Kisah Diyah Manusia ‘Berkantong’ dan Sejumput Asa Penuh Manfaat Merintis Camilan Sehat

4 November 2023, 19:35

SUARAMERDEKA.COM– Pembawaan Wardiyah (58) begitu ceria menghadapi pengunjung Pertamina Small Medium Enterprise Expo (SMEXPO) Semarang, Jumat 3 November 2023. Wanita dua anak asal Kebonarum Basin Kabupaten Klaten ini nampak cekatan mengambil stok camilan produksinya di salah satu stan SMEXPO di Mal Paragon Semarang. Tentu tak ada yang menyadari bahwa Diyah adalah salah satu manusia ‘berkantong’ karena tindakan kolostomi akibat kanker rektum yang pernah dideritanya 10 tahun lalu. Baca Juga: Berkah Kebun Hidroponik Tanjungsari, Makin Berdaya Jadi Pusat Edukasi Gerakkan Ekonomi Warga Geraknya masih lincah, senyumnya bungah merekah sembari mendoakan para pengunjung yang berbelanja di lapaknya. “Terima kasih sudah berbelanja semoga rejekinya semakin lancar sehat selalu,” kata Diyah pada salah satu pembeli.

Mitra binaan Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah ini bersyukur difasilitasi pameran seperti SMEXPO sekarang ini. Lewat jalan inilah ia bisa membuka pasar camilan sehatnya lebih luas lagi, tak sebatas di sekitar Klaten saja. Baca Juga: Jerigen Solar Penuh, Asa Nelayan Tratebang untuk Melaut Tak Lagi Surut Usaha yang dibangunnya enam tahun terakhir ini bukan hal yang mudah. Menjadi penyintas kanker rektum inilah yang membuat Diyah semakin bersemangat memproduksi camilan sehat dengan bahan-bahan berkualitas. Kanker rektum yang dideritanya itu memang sudah tuntas menurut dokter. Selama dua tahun sejak 2013-2015 ia menjalani pengobatn medis seperti kemoterapi dan obbat-obatan oral. Selanjutnya, dokter melakukan tindakan kolostomi yang berupa pembuatan lubang di perut yang berfungsi sebagai saluran pembuangan kotoran (feses). Baca Juga: Marni, Si Wanita Cerdik Membidik Potensi Waduk Cengklik Jadi Sumber Penghasilan Ciamik Prosedur ini biasanya dilakukan pada pasien yang tidak bisa buang air besar dengan normal karena bermasalah di usus besar, anus atau rektum. Kantong kolostomi ini harus rutin diganti setelah kotoran penuh. “Saya bahagia menjadi manusia berkantong, ikhlas menjalaninya daripada disambung lagi ususnya, kanker masih mungkin muncul lebih baik seperti ini,” kata Diyah. Dengan cara memproduksi camilan sehat ini, menurut Diyah, jadi salah satu kontribusinya untuk mengenalkan produk makanan yang berkualitas. Keterbatasan yang ada dalam tubuhnya dengan adanya kantong kolostomi tak membuatnya patah semangat. Terbukti dari enam tahun ini ia terus berjuang bahkan dalam situasi pandemi ia masih tetap bisa menghasilkan rupiah. Baca Juga: Sejumput Daun Dari Kebun dan Semangat Ecoprint Klaten Konsisten Berdayakan Perempuan Di rumah produksinya, dibantu tiga tenaga Diyah membuat camilan tanpa bahan pengawet atau MSG. Sekali lagi ia memang sudah bertekad menuju pola makan dan hidup yang sehat. Beberapa camilan yang dibuat ini seperti keripik bawang, keripik pangsit, keripik paru, jamur crispy, peyek cetul, rambak cakar. Juga ada aneka kue seperti nastar, kastengel, rambak cakar, lidah kucing, dan frozen food seperti aneka dimsum, cilok sapi, nugget ayam dan stik ikan crispy hingga pempek. “Karena kebanyakan online masih bisa terbantu walau sedikit turun, tapi pendampingan Pertamina saya rasakan luar biasa,” paparnya. Baca Juga: Omzet Meroket Buah Ketekunan Wisnu Menebar Ilmu Dari Kumbung Jamur Tiram di Timur Prambanan Ia pun memilih minyak goreng berkualitas dan bukan menggunakan minyak yang terus dipakai berulang sehingga rentan memicu kanker. “Kalau beli di luar kita kadang suka lihat minyak untuk menggoreng bikin tanda tanya, warnanya juga sudah gelap tidak meyakinkan,” keluhnya. Saat pandemi banyak pelatihan yang didapatkan meskipun hanya secara daring. “Seperti MarkPlus Jakarta kita cuma zoom aja karena pas pandemi. Banyak ilmu, cara mengembangkan usaha bagaimana, supaya pelanggan nggak lari gimana banyak ilmunya seneng saya pokoknya,” tutur Diyah. Dari pendampingan yang didapatnya, Diyah Healthy Food ini bisa terus mengembangkan usahanya. Ia juga mendapat bantuan kemitraan pinjaman lunak dari Pertamina hingga dua kali. “Yang tiga tahun pertama Rp60 juta lalu kedua Rp100 juta, semuanya sudah lunas,” imbuhnya. Baca Juga: Berlayar Lebih Kencang, Jeriken ‘Emas’ Nelayan Pantura Jadi Bekal Penggerak Kapal     Sementara itu, VP CSR & SMEPP PT Pertamina (Persero), Fajriyah Usman menyampaikan, event SMEXPO memberikan kesempatan bagi mitra binaan untuk memamerkan produk unggulannya. Tak hanya bidang craft saja, tetapi juga fesyen hingga kuliner pun diusung ke pameran SMEXPO yang perdana digelar di Semarang.   Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Region Jawa Bagian Tengah, Aji Anom Purwasakti menambahkan, diharapkan dari momentum SMEXPO di Semarang ini bisa memperluas lagi akses pasar pelaku usaha yang menjadi mitra binaan Pertamina. Tercatat di pameran ini, ada 30 tenant UMKM unggulan yang dibina Pertamina melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR), khususnya di wilayah provinsi Jawa Tengah dan DIY hadir berpartisipasi.***

Partai

Institusi

K / L

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi