Jakarta –
Pengemudi Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport kerap dipandang negatif oleh banyak masyarakat. Bagaimana tidak, sering kali kedua pengemudi mobil tersebut berperilaku arogan di jalan raya.
Perilaku yang tidak terpuji itu seringkali merugikan pengendara lain. Contohnya kasus pengemudi Mitsubishi Pajero Sport yang mengeluarkan pistol dan menunjukkannya ke pengendara mobil lain setelah melakukan aksi penyerempetan. Duh!
Mengutip catatan detikOto, pengemudi SUV bongsor itu melakukan aksi cowboy jalanan di sekitar flyover Kalibata, Jakarta Selatan. Kejadian itu bermula saat sopir Pajero Sport ingin mengambil jalur kanan, tetapi korban tidak memberikan ruang lantaran kondisi sedang macet dan jarak antar mobil sangat mepet.
Pajero Sport yang dikemudikan sopir arogan tersebut berkelir hitam dengan nomor polisi (nopol) B 1614 TJN. Kabarnya, dia merupakan pegawai Badan Intelijen Negara (BIN) dengan jabatan staf khusus.
Lewat video singkat yang diunggah di media sosial, pengemudi Pajero Sport itu sempat membuka kaca mobil, melontarkan kata-kata dengan nada tinggi, kemudian menunjukkan pistol. Sementara penumpang mobil lain yang menjadi korban berusaha menenangkannya sambil istighfar.
Lantas, apa yang menyebabkan pengendara Pajero Sport-Fortuner seringkali arogan di jalan raya? Berikut penjelasannya menurut pakar.
Ini Alasan Pengemudi Fortuner-Pajero Seringkali Arogan
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan pengemudi Fortuner-Pajero seringkali arogan di jalan raya. Dirangkum dari pemberitaan detikOto sebelumnya, berikut beberapa alasannya:
1. Desain Mobil
Pengamat otomotif senior dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Pasaribu, mengatakan jika desain mobil yang cenderung bongsor bisa mempengaruhi kepercayaan diri pengemudi. Menurutnya, mobil SUV ladder frame masuk kategori kendaraan alpha, sehingga membuat pengemudinya menjadi lebih berani dan merasa lebih kuat.
“Desain yang ekspansif cenderung membangun citra power yang semakin dominan dan ‘alpha’. Semua itu dihasilkan dari citra non-verbal melalui dimensi, visual, audio, dan merek yang merepresentasikan citra eksklusif. Menjadi berbeda dan menjadi di atas yang lainnya,” kata Yannes beberapa waktu lalu.
2. Menyalahgunakan Kendaraan
Pemilik mobil SUV besar sering menyalahgunakan kendaraannya untuk kepentingan sepihak. Hal itu yang membuat pengendara Fortuner-Pajero Sport seakan menjadi sosok pria yang lebih berkuasa di jalan raya.
“Jika pada awalnya desain yang ekspansif (dan eksklusif) dikonsumsi orang untuk memberikan penghargaan terhadap prestasinya, selanjutnya desain yang ekspansif tersebut cenderung akan mempengaruhi karakteristik psikologi pemakainya. Ia akan cenderung berperilaku seakan-akan semakin hebat, kuat, berdaya dan berkuasa atas yang lainnya,” jelas Yannes.
Hal senada juga disampaikan Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana. Menurutnya, untuk menjadi arogan di jalan raya, pengendara sering memanfaatkan kendaraan yang besar, tinggi, dan kuat.
“Bahkan warna dapat mempengaruhi juga. Sehingga pengemudi lain malas dekat-dekat mencari masalah, bukan ciut ya,” paparnya.
“Berbentuk tinggi akan terlihat mampu menjangkau semuanya sehingga merasa memiliki kelebihan daripada kendaraan lainnya. Berbentuk besar, pengemudi merasa lebih harus mendapat prioritas dari yang lainnya,” tambah Sony.
3. Tidak Ditindak dengan Serius
Aksi pengemudi Fortuner-Pajero Sport yang arogan sudah seringkali terjadi dan meresahkan pengendara lain. Bahkan, beberapa kasus sempat viral di media sosial.
Menurut Instruktur & Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, hal tersebut akan terus terulang lagi karena beberapa kasus tidak ditindak dengan tegas.
“Kasus-kasus seperti ini banyak mengakibatkan tindak anarkis atau fisik, perusakan namun berakhir dengan tidak berlanjutnya menjadi kasus hukum = Damai dengan pertimbangan restorative justice,” ungkap Jusri belum lama ini.
4. Menganggap Dirinya Punya Wewenang
Lebih lanjut, Jusri menjelaskan jika pengemudi Fortuner-Pajero Sport yang arogan bisa dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya karena mereka bekerja di instansi tertentu sehingga merasa punya wewenang tinggi daripada masyarakat umum. Belum lagi beberapa pengemudi yang membawa senjata api sehingga makin agresif dan berperilaku kasar.
5. Minim Empati dan Tidak Taat Aturan
Jusri juga mengatakan jika alasan pengendara Fortuner-Pajero Sport menjadi arogan karena kurangnya kesadaran tentang aturan hukum dan tata tertib berlalu lintas di jalan raya.
Lalu, penegakkan hukum juga dinilai kurang tegas oleh pihak berwajib. Alhasil, beberapa pengendara akan berpikir bahwa jika melakukan arogansi di jalan raya bukanlah suatu masalah besar karena bisa diselesaikan secara damai.
Akan tetapi, tidak semua pengemudi Fortuner atau Pajero Sport kerap bertingkah arogan di jalan raya. Sebab, masih ada banyak pengemudi yang menaati aturan lalu lintas dan bersikap baik kepada pengendara lain.
Jika suatu saat detikers bertemu pengendara arogan di jalan raya, sebaiknya tidak perlu ditanggapi. Ada baiknya untuk mengalah, karena mengalah, sopan, dan berbagi merupakan kunci keselamatan dalam berkendara.
(ilf/fds)