Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kilas Balik Kematian Maradona hingga Tim Medis Dituntut Atas Dugaan Kelalaian

Kilas Balik Kematian Maradona hingga Tim Medis Dituntut Atas Dugaan Kelalaian

Jakarta

Diego Armando Maradona tutup usia di umur 60 tahun pada 2020. Maradona meninggal dunia akibat henti jantung di rumahnya. Kabar tersebut sempat membuat publik sepak bola terkejut.

Pada November 2020, Maradona sempat dibawa ke rumah sakit karena masalah kesehatannya. Setelah menjalani pemeriksaan di klinik Olivos, Ipensa Sanatorium di La Plata, Argentina, pemilik gol ‘tangan tuhan’ itu harus menjalani operasi karena ditemukan hematoma subdural dari hasil CT scan.

Dikutip dari Cleveland Clinic hematoma subdural adalah jenis pendarahan di dekat otak yang dapat terjadi setelah cedera kepala. Penyebab gumpalan darah biasanya muncul akibat benturan atau pukulan keras di kepala.

Maradona tentu memiliki nama besar di dunia sepak bola dunia dan Argentina karena mampu mengantarkan Albiceleste merengkuh trofi Piala Dunia 1986 di Meksiko. Bahkan, sebagai bentuk penghormatan pada sang pemain, pemerintah setempat menetapkan tiga hari berkabung nasional.

Babak Baru Kematian Maradona

Ternyata, kematian Maradona masih belum selesai begitu saja. Beberapa pihak ‘mencium’ adanya keanehan sejak kepergian sang legenda.

Persidangan terkait kematian legenda sepak bola Argentina, Diego Armando Maradona telah dimulai di Buenos Aires. Tim medis dari mantan pelatih Lionel Messi cs tersebut terancam hukuman berat.

Dikutip dari BBC, setidaknya ada 7 tim medis yang dituntut oleh jaksa akibat sebuah kelalaian, hingga menyebabkan seseorang meninggal dunia. Jaksa menilai bahwa kematian Maradona sebenarnya bisa dihindari, jika tim medis bertindak secara cepat tanggap.

Para terdakwa dalam kasus tersebut adalah seorang ahli bedah saraf, seorang psikiater, seorang psikolog, seorang koordinator medis, seorang koordinator keperawatan, seorang dokter dan perawat malam.

Di persidangan, para terdakwa mengatakan bahwa Maradona menolak perawatan lebih lanjut dan seharusnya tinggal di rumah sakit lebih lama setelah operasinya. Atas kejadian ini, mereka bersiap menghadapi hukuman penjara hingga 25 tahun.

“Hari ini, Diego Armando Maradona, anak-anaknya, kerabatnya, orang-orang terdekatnya, dan rakyat Argentina, berhak mendapatkan keadilan,” kata jaksa Patricio Ferrari kepada pengadilan.

Para penyelidik mengkategorikan kasus kematian Maradona sebagai pembunuhan berencana, kejahatan yang mirip dengan pembunuhan tidak disengaja. Hal ini karena tim medis sebenarnya sadar akan kondisi Maradona yang kritis, tetapi tidak mengambil tindakan tepat untuk menyelamatkannya.

Persidangan ini diperkirakan akan berlangsung hingga Juli mendatang. Sekitar 100 saksi nantinya akan diperiksa untuk membantu hakim membuat keputusan terkait kasus ini.

(dpy/kna)

Merangkum Semua Peristiwa