Kisah Omar Yaghi, Peraih Nobel Kimia yang Dapat Selamatkan Miliaran Nyawa Manusia

Kisah Omar Yaghi, Peraih Nobel Kimia yang Dapat Selamatkan Miliaran Nyawa Manusia

Bisnis.com, JAKARTA — Ilmuwan berdarah Palestina, Omar M. Yoghi, menarik perhatian dunia berkat temuannya yang dapat menyaring air langsung dari udara. Atas temuan tersebut, Omar menjadi pemenang Hadiah Nobel Kimia 2025, karena dengan solusi tersebut Omar dapat membantu mengatasi krisis air di dunia dan menyelamatkan miliaran hidup manusia.

Menurut World Meteorological Organization (WMO) dan PBB, satu dari tiga sungai besar dunia tahun 2024 berada pada kondisi tidak stabil, menandai enam tahun berturut-turut ketidakseimbangan pasokan air global. Hal ini membuat masyarakat makin sulit untuk mendapat air bersih.

Krisis air juga dilaporkan menyebabkan kerugian ekonomi global hingga US$550 miliar dan 95% kerusakan infrastruktur dunia disebabkan oleh bencana terkait air seperti banjir dan kekeringan

Tidak hanya itu lebih dari 2,2 miliar orang atau sekitar 1 dari 4 penduduk dunia tidak memiliki akses ke air minum aman.

Berangkat dari hal tersebut, Omar menemukan sebuah terobosan inovatif.

Omar merancang material kristalin baru berbasis senyawa logam dan organik. Inovasi tersebut mampu menyimpan energi, menangkap karbon, dan bahkan mengumpulkan air dari udara.

Omar membuat proyek Atoco Mission yang mengembangkan sistem dengan kemampuan memanen air bersih langsung dari atmosfer, bahkan di daerah paling kering di dunia.

Proyek Atoco Mission lahir dari pengalaman Yaghi kecil yang tumbuh dalam lingkungan krisis air, sehingga memotivasinya mengembangkan solusi untuk krisis air global.

Atoco Mission dinilai sebagai salah satu inovasi global yang sangat potensial dalam menghadapi tantangan kekurangan air bersih di masa depan.

Sistem Atoco Mission telah diuji dan terbukti dapat berfungsi di daerah gurun dengan kelembapan sangat rendah, menjadikannya salah satu terobosan terpenting di bidang air dan lingkungan abad ini.

Teknologi dari Atoco Mission tidak hanya dipuji secara akademis, tapi juga dipertimbangkan untuk diadopsi secara luas sebagai solusi global, terutama karena kemampuannya menghasilkan air bersih tanpa infrastruktur air konvensional dan tanpa ketergantungan pada sumber air permukaan.

Lelaki yang lahir di Amman, Yordania pada tahun 1965, berupaya untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik di muka bumi.

Latar Belakang Omar

Omar lahir dalam keluarga pengungsi Palestina yang pindah pasca perang Arab-Israel. Masa kecilnya penuh tantangan. Dia hidup bersama sembilan saudara dalam satu ruangan sempit tanpa listrik dan harus bangun subuh hanya untuk mendapatkan air yang sangat terbatas.

Sejak kecil, Omar sudah tertarik pada kimia dan mulai serius belajar sejak usia 10 tahun. Didukung keluarganya, pada usia 15 tahun Dia berangkat ke Amerika Serikat dengan kemampuan bahasa Inggris yang minim demi menempuh pendidikan yang lebih baik.

Pengorbanan Omar berbuah manis. Omar sempat menjadi Postdoctoral Fellow di Harvard University dan asisten profesor di Arizona State University. Dia kemudian berkarier di University of Michigan, UCLA, hingga akhirnya menjadi profesor dan peneliti utama di University of California, Berkeley.

Dia juga mendirikan Berkeley Global Science Institute dan menjadi anggota berbagai akademi sains prestisius di dunia.