Surabaya (beritajatim.com) – Komnas PA Surabaya mengecam kekerasan dan intimidasi oleh pengusaha Rekreasi Hiburan Umum (RHU) Surabaya berinisial IV di SMA Gloria 2 Surabaya pasa Selasa (22/10/2024) kemarin. Hal itu lantaran keributan terjadi di lingkungan sekolah.
“Tentunya Komnas PA Jatim akan mengawal kasus ini. Siapapun pelakunya, siapapun bekingnya, seberapa kaya dia, harus diproses secara hukum,” ujar Syaiful Bachri, Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Surabaya, Jumat (25/10/2024) pagi.
Syaiful menyayangkan terjadinya aksi kekerasan dan premanisme di lingkungan sekolah. Ia pun meminta agar masyarakat Surabaya turut mengawal proses hukum yang tengah berjalan di Polrestabes Surabaya.
“Entah itu benar atau tidak, tapi kami selaku Komnas PA Surabaya harus bertanggung jawab terkait kekerasan anak yang terjadi di sekolah, supaya kedepannya tidak terjadi lagi,” tuturnya.
Komnas PA akan datang pada hari ini, Jumat (25/10/2024) pukul 10.00 WIB. Mereka akan datang sebagai bentuk dukungan atas keprihatinan dan dukungan. Disinggung terkait pendampingan psikologi terhadap korban, Syaiful menyatakan kesiapan Komnas PA Surabaya untuk menyediakan fasilitas kesehatan mental bagi korban.
“Kami membuka diri bagi korban, jika membutuhkan pendampingan apapun, termasuk trauma healing. Nanti saya akan tanya, Komnas PA Surabaya ini bisa bantu apa? Jadi kita membuka diri, misalnya gak mau ya kita gak bisa memaksa,” ungkapnya.
Sebelumnya, Usai terjadi keributan di SMA Gloria 2, pihak sekolah angkat bicara. Pihak sekolah rencananya akan membawa kasus kekerasan yang diduga dilakukan IV salah satu pengusaha Rekreasi Hiburan Umum (RHU) di Surabaya ke ranah hukum.
Public Relations Yayasan Pendidikan Kristen Gloria Surabaya, Derby Valensia mengatakan, pihak sekolah mengambil langkah untuk memproses hukum sebagai komitmen untuk menciptakan keamanan dan perlindungan bagi civitas akademik SMA Katolik Gloria 2.
“Sekolah akan menindaklanjuti dengan melaporkan kepada pihak yang berwajib untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik dan benar. Langkah ini kami ambil sebagai bentuk komitmen dan upaya sekolah menjaga keamanan dan perlindungan bagi siswa-siswi dan guru-guru,” ujarnya, Kamis (24/10/2024). [ang/suf]
