Pyongyang –
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un memerintahkan peningkatan produksi berbagai jenis kendaraan peluncur rudal. Kim Jong Un menyebut peningkatan itu menjadi tugas penting dalam mempersiapkan “pertarungan militer” dengan musuh.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (5/1/2024), seruan terbaru itu disampaikan Kim Jong Un saat mengunjungi pabrik pembuat peluncur transporter erector (TEL).
Laporan kantor berita Korean Central News Agency (KCNA) menyebut Kim Jong Un, dalam kunjungan itu, menyatakan bahwa produksi berbagai kendaraan untuk senjata taktis dan strategis merupakan tugas utama dalam memperkuat pencegahan perang nuklir di negara tersebut.
“(Kim Jong Un) Menekankan bahwa posisi dan peran pabrik sangatlah penting…mengingat situasi sulit yang mengharuskan negara untuk lebih siap dalam menghadapi pertarungan militer dengan musuh, dia mengindikasikan tugas yang harus dipenuhi oleh pabrik,” sebut KCNA dalam laporannya.
“(Kim Jong Un) Merinci rencana jangka pendek untuk produksi beragam jenis TEL, rencana produksi jangka panjang, dan tugas kapasitas produksi,” imbuh laporan KCNA tersebut.
Laporan KCNA itu dirilis beberapa jam setelah Gedung Putih Amerika Serikat (AS), pada Kamis (4/1), menuduh Korut memasok rudal balistik dan peluncurnya ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina. Disebutkan juga oleh Washington bahwa beberapa rudal telah ditembakkan oleh Moskow ke Ukraina.
AS selama berbulan-bulan menuduh Korut memasok peralatan militer ke Rusia, sebagai imbalan atas dukungan teknis Moskow dalam membantu Pyongyang meningkatkan kemampuan militernya. Korut telah membantah keras tuduhan tersebut.
Saksikan juga ‘Ju Ae, Putri Kim Jong Un yang Tengah Jadi Sorotan Mata-mata Korsel’:
Pekan lalu saat Partai Buruh Korea menggelar pertemuan penting, Kim Jong memerintahkan militer Korut, juga industri amunisi dan sektor senjata nuklir negaranya, untuk mempercepat persiapan perang. Saat itu, dia juga menyebut bahwa kebijakan AS menjadikan perang tidak bisa dihindari.
Dalam pertemuan itu, Kim Jong Un juga menekankan bahwa “situasi militer” di Semenanjung Korea telah menjadi “ekstrem” karena konfrontasi dengan AS yang “belum pernah terjadi sebelumnya”.
Tahun lalu, Pyongyang berhasil meluncurkan satelit mata-mata militer, mengabadikan statusnya sebagai negara nuklir dalam konstitusinya, dan melakukan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) tercanggih yang ada dalam pasokannya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini