalah memberikan dukungan kepada mereka yang ingin menggantikan monarki dan menghapusnya. Mereka merusak pondasi institusi ini. Kecuali ada rasa hormat terhadap Raja dan apa yang diwakilinya, segala sesuatu di sekitarnya akan runtuh,” lanjutnya

Baca juga: Pangeran Harry-Meghan Markle Putuskan Persahabatan dengan David dan Victoria Beckham

Mencuatnya pernyataan tersebut, respon Pangeran Harry dan Meghan tetap bungkam. Identitas terkait kasus rasisme ini pertama kali muncul dalam terjemahan bahasa Belanda buku Endgame karya Omid Scobie, sebelum kemudian dilaporkan organisasi berita di seluruh dunia.

Saat ini sejumlah tekanan datang kepada Sussex Untuk menarik diri dari publik dan buku Scobie guna membatasi kerusakan potensial pada monarki.

“Menarik bahwa mereka belum membantah klaim dalam buku dan klaim keterlibatan mereka dalam penulisannya” ujar Ingrid Seward, sejarawan kerajaan dan editor-in-chief Majesty magazine, mengatakan:

“Saya menyarankan mereka membuat pernyataan pribadi mengatakan bahwa mereka tidak ada hubungannya dengan buku ini dan rumor serta sindiran yang tidak menyenangkan.” Lanjutnya

Sussex sebelumnya bersikeras Pangeran dan Duchess tidak mengatakan komentar atau keduanya mengucapkan kata “rasis”, namun setelah muncul nama tersebut Sussex bungkam.

Akibat dari munculnya muatan tersebut akan membuat popularitas Sussex terus menurun setiap harinya. Ditambah dari pihak istana tidak ingin merespon hal tersebut karena hanya akan menambah kegaduhan. 

Dickie Arbiter, mantan juru bicara pers Ratu Elizabeth, menyatakan bungkamnya Sussex hanya akan menghancurkannya. “Anda pikir mereka akan mengatakan sesuatu sekarang mereka telah diungkap, untuk menjauhkan diri dari kekacauan ini, meskipun sekarang mungkin sudah terlambat.”

Spekulasi dan perbedaan yang terjadi antara Meghan Markle dan buku Omid Scobie sebelumnya semakin membuat kompleksitas situasi. Dalam menghadapi perdebatan ini, Buckingham Palace sedang mempertimbangkan dampaknya yang akan terjadi terhadap citra keluarga kerajaan nantinya.  “Pihak kerajaan sedang mempertimbangkan semua opsi” ujar AFP. 

Dalam wawancara Oprah Winfrey, Meghan mengatakan hanya satu orang yang membuat komentar tentang warna kulit Pangeran Archie, bukan dua orang seperti yang dijelaskan Scobie dalam bukunya.

Menanggapi hal tersebut Piers Morgan memberitahu penonton pada acara Talk TV-nya “Uncensored” pada Rabu malam itu. “Saya tidak percaya bahwa ada komentar rasis yang pernah dilontarkan oleh anggota keluarga kerajaan mana pun. Dan sampai ada bukti nyata bahwa komentar itu dibuat, saya tidak akan pernah percaya,” ujar Piers Morgan.

Awalnya kasus ini beredar saat Harry dan istrinya mengatakan ada kasus rasisme terhadap perbedaan warna kulit yang terjadi di kerajaan saat diwawancara oleh televisi AS. Setelah muncul pemberitaan tersebut, muncullah kontroversi yang terjadi pada Maret 2021. 

Menanggapi perihal tersebut, sebelum wafat Ratu Elizabeth II merespons bahwa “beberapa kenangan mungkin berbeda tentang apa yang dikatakan”.  Pangeran William sebagai kakak tertua dan pewaris takhta ayah mereka, Raja Charles III  juga bersikeras membela bahwa kerajaan tidak pernah melakukan rasisme. 

Sebelum kasus ini muncul, Harry dan Meghan Markle keluar dari istana pada awal 2020 dan pindah ke Amerika Utara. Saat kepindahannya itu, keduanya membantah jika terjadi rasisme di kekerajaan. Namun kontroversi tersebut kembali muncul karena Omid Scobie dilaporkan menyebutkan dua anggota keluarga kerajaan memaksa dua edisi buku tersebut untuk dicabut. 

Scobie memberi pembelaan bahwa di dalam buku “Endgame” versi bahasa Inggrisnya, dia tidak menyebutkan anggota keluarga kerajaan karena alasan hukum.

Dikutip dari web Daily Mail, Saskia Peeters selaku penerjemah buku saat itu pun mengatakan bahwa nama-nama itu sudah ada dalam naskah yang dikirimkan kepadanya.

“Sebagai penerjemah, saya menerjemahkan apa yang ada di depan saya,” kata Saskia Peeters 

“Nama-nama anggota keluarga kerajaan itu ada di sana dengan jelas. Saya tidak menambahkannya. Saya hanya melakukan apa yang dibayar untuk saya lakukan, yaitu menerjemahkan buku dari bahasa Inggris ke bahasa Belanda.” Lanjutnya, kutipan ini diambil dari MailOnline. 

Piers Morgan selaku mantan editor surat kabar Inggris, menantang klaim rasisme tersebut. Hal ini memicu pertimbangan langkah-langkah lebih lanjut yang diambil oleh keluarga kerajaan. Omid Scobie sebagai penulis buku kontroversial kini harus menghadapi potensi tuntutan fitnah.

Keluarga kerajaan akan menghadapi tantangan serius dalam menjaga integritas dan citra institusi mereka di tengah eskalasi konflik yang sedang memanas. (Z-3)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi