Kilas Balik Penetapan Hari Internasional Keanekaragaman Hayati

22 May 2023, 22:50

TEMPO.CO, Jakarta –TEMPO.CO, Jakarta – Setiap tahun, 22 Mei diperingati sebagai Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati yang mempromosikan pemahaman dan kesadaran akan masalah keanekaragaman hayati. Peringatan ini mengingatkan pentingnya peran keanekaragaman hayati dalam mendukung makanan dan kesejahteraan makhluk hidup, sekaligus meningkatkan sistem pangan dan kesehatan manusia.Keanekaragaman hayati termasuk topik yang kompleks namun menarik tidak hanya bagi para ilmuwan melainkan pembuat kebijakan. United Nations Environment Programme (UNEP), menurut nationalgeographic, mengumpulkan Kelompok Kerja Ahli Keanekaragaman Hayati untuk mengeksplorasi kebutuhan yang bertujuan membentuk Konvensi keanekaragaman hayati.Sejarah Hari Internasional Keanekaragaman HayatiSetelah bertahun-tahun bekerja sesuai pedoman, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan Konvensi secara resmi mulai berlaku pada 29 Desember 1993. Saat ini kelompok ini dikenal sebagai Convention on Biological Diversity (CBD). Melansir dari cnbctv18, CBD merupakan perjanjian internasional yang bertujuan untuk melestarikan keanekaragaman hayati, mempromosikan penggunaannya yang berkelanjutan, dan memastikan pembagian manfaat yang adil dan merata yang berasal dari sumber daya genetik. Hal ini menguraikan prinsip-prinsip untuk melakukan konservasi dan pengelolaan ekosistem, spesies dan sumber daya genetik yang berkelanjutan. CBD telah disahkan oleh hampir semua negara seluruh dunia, yang menjadikannya sebagai salah satu perjanjian lingkungan yang paling dikenal luas. Melalui Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan, atau juga dikenal Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi, yang diadakan di Rio de Janeiro, Brasil pada 1992. Selama peristiwa bersejarah ini, para pemimpin dunia menyadari kebutuhan mendesak untuk mengatasi penurunan keanekaragaman hayati global. Iklan

Majelis Umum PBB secara resmi menyatakan 22 Mei sebagai Hari Internasional untuk Keanekaragaman Hayati. Berkat upaya ini, banyak wilayah sekarang dilestarikan sebagai bagian dari kawasan lindung dan pusat keanekaragaman hayati. Konvensi ini terus mengatasi ancaman terhadap keanekaragaman hayati dengan menghasilkan laporan ilmiah dan mengembangkan alat untuk membantu upaya konservasi.CBD juga menyediakan kerangka kerja dimana pemerintah dapat berpartisipasi menetapkan strategi mereka untuk menangkal hilangnya spesies. Konvensi ini berfungsi untuk mengatasi semua ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem, termasuk ancaman dari perubahan iklim melalui penilaian ilmiah, pengembangan alat, insentif, dan proses, transfer teknologi dan praktik yang baik, dan keterlibatan penuh sekaligus aktif dari pemangku kepentingan terkait termasuk masyarakat adat dan komunitas-komunitas masyarakat.Pilihan editor : 
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi